Rabu, 29 Mei 2013

PANGDAM IM DI KORAMIL KEJURUAN MUDA


Pangdam dan Razuardi Ibrahim Salam Komando
di Makoramil Kejuruan Muda Tamiang, 29 Mei 2013

Keberangkatan hari ini, Selasa, 28 Mei 2013 menuju Tamiang kusempatkan mampir di Lhokseumawe, minum kopi. Tetapi ada keperluan lain aku di kota itu, yakni menemui Danrem 011/LW yang dikabarkan Muzakir akan singgah di sebuah Cafe untuk rehat. Aku berbincang dengan beberapa kawan sambil menanti datangnya Danrem. Tidak lama dari waktu itu, sosok yang kutunggu datang bersama beberapa pengawal. Kami bercerita ringan, sambil kutanyakan tentang jadwal peletakan batu pertama Pembangunan Makodim Aceh Tamiang yang sedianya akan dilakukan pada Kamis, 30 Mei 2013. "Tunggu bupati berada di tempat," kata Pak Danrem. Sekira pukul 11.00 WIB aku dan Hendra melanjutkan perjalanan ke Tamiang. 
Bersama Pangdam di Koramil Kerjuruan Muda Tamiang
29 Mei 2013
Keesokan harinya, aku berkantor seperti biasa. Namun sekira pukul 10.00 WIB Kasdim meneleponku, mengabarkan bahwa Panglima Kodam (Pangdam) IM akan melintas dan singgah di lokasi peletakan batu pertama untuk melihat persiapan yang telah dilakukan. Diperkirakan Pangdam IM akan singgah di Tamiang pada waktu Ashar. Tetapi, karena di beberapa tempat singgahan lain di Lhokseumawe menyita waktu relatif lama, Pangdam baru tiba di Koramil Kejuruan Muda Tamiang pada pukul 22.00 WIB. Banyak anggota TNI yang menunggu kedatangan beliau dibawah tenda komando yang disiapkan. 
Bersama danrem 011/LW di Lhokseumawe, 28 Mei 2013 
Tatkala rombongan Pangdam tiba, kami berbaris di pintu masuk, siaga menyambut. Dalam rombongan beberapa petinggi Kodam IM mengenalku seperti Kolonel Agus Mirza dan Kolonel Dedi. Mereka langsung menyela dan menyampaikan kepada Pangdam,"ini yang gambar dan buat Makodim di Bireuen, Panglima," kata mereka. Lantas Panglima menyapaku ramah sambil berjabat tangan erat. Aku merasa kawan-kawan dari jajaran TNI memberi apresiasi besar kepadaku yang sudah tentu membesarkan hatiku. Menjelang pulang, Pangdam berpesan kepada Kasdim agar segera memproses surat tanah lokasi Makodim bersamaku. "Jangan lama-lama dan kirim salam kepada Bupati Hamdan," kata Pangdam sambil bangkit dari sofa.  

Selasa, 28 Mei 2013

PUISI CITA

segitiga cita

ada ikatan rasa di ketiganya
yang terbungkus tabu
yang mesti bisu
yang di jalan waktu

ada ikatan cita di ketiganya
yang tersurat derap
yang ungkap ceria
dalam panas siang
berhias lauk pedas


KATA LINTAS

"tiada makna tanya dari mana aku datang, selain cermati hendak kemana aku tuju" jalan lhokseumawe-tamiang 280513

Jumat, 24 Mei 2013

PUISI MALAM


Pujangga otodidak biasa menulis apa adanya sejak dulu. Tidak saja di nusantara, di negeri jiranpun berlaku sama meskupun dalam dialek berbeda.

