Rabu, 27 November 2013

POSTER PEMILU TANPA JERAWAT

Poster bebas jerawat dan jerawat nyasar

Pagi Sabtu (23/11/13) lalu, aku sarapan bersama Faridsyah (kami biasa memanggil Farid atau Payed) di Cafe Buk Nunung, Keudah, Banda Aceh. Buk Nunung bercerita bahwa ianya akan ikut dalam pemilu legislatif pada 2014 mendatang seraya memperlihatkan foto yang dipersiapkan untuk itu. Foto itu bagus dan Buk Nunung terkesan lebih muda dari usianya saat ini. Kami menduga dan berkomentar foto itu dikoreksi dengan teknologi computerized yang baik sehingga kandidat perempuan salah satu partai nasional ini membantah. Lantas aku dan Faridsyah bercerita tentang poster beberapa teman yang juga ikut kompetisi politik tahun depan. “Foto si Itu kok tidak berjerawat lagi,” kata Faridsyah sambil menjelaskan beberapa poster kawan-kawan sudah dilekatkan di pohon besar tepi jalan. “Ah, belum apa-apa mereka sudah tidak jujur dengan memperlihatkan wajah bukan seperti aslinya,” ungkap Farid lagi. “Iya ya, jerawat kawan kita itu kan selalu panen di wajahnya,” kataku memperkuat pernyataan Farid sambil mempertanyakan bagaimana mungkin jerawat ranum nanah di wajahnya berubah menjadi mulus seketika. “Tapi, jerawat itu kan dikikis dengan komputer dan pasti bergentanyangan di alam maya juga,” kataku lagi. Buk Nunung mendengarkan cerita itu dengan berdiam diri seraya mengusap-usap fotonya di dalam plastik transparan. “Jadi ?,” tanya Farid penasaran. “Apa yang jadilah. Jerawat-jerawat terkikis itu mencari wajah mulus di alam maya juga lah,” kataku sepintas. “Jadi ?,” tanya Farid lagi disambut gerak Buk Nunung yang ingin tahu juga. “Ya menempel di foto-foto kandidat lainlah, khususnya poster kandidat perempuan, karena asal jerawat ranum itu dari kandidat pria,” kataku disambut kecemasan Buk Nunung. “Tenang,” kata Farid, “kita minta tolong Si Amat, biar dia lukis aja”. “Tepat yed, karena lukisan bukan produk komputer sehingga jerawat gentayangan tidak bisa nyasar kan?,” jelasku seraya menenteramkan beberapa pengunjung lain di meja sebelah yang mulai mangut-mangut. “Kalau gitu cepatlah bawa Bang Amat kemari Sek, “ teriak Buk Nunung mengiringi gerakku bersama Farid menuju mobil. “Iyaa.....,” sahutku semakin menjauh.

PUISI TIBA DI PADANG

Siluet Razuardi Ibrahim, 2013


berharap sapa dari mingguan alpa
sesekali nyelinap bayang sungging siluet 
hiasi delik dua mata bola
yang bergelayut di awang-awang
hasrat gapai menggebu
andil urung kuat menghadang
tak rela tercabik pilu tak tersahuti

padang, 27 nopember 2013

Minggu, 24 November 2013

MENGUPAT PERTOLONGAN

Mengupat Pertolongan



Meminta pertolongan kepada pihak-pihak tertentu juga berpeluang mendatangkan permusuhan berkepanjangan. Apalagi pertolongan yang diharapkan bertujuan politis, seperti dukungan dalam pilkada, pemilu, pemilihan kepala desa, dan lain sebagainya. Tidak jarang kita saksikan pihak penolong mengupat orang yang dibantunya setelah keberhasilan diraih. Padahal dalam prosesi pertolongan, para pihak telah melakukan transaksi sebagaimana kegiatan lain yang butuh energi untuk menjalankan aktivitasnya. “Dulu sebelum jadi kepala desa setiap saat bapak itu datang ke tempat saya,” ungkap seorang penolong tatkala mengupat orang sukses yang ditolongnya.

INGKAR JASA

Ingkar Jasa

Di tahun 2013 masih saja banyak kalangan mengeluhkan tentang kondisi masyarakat yang ingkar atas berbagai bantuan. “Orang itu selalu datang memohon bantuan kepada saya dan selalu saya berikan,” kata seorang kerabat sambil menjelaskan bantuan yang dia berikan lebih kepada kebutuhan rumah tangga orang yang dibantunya. “Tetapi kali ini tatkala saya lagi apes dan tidak dapat memberi apa yang dipintanya, dia serta merta memaki dan menghujat saya,” sambung kerabat itu lagi. Artinya, beramal sekalipun belum tentu mendapat pujian manakala keberlanjutannya terhenti pada kondisi tertentu. Oleh karenanya, perlu dipahami bahwa pujian bukanlah suatu tujuan dalam berbuat kebajikan.


Rabu, 20 November 2013

NIKAH SIRI TERHUJAT LAGI


Pada Kamis, 24 Oktober 2013, sekira pukul 18.17 waktu Jakarta, aku baru lepas dari kemacetan dan tiba di penginapan Hotel Syariah, kawasan Blora. JAKTV menyiarkan program interaktif tentang diskusi Nikah Siri dengan narasumber Masruchah dari Komnas Perempuan dan Neng Zubaidah, pakar Hukum Perkawinan. Dalam bahasan itu jelas dapat disimpulkan bahwa prosesi nikah siri terhujat. Mereka mengungkap bahwa nikah siri tidak patut dilakukan para pejabat dan semestinya para pejabat mesti berprilaku baik. Artinya, nikah siri merupakan perlakuan yang tidak baik. Dan juga mengharapkan agar diberlakukannya PP No 10 dengan menitik beratkan izin atasan terhadap bawahan yang hendak menikah lagi. Menyaksikan bahasan yang memang sering kudengar, tentu dengan ego aku membantah dalam hati, “berlakukah aturan ini untuk kelompok agama tertentu ?”.

PUISI INGAT

Siluet Razuardi Ibrahim, 2013

termaklumi bungkam masa
simpan bahasa dua minggu
selepas kolaborasi ibukota
ingat beberapa waktu lalu
terseling ungkapan malam menyambut sama biru
yang hadir tanpa sepakat 
sesekali berbisik dalam tumpangan
menghentikan laju kereta hampiri jaja
penuhi atribut aksi
terlelap dalam lelah

kualasimpang 21 nopember 2013

MENGUSUNG PROGRAM PEMUDA TAMIANG

Razuardi Ibrahim bersama Ketua dan pengurus
DPD I KNPI Aceh, 19-11-13

Malam ini, Rabu (20/11/13), aku didatangi Ketua KNPI Aceh Tamiang, Andis Prawira bersama ketua terpilih dalam Musda III, Alex, sore tadi. Banyak hal kami perbincangkan bersama untuk peningkatan kualitas kader organisasi pemuda masa depan. Di akhir pertemuan, kami sepakat untuk melakukan beberapa hal antara lain, pembekalan kader OKP Aceh Tamiang, apel pemuda, pelatihan kewirausahaan pemuda, dan beberapa yang lain. Aku meminta kepada Alex agar dalam pembekalan atau kegiatan apapun namanya, kita mesti mampu membangun visi bersama yang kita namakan visi pemuda tamiang. “Tujuan membangun visi tersebut, tidak lain untuk mensinerjiskan potensi pemuda Tamiang dengan program pemerintah,” kataku. Mereka setuju dan berharap agar dapat dibahas konsep ini dalam waktu yang tidak terlalu lama.

DISCO DI BANDA ACEH

Siluet Razuardi Ibrahim, 2013

Menurut Rachmat, tarian disco merambah Kota banda Aceh pada tahun 1977. Tarian asal negeri barat itu dipelopori Radio Kontiki yang berlokasi di Lampaseh, Banda Aceh. T Yuski, pemilik pemancar amatir kala itu mengadakan acara yang memang baru untuk ukuran Kota Banda Aceh, di Hotel Ika Daroy, jalan Mata Ie, Banda Aceh. Rachmat mengetahui hal itu karena peralatan sound system dipinjam dari Fakultas Teknik, di samping Rachmat juga merupakan warga Lampaseh. Sejak itu para kawula muda Banda Aceh mengandrungi tarian baru tersebut yang terindikasi pada setiap acara ulang tahun muda-mudi tertentu dinilai kurang seronok jika diadakan tanpa disco.  

MUSDA DUA KNPI

Razuardi Ibrahim membuka Musda KNPI Aceh Tamiang

Aku hadir mewakili Bupati Aceh Tamiang tadi malam (19/11/13) untuk membuka Musyawarah Daerah II KNPI. Menyahuti pidato Ketua DPD I KNPI Aceh, Jamaluddin, ST, tentang Tamiang yang kaya akan potensi alam, aku juga turut berpesan agar pengurus KNPI yang akan terpilih dalam Musda nantinya dapat membangun kerjasama yang sinerjis dengan pemerintah daerah. 

Selasa, 19 November 2013

HAJJAH WAN ROSNIAH

Hj wan Rosniah, Agustus`2013

Penerima penghargaan Anugerah Budaya Tajul Alam, pada Pekan Kebudayaan Aceh Ke-6 ini bernama Hajjah Wan Rosniah. Karyanya berupa lagu yang berjudul Kuntum Mende bersyair Melayu diperkuat dengan hentakan zapin cukup memukau para budayawan dan seniman Aceh di bulan September 2013 lalu. Lagu ini digubahnya beberapa tahun silam, tatkala ibu berusia mendekati 80 tahun ini masih aktif mengajar di Sekolah Menengah Kabupatan Aceh Timur sebelum pemekaran. Sebagai warga Tamiang, Wan Rosniah hingga hari masih memberi kontribusi terhadap perkembangan seni budaya di Bumi Muda Sedia ini. Aku, Wan Rosniah bersama dua rekannya bertemu dengan Bupati Aceh Tamiang, Hamdan Sati, di Pendopo Tamiang untuk mendengarkan lagu Kumtum Mende dinyanyikan. Meskipun rada renta, suara ibu ini masih cukup baik. 