Puisi Malam Putri Tunggal Sari

Suatu tengah malam di kampong Melayu bertepatan bulan Rajab. Putri Tunggal Sari Ratna Mutu Manikam menghujat Datok Merindu Rungga Aruma dari jauh. Marahnye seketike liwat angkase kerana  terjage dari tidor malam itu juge. “Hambe membenci Datok kerana taklah tertidor lagi membayangmu,” ujarnya dari jauh. Datok terperanjat mendapat khabar itu seraye membalas bahasa dari angin dengan berucap,” ade ape malam belum tidor juge”. Jelite itu berteriak keras menembus angkase dan katanye :

“benci terus mengingatmu
dalam peluh
sebabku terjage
merunut pademu
sudah kubuang jaoh rase itu
kubinasekan pula kasih merindu
beberape waktu gantikan sosokmu”

Dikutip pada 20 Mei 2013 ; pukul 22;50;47
HUT Harkitnas 

Rabu, 22 Mei 2013

HARI PERTAMA BERTUGAS

Razuardi Ibrahim pada hari pertama bertugas di Sekretariat Kabupaten
Aceh Tamiang, 14 Mei 2013

DIALOG TAK DUGA


Penggalan Hikayat Melayu

Suatu hari di kota pinggir kampung Melayu. Lelaki paruh baya bergumam pagi sahuti suasana hati polos. Ia laksana pujangga tanpa mahakarya tapi berupaya berteriak panjang di udara dan tersahuti pula dari seberang. Sayup suara Putri Tunggal Sari Beruntai Ratna menggugah. Orang-orang banyak memperdebatkan tentang wajah Putri Tunggal Sari tatkala memegang tampuk kepemimpinan negeri warisan. Mereka dialog singkat dalam bayang,

dialog tak duga

sungkan juga
hampiri gemilang terawang
yang tersenyum memanggil
terawang lain gusar manja
yang kerap mendobrak suasana hati

karena hasrat senantiasa muncul
terawang ingin mengulang
padahal tak sedia adanya
tatkala harap membuncah dan ingin itu menggelitik
memang kita sulit menghindari

menyenangkan kata-kata itu
sama merindu

sulit menepis kerinduan yang senantiasa menyapa
pada buku, baju, hingga bantal lucu dari sosok sempurna
yang pernah menghiasi hari-hariku
andai bisa tergantikan.......
ya, kata-kata menyenangkan
dan menenangkan semata

orang desa berdebat
tentang inilah sosok
Putri Tunggal Sari
tatkala tua kelak. Namun
pujangga paruh baya
berkeras tidak

Senin, 20 Mei 2013

PUISI BANTAH DOSEN



puisi bantah dosen

judulnya saja sudah mengganggu
wakili isi menyudutkanku
memang urusanku sampai selesai lembaran akhir itu
kelar sudah bahasan dan temu
terserah basa basimu
bosan juga tanggapi
sikap butuh sesaatmu
baiknya pupus interaksi buang energi
bantahkan masa yang selayaknya pergi
songsong masa transisi

200513


Minggu, 19 Mei 2013

PUISI SARJANA


sarjana marah

baru sidang
karya masih bersisa
dilemparkan ke meja pembimbing
yang lagi tamu
perbaiki.......dalam hardik
bertanak dan menggulai
tanpa jawab dan senyum

mandikan bayi yang sedang lasak
lama tak turun
biarkan dalam tanya
takpun ada sisa senyum yang tersungging
sejak temu awal

nikmati kopi racikan ayah
yang empati kayak biasa
tukar info ringan

ijin pulang
teriakan dari penurun tangga
marah anggap tak respon

kembali masuk membolak karya
bersama dalam kaku den santai
sesekali marah
tersentuh dari silang saling
senyum tertahan
ada terawang dalam adu pandang

ijin pulang ke timur
jawaban kering 
tak maklum adanya

200513



SOSOK BERJASA BIREUEN


Sosok Berjasa Bireuen
 
Samsul Qamar, 2013
Sejarah hadirnya lembaga legislatif di Kabupaten Bireuen tidak terlepas dari pengesahannya yang biasa didengungkan lewat event pelantikan. Upacara resmi dan seremonial untuk pemenuhan perangkat daerah ini harus melalui lembaga pengadilan yang diwujudkan dalam pengambilan sumpah oleh hakim. Dalam kondisi tidak kondusif waktu itu, tidak mudah menemukan hakim yang berani hadir untuk melaksanakan pengambilan sumpah para anggota legislatif di kabupaten baru tersebut, Bireuen. Namun demikian, dalam kondisi yang serba sulit di tahun 2000 itu, Allah pemilik keadilan yang sesungguhnya, memberi pencerahan kepada masyarakat Bireuen dengan kesediaan sosok hakim dari kawasan timur Aceh. Hakim itu bernama Samsul Qamar, SH, MH, putra Tamiang kelahiran tahun 1961. Kala itu beliau adalah Ketua PN Langsa yang menaungi tiga wilayah pengadilan, yakni Langsa, Kuala simpang dan Idi. Seorang panitera yang menyertai beliau berangkat ke Bireuen bernama Hamdan Hasibuan. Mereka berangkat dari Langsa jam 10.00 WIB pagi, bersama seorang supir dengan mengendarai mobil pinjaman Pemkab Aceh Timur.
 