Pertemuan di Pendopo, Agustus 2013

SEBAB KEGAGALAN

"Kegagalan hari ini karena kita tidak berani menggagas"

(Rachmat, 20-11-13)

PRILAKU SISTEM

Ada dua hal yang berlaku dalam sistem tatkala menghadapi persoalan pada saat ini. Tentu sistem yang dimaksud lebih kepada tindakan orang-orang di berbagai lini, pada umumnya. Sebagian kalangan beranggapan bahwa perlakuan sistem terhadap persoalan merupakan pembiaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.


Pertama, menyerahkan penyelesaian persoalan kepada waktu dengan harapan agar waktulah yang menuntaskannya. Kedua, menyalahkan kondisi bahkan bencana alam untuk kasus-kasus tertentu sehingga pertangungjawaban secara tidak langsung diarahkan kepada pembuat bencana itu. Aku berharap kondisi bisa cepat berubah agar masing-masing individu mau dan mampu menghadapi berbagai persoalan.

Minggu, 17 November 2013

TRANSPARANSI ANGGARAN

Poster APBK Bireuen 2012

Masih tengiang riuh rendah lobi Kantor Bupati Bireuen awal tahun 2012 lalu, tatkala ramai orang-orang berkerumun membaca anggaran belanja pembangunan di sebuah poster. Aku berbesar hati, karena beberapa bule yang datang seakan tidak percaya bahwa aparatur kita juga mampu berlaku transparan. 

HIBURAN RAKYAT TAMIANG

pertunjukan musik Tamiang
16 Nopember 2013
Malam Minggu (16/11/13), lapangan belakang Kantor Bupati Tamiang ramai dikunjungi masyarakat. Sehari sebelumnya Raja, seorang anak muda mendatangiku, menanyakan izin pemakaian tempat yang belum keluar. Anak muda kratif itu menceritakan rencananya ke masa-masa yang akan datang tentang jadwal rutin hiburan rakyat di Tamiang. Aku meresponnya positif dan memintanya membuat proposal untuk dibicarakan kepada para pihak terkait di tingkat kabupaten. 
Penonton membludak
16 Nopember 2013
Malam hiburan dan promosi yang diselenggarakan Raja bersama beberapa anak muda Tamiang lainnya malam tadi cukup meriah. Beberapa penonton kutanyai yang tidak mengenalku menjawab, "kita masyarakat kecil yang tidak bisa membayar hiburan ke Langsa, cukup senang kalau sering-sering ada acara kek gini bang," katanya penuh harap sambil menanyakan, "apa abang ada kenal dengan orang-orang Pemda ?," sambungnya. "Mengapa," tanyaku singkat. Pria yang menggendong anaknya itu mengharapkan aku mengusulkan ke pejabat kabupaten. "O, nanti saya usahakan cari tau lah," kataku sambil permisi pulang karena rintik hujan mulai membumi.

KUNJUNGAN KETUA DPRK

kunjungan Ketua DPRK ke ruang kerjaku, 15 Nopember 2013

Pagi Jum'at (15/11/13), tanpa pemberitahuan Ketua DPRK Aceh Tamiang, Rusman, datang mengunjungiku ke ruang kerja. Memang dari sekian banyak kerabat legislatif, hanya Pak Rusman yang belum pernah datang ke ruang kerjaku. Hari itu ianya berkomentar tentang kondisi ruang kerja itu, "saya cuma dengar-dengar saja, ruang kerja Sekda kayak ruang rapat," katanya singkat. Aku menjelaskan bahwa style ini untuk mempercepat pelayanan saja, karena setiap pegawai atau pejabat yang datang dapat terespon sesegera mungkin.

BERSYUKUR


Razuardi Ibrahim, Anyer 3 Nopember 2013

Aku bersyukur kepada Allah atas satu anugerah yang diberikan kepadaku dalam cermatan ke-khususan. Hingga hari ini anugerah itu cukup membantu di banyak persoalan yang kuhadapi. Anugerah khusus itu berupa naluri yang menggiring sikap, tidak pernah kagum terhadap kelebihan materi pihak lain. Aku pernah menanyakan hal ini kepada Rachmat, kerabatku yang telah banyak berkunjung dan memiliki teman di dunia glamour. Rachmat pun memiliki anugerah sama seperti ku. "Dampaknya, kita tidak pernah diperjual belikan orang, " kata Rachmat sambil menjelaskan beberapa sosok seniman besar yang bisa hidup bersahaja  penuh pengakuan bersama. 

KETERGANTUNGAN SISTEM


Razuardi Ibrahim, 17 Nopember 2013

Suatu hal yang perlu dicermati bersama dalam mengarungi kehidupan di tengah masyarakat moderen sekarang ini, yakni lingkage (mudahnya sebut saja keterkaitan). Masyarakat moderen yang dimaksudkan di sini terbatas dalam pengertian keberadaan komunitas yang dipengaruhi sistem manajemen lingkungan. Di sanalah ketergantungan antar individu bahkan kelompok itu terselenggara. Adapun ketergantungan positif yang mesti terjadi, merupakan hubungan bargainning antar elemen yang saling menguntungkan. Oleh karenanya, setiap individu harus mampu memposisikan dirinya sebagai elemen sistem agar diperhitungkan dalam perjalanan bargainning yang setiap saat terjadi melalui kecakapan atau kata orang-orang moderen, kompetensi. Akhirnya patut diduga dan dipertanyakan, "bagaimanakah kehidupan individu tertentu yang hanya bergantung kepada desain pihak lain ?".  

Sabtu, 16 November 2013

PERTEMUAN RIAU

rapat di sekretariat 15-11-13


Hingga beberapa hari kemarin 12 Nopember 2013, ketika aku mengikuti forum tindak lanjut temuan pembangunan yang dihadiri seluruh sekretaris daerah kabupaten-kota dari lima propivisi di Sumatera, aku menyimpulkan bahwa kecemasan masih menyelimuti para pejabat. Aku pikir kecemasan ini alamiah adanya karena informasi temuan penyalahgunaan uang negara yang relatif besar tersebut mesti diselesaikan. Tatkala coffee break aku menyaksikan, para pejabat saling menginformasikan kondisil keuangan daerahnya masing-masing. Pertemuan Riau yang dibuka petinggi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut sudah semestinya menjadi acuan dalam penyelesaian tindak lanjut.

Pada Jum’at (15/11/13), aku mengadakan pertemuan kecil bersama berberapa pejabat terkait di Tamiang untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian. Leading sector dalam tindak lanjut penyelesaian masalah ini yakni Inspektur Kabupaten dan dibantu oleh Kepala DPKKA.


TUMBAK LADA

Tumbak Lada
 
tumbak lada, milik Ampon, 17-11-13

Tidak berbeda dengan keberadaan etnis Melayu lainnya, masyarakat Tamiang juga memiliki senjata tajam yang dinamakan tumbak lada. Pada Minggu, 17 Nopember 2013, aku dikirimi benda itu untuk pengayaan pengetahuanku tentang karya nenek moyang masa lalu. Tentu aku mengagumi karya seni itu mengingat keterbatasan banyak hal di masa itu. Panjang senjata tajam ini 34 cm, bahagian tajam (mata pisau) 22 cm, pengikat 2 cm, dan gagang 10 cm. Sarungnya berukuran panjang 27 cm. Menurut yang empunya, Ampon, benda bersejarah ini dibuat sekira tahun 1800-an. Pada mata pisau berbahan besi yang sudah berkarat itu, terdapat tulisan Arab, seperti ayat Alquran. Gagang tumbak lada yang berbentuk bulat dan berukir serta sarung, sepertinya terbuat dari bahan tanduk. 

PUISI BANGUN BANGSA

Razuardi Ibrahim bersama pejabat penerima tamu
17 Agustus 2013

dialog bangun bangsa malam tadi membumbung
ada emosi bertahan niat di sana
tak pun luput sosok pasrah membantah
sekilas cerita padi-padi mulai tumbuh meluas
kilas perjalanan sore di pematang sawah tamiang
sejumput asa dalam binaran bola mata anak-anak muda
harapan masih ada

kualasimpang, 17 nopember 2013

PERTEMUAN DUA ELEMEN

Razuardi Ibrahim dalam pertemuan dua elemen, 15 Nopember

Jum'at 15 Nopember 2013, suasana terasa cukup menyenangkan bagiku. Betapa tidak, di hari itu aku dapat melakukan diskusi penting dari dua elemen berbeda, yakni kelompok geologist dan lembaga swadaya masyarakat. Heri, keterwakilan geologist banyak memberikan wawasan terhadap konservasi lingkungan dampak eksploitasi mineral, sementara Soraya K memberikan wawasan tentang pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi eksploitasi. Pertemuan informal itu cukup santai meskipun bahasan yang dilakukan lebih beresensi akademis.

HINDARI MARAH

Hindari Kemarahan
 
ruang kerja Razuardi Ibrahim
2013
Selayaknya, dalam menyelesaikan masalah perlu dihindari munculnya kemarahan. Jika ekspresi dari sifat ini muncul, psikis para pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah akan tergiring ke dalam situasi pelik. Tidak jarang dari masing-masing individu mempertahankan diri dengan memunculkan sikap, antara lain gengsi, dendam, pembenaran diri (tendensius), upaya membangun opini publik, dan lain sebagainya produk kemarahan itu. Tatkala para penyelesai masalah terjebak dalam situasi ini, persoalan semakin sulit untuk diselesaikan.