Zulfan, Banta, samsul Qamar dan Razuardi Ibrahim
Sarapan bersama, 17 Mei 2013 di Banda Aceh
Aku teringat masa itu dan sudah lama ingin bertemu dengan sosok hakim berjasa tersebut. Namun tiada jawaban yang memuaskanku, nihil. Sungguh tiada terduga, aku menemui sosok Samsul Qamar dalam suatu bincang informal sekira di bulan Januari 2013 bersama abangku Rizal Binsari. Tentu aku senang bukan kepalang karena penelusuranku selama ini terungkap sudah, meski aku dan Samsul lupa hari, tanggal dan bulan yang pasti tentang pelantikan legislatif perdana Bireuen itu.  Pertemuan ke-dua aku dan Samsul, yakni pada 17 Mei 2013 dalam sepakat temu sarapan pagi bersama di Banda Aceh. Kuceritakan padanya,  kami dari tim penjemput, atas perintah Pak Hamdani Raden, Bupati Bireuen kala itu, untuk menunggu Samsul Qamar di depan kantor Koramil Gandapura, kecamatan di perbatasan timur Kabupaten Bireuen. Waktu itu Danramil Gandapura dijabat oleh Kapten Zahari yang juga akan dilantik menjadi anggota DPRK Bireuen. Mobil yang kami tumpangi adalah mobil Dinas Kesehatan Bireuen bersama supirnya Buyung. Aku diajak Pak Hadi Kesuma, Kadis Kesehatan waktu itu, untuk menjemput Pak Samsul dan panitera  di tempat tersebut selepas maghrib. Kami kembali berjalan kencang menuju Meuligoe Bireuen untuk pelantikan malam itu juga. Pak Samsul bersama rekan kembali ke Langsa selepas Shubuh esok hari di saat anggota DPRK masih tertidur lelap di lantai pendopo.  Semoga jasa Pak Samsul menjadi amal dari Allah SWT.

Selasa, 14 Mei 2013

HUSAINI DI PENDOPO TAMIANG


Malam itu, Minggu 12 Mei 2013, Bupati Hamdan Sati mengundang Husaini Franco melalui aku untuk duduk santai di Pendopo Aceh Tamiang. Acara bincang santai tersebut mengantarkan keakraban. Banyak canda dan tawa malam itu. Husaini mengakui keterbukaan Bupati Hamdan dalam melayani para tamu yang datang meskipun dalam kesederhanaan.

PELANTIKAN SEKDA TAMIANG-1


Pelantikan Razuardi Ibrahim
sebagai Sekda Aceh Tamiang
Senin, 13 Mei 2013


Semula perasaanku pada hari Senin, 13 Mei 2013, biasa saja. Pelantikan sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, juga pernah aku alami tatkala aku di Bireuen pada 9 September 2011. Namun, perasaanku berubah tatkala iring-iringan kendaraan rombongan mulai memasuki arena kantor DPRK Aceh Tamiang, arena pelantikan. Tidak seperti masa sebelumnya, dua tahun silam. Betapa halaman kantor legislatif itu dipenuhi papan bunga ucapan selamat yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Tentu aku senang atas apresiasi itu, terlebih lagi mampu mengalahkan perasaan tak menyenangkan akibat isu selebaran dalam upaya memojokkan diriku. Para undangan memenuhi ruangan yang terdiri dari para petinggi kabupaten ditambah dengan tokoh masyarakat Bumi Muda Setia. Apalagi panitia pelantikan mempersilahkanku untuk mengirimkan nama-nama kerabat dari Bireuen untuk hadir di balai sidang parlemen daerah itu. Mereka yang hadir, Husaini Franco, Gandapura, Busra Nursyah, Bang Wan Bakong, Zulkarnain, Zahari, Faridsyah dan beberapa rekan lain. Upacara pelantikan hari itu lancar-lancar saja.