ARTI PELAYANAN

Arti Pelayanan

Melayani Kerabat, 2013


Dalam menyusun kegiatan, satuan kerja perangkat daerah (SKPK)tidak jarang menulis judul “pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas Fulan”. Tidak pula ketinggalan dicantumkan besaran kegiatan. Tentu terdapat hubungan antara kegiatan pelayanan dengan besaran anggaran yang dicantumkan tersebut. Sesungguhnya, kegiatan pelayanan yang diusul itu belum dapat diukur dengan besaran tertentu. Perlu pemahaman tentang maksud pelayanan yang terukur dalam aspek pembelanjaan daerah. Pelayanan yang dimaksudkan dapat diartikan dan ditulis sesuai tujuan dari pelayanan masing-masing SKPK, seperti pendaftaran, pengaturan, pemeriksaan, penerimaan, pembagian, dan lain sebagainya. Terkait judul kegiatan di atas, dapatlah dituliskan “pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas Fulan”. Dengan demikian dapat diukur jumlah masyarakat yang dilayani dalam konteks pemeriksaan kesehatan. Begitupula terhadap maksud pelayanan di satuan kerja lainnya.  

PUISI TIADA JAWAB

Razuardi Ibrahim, Oktober 2013

puisi tiada jawab

tiada jawab seberang
setelah kabar duka dikirim
andil musabab suasana hati
yang sungkan berbalas

tiada jawab seberang
hingga beberapa hari
lemahkan belulang kala berkala
lemahkan pejam tiba

kualasimpang, 15 nopember 2013

RUMAH KRUENG MANE

Rumah Krueng Mane, Aceh Utara, 2012

Rumah Tua Tersia

Rumah tanpa cat itu cukup tua dan terkesan rusak dimakan masa, tanpa perawatan. Lokasi rumah itu di pengkolan jalan nasional Banda Aceh-Medan, Krueng Mane, Aceh Utara. Di dinding luar bahagian rumah itu terdapat tulisan nama pemilik rumah, TM LUTHFI. Aku cermati banyak rumah serupa produk zaman kolonial Belanda yang berlokasi di Banda Aceh masa sebelum bencana tsunami. Bahagian depan rumah, ruang tamu, dibentuk setengah lingkaran. Aku meyakini pemilik rumah ini merupakan orang penting di masa sebelum kemerdekaan. Arsitekturnyapun masih sedap dipandang meskipun kumuh, kumal, kusam dan kesan negatif erat melekat tatkala dilihat dalam jarak dekat. Aku menyimpulkan rumah heritage ini indah karena proporsional dan langka di masa sekarang.


JIKA BEREKONOMI

Jika Berekonomi

Produksi topi enau, Jangka Bireuen 2009
Kata para ekonom, aspek ekonomi dibangun atas dasar berbagai asumsi. Aku mendengar cerita ini tatkala mengikuti topik bahasan tentang ekonomi  pada pendidikan penjenjangan Diklatpim III di Bukittinggi, tahun 2000, yang disampaikan Pak Elfindri, seorang pengajar dari Universitas Andalas Padang. Untuk mudah pemahaman awam, aku membuat beberapa contoh dalam kertas kerja di sana. “Pabrik kepala sawit ini dibangun jika masyarakat mendukung,” kataku mencontohkan. Kemudian, “pabrik kelapa sawit ini dibangun jika keamanan terjamin atau jika lainnya,” ungkapku lagi. Waktu itu aku menterjemahkan asumsi yang terwakili dengan bahasa jika merupakan keharusan dalam aspek ekonomi. Pada tahun 2006, tatkala gencar-gencarnya pembangunan pasca tsunami di Bireuen, kata jika dalam setiap bahasan sering muncul dan mengakhiri cerita. Pasalnya, beberapa pemodal atau yayasan yang berencana membangun unit pengolahan atau investasi ekonomi lainnya, mengurungkan niatnya manakala didapatinya informasi ketidak-amanan. Jika aman, baru kita mulai bangun.....,” kata seorang pemodal ketika berkunjung ke Batee Glungku, Bireuen. Di tahun 2013, aku semakin meyakini pembangunan ekonomi akan terealisasi jika kita mampu mengungkap  jika.


Rabu, 13 November 2013

ORANG YANG TAK BOLEH DILAWAN

Anyer 02-11-13

Sekira bulan Juni 2013, Abah Samsul, Kepala Bagian Umum Setdakab Aceh Tamiang, pernah bercerita kepadaku tentang hal yang tidak pernah aku dengar sebelumnya, dalam acara duduk santai di Pendopo Bupati Aceh Tamiang. Waktu itu Abah samsul masih berdinas di Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD). Katanya, ada tiga golongan orang yang tidak boleh dilawan, yang pertama kedua orang tua. Ke-dua, orang kaya dan yang  ke-tiga adalah orang gila. Berbulan aku cermati pernyataan Abah Samsul untuk kujadikan konstrain bahkan variabel yang mesti dipertimbangkan tatkala berhadapan dengan persoalan terkait hal itu.

BEBAN SARJANA

Razuardi Ibrahim dan Mirza Ibrahim, Dekan FT
Anyer  02 Nopember 2013

Pada umumnya beban psikis seorang pria, sarjana baru adalah menjawab pertanyaan berbagai pihak tentang tempat ianya bekerja. Keadaan ini lebih diperberat oleh tradisi pernikahan, yang hanya layak dilaksanakan setelah memperoleh pekerjaan tetap. 