Jumat, 10 Mei 2013

PUISI TERJEMAHAN ALAM




terjemahan dari puisi
loving on rice field
karya drila


tali kasih sejoli tak terbantahkan
larut dalam penemuan cinta hakiki
terkekang dalam ikatan termiliki dari lainnya
anugerah pemberian sang pencipta semakin indah
menguatkan juta-an talenta sesamanya.
perjalanan hari yang membuncahkan
gumpalan butuh padu
rebut semua atribut engkapnya
tak terdinding lampias saling beri
pun terima  saling jaga
dua nama saling kagum
yang akui lambat sosok andil



Selasa, 07 Mei 2013

KONTES TERNAK SAPI TAMIANG

Kontes Ternak Sapi Tamiang

Siang Selasa, 7 Mei 2013 cukup terik. Namun aku dan beberapa kawan diajak Bupati Aceh Tamiang ke Tualang Cut untuk menyaksikan kontes ternak lembu tingkat kabupaten. banyak lembu yang besar-besar di lokasi itu. Tentu untuk memperebutkan juara kualitas dari ternak besar yang akan diapresiasikan kepada peternak handal. Perhelatan hari ini cukup meriah dengan tampilan aneka kesenian rakyat sambil makan siang bersama. Para petinggi kabupaten dan kecamatan yang hadir cukup khidmat mengikuti jalannya acara. Tampak para peternak juara yang diklasifikasikan menurut jenis sapi, seperti bimental, limousin, benggala, bali dan lokal, bangga dengan hasil piaraannya tersebut. Menurut petugas peternakan dari Provinsi Aceh, sapi yang diperlombakan tersebut merupakan produk inseminasi buatan (IB). Bupati Aceh Tamiang dalam sambutannya mengutarakan apresiasinya yang tinggi kepada masyarakat peternak yang telah membantu perkembangan peternakan di kabupaten tercinta ini. 


Senin, 06 Mei 2013

PUISI SAPA

sapa pagi

cuaca cukup cerah
tanda pagi bersahabat
sapa pagi dicoba
tanya di mana 
acuh kayaknya

lagi ungkap rasa
ada jawab di pukul sepuluh dua tujuh
dari komunitas balita sebentar
lega hadir kata itu
hiasi tamiang ceria jelang siang

Karang Baru 070513

SATU MEI

Razuardi Ibrahim, 010513

Hari ini, satu Mei, orang-orang bilang ada unjuk rasa buruh di Jakarta. Aku bergegas cepat menuju airport khawatir jalanan macet. Para sopir taksi menakut-nakutiku, bahwa sebentar lagi ada demo yang menghambat perjalanan. "Bisa-bisa, bapak ketinggalan pesawat," kata sopir itu sambil buru-buru memasukkan tasku ke dalam bagasi. Pagi itu masih bekisar jam 09.00 WIB, sementara jadawal terbangku pukul 12.45 WIB. Lumayan lama aku bisa bermain di bandara, mencari buku bacaan dan minum kopi yang tidak se-enak di Banda Aceh. Sekira pukul 16.00 lewat, aku tiba dan dijemput Safra, kawan lamaku. 

DI BKPP


BKPP, 260413

Pagi itu, Jum'at, 26 April 2013, aku ditelepon Zahari untuk datang ke kantor BKPP Aceh menemui beberapa rekan di sana. Aku bilang usai shalat Jum'at saja dan mereka setuju. Tepat jam 15.00 WIB, aku tiba di kantor itu dan ditemani Zulkarnain, rekan lamaku di Lhokseumawe. Kami menunggu di ruang Nyak Umar, salah satu kepala bidang di kantor itu. Mereka ramah menyambutku dan mempersilahkan duduk di hadapan Nyak Umar. Banyak cerita kami hari itu seputar konsep pengembangan pegawai negeri yang lagi dikemas kepala bidang itu. Aku mengenalnya sejak kecil dan tidak menyangka dia bisa berinovasi sehebat itu.  