PUISI RIAU




suara malam


senandung suara malam

antarkan suasana
tiada berisik hari-hari
menyeringai sekelebat



riau, 12-11-13

Senin, 11 November 2013

PENYIASATAN ANGGARAN

Penyiasatan Anggaran

Secara aturan, anggaran pendapatan dan belanja daerah diakui sebagai uang rakyat yang dikelola oleh pemerintah sesuai kewenangannya. Pengelolaan dimaksud meliputi tugas-tugas penerimaan dan pengaturan pembelanjaan yang lazimnya disusun berimbang antara pemasukan dengan pengeluaran. Meskipun demikian, umumnya kondisi anggaran belanja kabupaten rentan defisit. Di samping jumlah uang yang terbatas bahkan relatif kecil untuk ukuran suatu kabupaten tertentu dengan wilayah yang luas. Keadaan diperberat lagi ketika anggaran pembelanjaan yang ada diarahkan untuk menyahuti keinginan pihak tertentu, bukan kebutuhan. Logisnya, ragam keinginan inilah yang memperburuk kinerja anggaran daerah melalui peluang penyiasatan para pembahas anggaran. Selama aku turut dalam membahas anggaran di beberapa kabupaten, perlu kiranya diwaspadai kondisi rentan yang dapat memperburuk kinerja anggaran tersebut seperti kebobolan kas, keliru pembelanjaan dan lain sebagainya. Sekurang-kurangnya terdapat dua kondisi yang perlu diwaspadai yakni,
aktivitas ekonomi rakyat
Pertama, sengaja atau tidak, keliru dalam menjumlahkan besaran anggaran kegitan (proyek) sehingga tidak sesuai dengan angka sesungguhnya dalam satu program. Sebagaimana lazimnya, besaran alokasi anggaran program menjadi angka yang dijumlahkan ke dalam kebutuhan anggaran belanja daerah. Katakan saja jika jumlah beberapa kegiatan dalam satu program sebesar Rp 500,-, namun penulisan dalam jumlah total sebesar Rp 100,- maka kebobolan yang terjadi adalah sebesar Rp 400,-. Kekeliruan yang berdampak terhadap kebobolan kas ini dikarenakan pembayaran yang dilakukan berdasarkan usulan tagihan amprahan kegiatan bukan program.


Kedua, memperbesar target pendapatan asli daerah padahal angka yang pasti dapat diasumsi dari trend setiap tahunnya. Upaya memperbesar anggaran ini biasanya lebih bertujuan untuk memperlihatkan kesan kinerja daerah yang baik. Akan tetapi, perlakuan ini berdampak buruk manakala besaran mark-up pendapatan asli daerah (PAD) itu tidak terealisasi, sementara pembelanjaan sudah dilakukan dengan pihak ketiga. Tatkala akhir tahun, terkuaklah anggaran tidak cukup bahkan terhutang dengan pihak ketiga. Dengan demikian, keuangan daerah kebobolan di dalam tahun itu. 

SEKILAS HAMBATAN REFORMASI BIROKRASI

Hambatan Reformasi Birokrasi

Pada, Kamis, September 2013, beberapa pejabat kabupaten-kota diundang Lembaga Administrasi Negara (LAN) Perwakilan Aceh, untuk turut sharing dalam suatu seminar. Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada yang sudah ada. Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang termasuk didalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian perubahan ke arah kemajuan. Dalam pengertian ini perubahan masyarakat diarahkan pada development (Susanto, 180). Karl Mannheim sebagaimana disitir oleh Susanto menjelaskan bahwa perubahan masyarakat adalah berkaitan dengan norma-normanya. Development adalah perkembangan yang tertuju pada kemajuan keadaan dan hidup anggota masyarakat, dimana kemajuan kehidupan ini akhirnya juga dinikmati oleh masyarakat.
Hari-hari di rumah
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur”
Sangat menarik membicarakan tentang birokrasi, karena dalam realita kehidupan birokrasi terkesan negatif dan menyulitkan dalam melayani masyarakat, padahal para pegawai birokrasi itu dibayar dari duit masyarakat. Dan terkadang wewenang yang diberikan kepada pegawai dari birokrasi disalahgunakan. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya reformasi birokrasi.
Namun demikian, keberadaan birokrasi saat Ini banyak mendapat kritikan dari berbagai kalangan. Kesemua kritikan tersebut merupakan kesimpulan publik terhadap kondisi birokrasi yang pada gilirannya akan menghambat jalannya birokrasi itu sendiri di samping pupusnya kepercayaan publik terhadap keberadaan birokrasi.

1.      Biaya operasional yang telalu tinggi;
2.      Pelayanan publik yang rendah;
3.      Tidak mendorong peningkatan pendapatan daerah.

Beberapa hambatan lain dan dikeluhkan aparatur yang menjalankan sistem birokrasi dirasakan turut memperberat tujuan reformasi birokrasi. Setidak-tidaknya terdapat tujuh alasan yang memperberat jalannya reformasi birokrasi, antara lain :

1.      Intervensi jabatan politis terhadap jabatan struktural;
2.      Proteksi antar kabupaten/kota terhadap penyebaran aparatur;
3.      Ukuran kompetensi pejabat struktural yang tidak jelas;
4.      Terbukanya peluang persaingan antar aparatur tanpa kriteria;
5.      Tidak tersedianya peta distribusi aparatur yang didasari kebutuhan;
6.      Keraguan aparatur dalam bersikap;
7.      Kesenjangan kesejahteraan antar kabupaten.