PUISI TITISAN ENAM TAHUN

sketsa kasih ibu
yang tak ternilai
titisan enam tahun

mengingat jasa zaman
siang gerah di negeri asal
terlintas hari yang ditunggu
ketika musim election enam tahun silam
rona yang selalu menyeringai
pernah menyapu halaman tempat tinggal
pagi-pagi sekali
antarkan sarapan sukanya
malu-malu bersebab malu

anak kecil satu
yang merengek menunggu ibu
anak kecil berganti kali ini
merengek juga buktikan lazim
sesekali menyibak 
sekejab merekam adegan kilat
ditariknya lagi membenah

takpun suka buku itu
yang dilemparkan asal di atas sofa
ungkapan ketus menghiasi
tak jelas musabab
marah tak juga
ada cerita di sana

pria berpeci pulang
bersapa kapan tiba
ramah layak hari biasa
yang tak duga suasana itu istimewa

waktunya pulang
benahi ingatan untuk bekal di perjalanan
untuk digores dalam apresiasi 
yang tak mesti lupa
antarkan hari ini


Minggu, 05 Mei 2013

SASTRA BERMUTU EROPA


penggalan terjemahan bab
Enjoying Situation

Pada sore yang dijanjikan aku lebih dahulu menunggu. Sambil bekerja ringan dan santai aku menanti kedatangan kekasihku itu. Sejenak aku menikmati kerja riganku, terdengar kendaraan Sefney tiba. Suaranya menyapa kerabat lain di luar begitu jelas terdengar, apalagi diselingi tawanya yang lebar. Hatiku senang bukan kepalang, ingin lekas melihat wajahnya ceria. ”Sudah lama Zel”, tegurnya saat di ambang pintu. ”Belum Sef”, jawabku pelan menyimpan rindu. Langsung mengambil tempat di depanku dan lanjutkan pekerjaan lapangannya. Beberapa saat kami terlihat sedikit sungkan, mungkin kerongkongan masing-masing sedang berproses lega. Beberapa rekan turut menemani dan ambil bagian dalam cerita. 

SASTRA BERMUTU



penggalan terjemahan dari
The Reality Heart

Jelang siang kucoba menghubunginya via telepon perekam tak langsung. Lama rekaman suaraku itu mendapat respon darinya. ”Dimana Sef, lagi apa ?”, begitu ungkapku melalui telepon perekam itu. Setengah jam kemudian telepon perekamku menerima rekaman suaranya, ”aku lagi bertugas di lapangan, Fattey mengirim nomor rekening untuk pengiriman uang”, katanya. Aku senang juga mendapat balasan itu. Beberapa kali kami berkomunikasi tapi tak langsung. Banyak kusampaikan kondisi kerongkonganku yang masih tercekik, iba mengingatnya. Tiba-tiba, ”maafkan aku Zel, setelah aku ukur-ukur, aku tak bisa jauh darimu. Dan setelah kubanding-banding, aku lebih mampu jauh dari anakku ketimbang engkau Zel. Aku sayang engkau Zel ya”, rekaman suara dari Sefney mengungkap. Aku terdiam sendiri di ruang yang kebetulan lagi sepi pelanggan. Pikiranku menerawang jauh ke seluruh sosok Sefney, tawanya, tatapannya, matanya, dan sebagainya. Sejenak darahku terkesiap, pikiranku terganggu isak tangisnya. Rasanya ingin kusaksikan segera Sefney tertawa lebar menikmati guyonanku agar batinku yang terusik suasana isak-tangisnya terobati. ”Sore kita ketemu Sef ya, dadaku masih sesak Sef”, pintaku padanya via telepon. ”Ya, Zel”, jawabnya singkat namun teramat berguna bagiku. Cepat-cepat kubalas berita itu, ”Terima kasih Sef”.