Dari ke-tujuh hambatan di atas, hal yang cukup meresahkan sistem aparatur adalah intervensi kebijakan politis terhadap keberadaan struktural. Oleh karenanya,  solusi utama yang seharusnya dilakukan adalah memisahkan intervensi jabatan politis terhadap sistem aparatur. Artinya, perlu dipersiapkan suatu aturan yang beresensi melindungi kompetensi aparatur sehingga upaya melakukan reformasi birokrasi dapat terealisir sesuai tujuan.

KLIK APARATUR

Klik Aparatur Dalam Birokrasi

Dari Kiri, Wakil Walikota Langsa, Sekda Atim, Sekda Atam dan Sekda Kota Langsa


Hingga jelang akhir 2013, aku sering mendengar tentang pembentukan klik dalam sistem birokrasi  masih saja terbuka lebar sebagai warisan masa sebelumnya. Klik atau apapun namanya yang dipahami sebagai pengelompokan pejabat-pejabat tertentu yang sepaham tentang kebersamaan sesamanya, dirasakan cukup menghambat perkembangan birokrasi. Kelompok serupa ini sengaja dibentuk oleh aparatur tertentu dengan tujuan penyelamatan diri dan kelompoknya dari berbagai ancaman. Biasanya, pembentukan kelompok ini didasari atas emosinal disiplin ilmu, asal lembaga pendidikan, asal daerah (kampung), tali persaudaraan, dan lain sebagainya. Jarang terdengar kelompok ini terbangun atas dasar emosional keberpihakan sekelompok aparatur idealis yang kuat membela kepentingan rakyat atau kelompok aparatur yang pro berantas korupsi. Diakui maupun tidak, sikap ini perlu dibenahi dengan sistem aturan yang aplikatif dan transparan sehingga tidak menjadi hambatan dalam upaya melakukan reformasi birokrasi.

Minggu, 10 November 2013

HIKMAH PERJALANAN

Hikmah Perjalanan

Razuardi Ibrahim bersama dua adik kelas SMA Negeri 3 Banda Aceh memimpin Kongres Perdana
25-26 Agustus 2012


Popularitas yang diperoleh lewat jabatan akan menerpa diri tatkala masa tidak lagi membantu. Hampir tak terbantahkan, masa purnabhakti aparatur sipil memunculkan kecemasan tertentu. Euforia penghargaan publik masa lalu tetap terharapkan, serasa jabatan penting masih tersandang dan ragam perintah masih dituruti banyak orang. Terapi untuk menyambut masa itu mestinya sudah terbangun dan terkemas sejak dini dalam bentuk penghargaan sesama. Prilaku terhadap sesama ini akan tertitip dalam benak publik sebagai pesan moral berkepanjangan. Akan lebih baik lagi, jika aparatur tertentu memiliki keterampilan lain yang juga dapat membangun popularitasnya secara berkelanjutan.

REGENERASI APARATUR

Regenerasi Aparatur
 
Upacara Sumpah Pemuda
Aceh Tamiang, 28 Oktober 2013

Suatu pesan dalam bincangan seminar Reformasi Birokrasi yang diselenggarakan LAN Provinsi Aceh, 31 Oktober 2013, di Banda Aceh, banyak hal yang perlu dimaknai. Bagi aparatur senior, sudah saatnya membangun pemikiran untuk menyiapkan sosok-sosok aparatur muda yang akan melanjutkan estafet birokrasi. Langkah ini merupakan tuntutan dari sistem birokrasi dengan berbagai konsekwensinya. Penyiapan kader dengan standar kompetensi dan keluhuran moral hampir dapat dipastikan menghasilkan perjalanan nyaman birokrasi berkelanjutan. Dalam kenyataannya, keadaan ini sulit terbangun andil kegalauan para senior. Kekhawatiran terhadap masa purnabhakti (pensiun) yang mengharuskan pembangunan klik sejak awal, tidak menjamin apresiasi penghormatan berkelanjutan. 

DESAIN PENDOPO TAMIANG

Desain Pendopo Tamiang, karya Rachmatsyah 2013 
Pendopo tempat kediaman Bupati Aceh Tamiang mulai dikerjakan beberapa bulan terakhir. Tempat ini merupakan simbol pemerintahan daerah sekaligus wujud perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah yang otonom. Pembangunan simbol daerah ini semakin penting mengingat dalam usia yang ke sebelas, kabupaten tapal batas yang juga berfungsi sebagai gerbang timur Aceh belum memiliki bangunan sebagai lambang dan kebanggaan daerah. Sesuai dengan arahan Bupati Hamdan Sati beserta beberapa staf pemerhati arsitektur daerah, pendopo yang dibangun tidak merusak arsitektur aslinya, produk masa kolonial Belanda. Desain untuk bangunan ini dikerjakan oleh Rachmatsyah Nusfi, sementara aku dan Bupati Hamdan berperan sebagai sparring partner.

HIBURAN MUSIBAH

Hiburan Musibah
 
gendang raja sembilan di arena PKA
Suatu malam, 8 Nopember 2013, terlihat orang berkerumun ramai di lintasan jalan nasional Banda Aceh-Medan, di sebuah desa. Mereka dengan berbagai ekspresi dan aktivitas mengelilingi sebuah bus penumpang penabrak satu rumah hingga kendaraan itu terperosok ke lumpur di halaman rumah tepas yang nahas itu. Beberapa polisi sibuk mengatur lalu lintas agar tidak macet, juga masyarakat yang berdatangan dari berbagai penjuru. Apalagi waktu itu sekira pukul 20.00 WIB lewat beberapa menit, saatnya orang-orang pulang dari mesjid yang berdekatan dengan lokasi. Tidak lama kemudian muncul beberapa gerobak pedagang dengan penerangan lampu minyak tanah singgah di tempat itu seraya membentangkan tenda plastik warna warni. Tidak pula ketinggalan para pedagang tanpa gerobak yang membentangkan tikar di berem jalan, tempat menumpuk barang dagangannya. Orang yang tegak-tegak di tempat itu mulai mendatangi pedagang dadakan, yang juga mulai bertambah jumlahnya. Usai membeli kacang rebus, jeruk manis atau makanan ringan lainnya, orang-orang kembali ke tempat tontonan, bus terperosok yang menabrak rumah. Dari ekspresi wajah mereka terkesan mereka relatif terhibur dengan peristiwa itu.


Kamis, 07 November 2013

KARAKTER ALUMNI KAFT

Karakter Alumni

Di Kantor, September 2013

Ketika di Anyer, 2-3 Nopember 2013, aku juga berbincang dengan beberapa rekan yang hadir dari beberapa penjuru Pulau Jawa dan Sumatera. Tentu bahasan pertama seputar di mana tinggal dan bekerja selama ini. Dari beberapa info puluhan rekan lintas angkatan dan jurusan, aku dapati karakter beragam dari mereka, antara lain :

  • Petarung, yakni yang biasa menantang penyelesaian masalah dalam bidang keahlian dan kompetensinya;
  • Pengabdi;
  • Petualang, yakni sosok yang selalu berpindah-pindah untuk bekerja, mencari kepuasan; 
  • Pelobi, yakni yang selalu melakukan lobi terhadap berbagai hal meski tanpa aktivitas yang tetap;
  • Penerima Keadaan, yakni sosok pasrah kepada nasib. 

Rabu, 06 November 2013

PUISI ANYER

Razuardi Ibrahim, dalam nyanyian Anyer, 2 Nopember 2013

anyer
2-3 Nopember 2013

lama alpaku dari wajah-wajah itu
yang bahana saat sua malam itu
pejantan tangguh kerap canda di bangku ajar
sungguh mereka santun terima
aku langkahi laut

pantai anyer cerita dalam cahaya
terangi raut para perindu
akan kisah usil masa lalu
yang tiada tara bernilai
derap satu masih terasa di nadi
teriak bersama, aku dalam rangkulmu

LAMPIAS KEMARAHAN

Lampias Kemarahan

Aku mendengar cara orang-orang mengungkap kemarahan terhadap yang lain relatif berbeda. Setidak-tidak terdapat tiga cara orang melampiaskan kemarahannya yang aku cermati dalam puluhan tahun, yakni sejak aku mulai bekerja sebagai pegawai negeri sipil, 1990.
 
raqai, 4 Nopember 2013

Pertama, yakni dengan memperlihatkan emosi bahkan berupaya menghadirkan kekuatan fisik untuk penyelesaian kemarahan itu. Ekpresi serupa ini mudah diselesaikan karena persoalan mudah dipahami dan mudah dicarikan solusi. Kedua, yakni dengan berpura-pura santun namun berupaya keras agar orang yang tidak disenanginya itu bermasalah akibat tebaran isu pembusukan. Ekspresi kedua ini relatif sulit karena musabab kemarahan tidak terungkap jelas. Ketiga, yakni dengan ekspresi penghindaran, tidak ingin untuk bertemu atau dipertemukan dengan kata lain memutuskan tali silaturahmi. Ekspresi ketiga ini sebenarnya tidak  berpengaruh kepada kedua pihak, asal dari keduanya tidak memunculkan masalah baru. Lantas, aku merenung sejenak memperhatikan seorang kerabat, Raqai, adik kelasku di Fakultas Teknik Unsyiah. Aku menyaksikan ekspresinya ketika dimarahi seniorku Rachmatsyah Nusfi pada, 4 Nopember lalu. Dia diam saja, tanpa komentar perlawanan. Raqai seorang pelukis yang juga pecinta alam, sama profesi dengan Rachmat. Aku memaknai, bahwa ada karakter marah tertentu yang tidak menimbulkan marah balasan yang aku simpulkan karena sama profesi dan tingkat senioritas.