PUISI TAPAL BATAS


jelang akhir hari sixth annivessary

memang ditunggu saat itu
kritis dalam waktu tunggu
kuatir lewat tanpa makna
antara kurang 9 menuju 8 menit tengah malam
langkah tahun ke-tujuh
lantunan rossa menemani
juga bece-el
pun the rock
the best sixth

kuala simpang, 05 Mei 2013

Sabtu, 04 Mei 2013

PUISI TANPA JAWAB


tiada jawab

hari-hari tiada kata
musabab respon yang bisu
takpun ingin usik suasana itu
yang baru riang 
bersama rekan di perjalanan
yang sukses tanpa bilang
menyandera jawab

jakarta, akhir April 2013

SOLIDITAS PROFESOR


Profesor Solid di Darussalam

Sinar Darussalam, edisi Maret-April
1988
Setidak-tidaknya begitulah pendapat beberapa orang setelah membaca majalah pengetahuan dan kebudayaan “sinar Darussalam,” nomor 168/169 edisi Maret sampai dengan April 1988.  Betapa Prof. Ali Hasymi memberi apresiasi kepada Prof. Ibrahim Hasan terhadap konsep zonasi pembangunan di Aceh masa itu. Tidak itu saja, Prof. Ismuha juga lugas mengutip pendapat Tgk H Abdullah Ujong Rimba dalam tulisannya yang memang bermutu bagi perjalanan budaya dan pendidikan umat. Ada lagi beberapa profesor lain yang turut memberi kontribusi terhadap kesan kolaborasi positif para intelektual Aceh dari Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry masa itu. Suasana kebersamaan dalam mengusung Aceh masa depan cukup terasa di kampus jantung hati rakyat Aceh di tahun itu. Artinya, hingga tahun 1988, para profesor di Unsyiah mampu memperlihatkan soliditasnya kepada publik. Ilustrasi ini relatif penting untuk mencermati mengapa dan bilamana soliditas para elite pendidik berakhir sehingga memunculkan upaya baru sebagai terapi penjagaan suasana kolaborasi yang utuh.     

MUTUALISMA SARAPAN PAGI


Mutualisma di Sarapan Pagi
 
Pedagang sarapan pagi Aceh, 2013


Di pertengahan tahun 1989, aku pernah ke tempat Nek Bunda, orang-orang Meunasah Timue menyebutnya Cut Bunda, pagi-pagi dan sarapan di sana. Tetapi keluarga nenekku itu membeli saban pagi atau tidak memasak untuk sarapan. Makanan sarapan itu dibeli dari para penjual yang menggunakan gerobak di seputaran Keudee Matang Geulumpang Dua. Ada nasi gurih, lontong, nasi sate, nasi bebek, pulut, dan lain sebagainya. Waktu itu aku tidak begitu perhatian dengan keadaan sarapan pagi yang harus dibeli atau dimasak di rumah. Pada tahun 2002, aku menginap di rumah Tante Dali, termasuk adik sepupu ayahku, di jalan Langgar Kota Bireuen yang berjarak kurang lebih 10 kilometer dari tempat Nek Bunda. Lama aku nginap di situ, karena transportasi antar kota mogok dengan batas waktu yang tidak pasti. Tante Dali pun saban pagi menyuruh Ibel untuk membeli sarapan pagi dari pedagang gerobak di seputaran Bireuen. Kali ini aku mulai berpikir tentang pembelian sarapan di setiap pagi. Aku coba hubungkan antara pembelian sarapan pagi dengan penjual di gerobak-gerobak itu. Para pedagang bekerja sejak jam setengah enam pagi hingga pukul 09.00 atau pukul 10.00 WIB.  Sementara, keluarga Tante Dali tidak direpotkan dengan harus bangun pagi-pagi untuk masak. Waktu itu aku berkesimpulan, bahwa interaksi pembeli dan pedagang, khususnya sarapan pagi sudah mentradisi di Bireuen dan Matang Geulumpang Dua. Oleh karena itu tidak mengherankan, jika para pedagang sarapan pagi menjamur di kedua tempat itu, dengan suasana saling menguntungkan.

Rabu, 01 Mei 2013

KISAH SOLAR TAKSI



Kisah Solar Taksi

Pada 29 April 2013, aku bercerita panjang dengan supir taksi yang megantarkanku ke hotel di Jakarta.  Dia bilang menurut kabar, minyak solar akan naik pada tanggal 1 Mei lusa. Mimiknya tidak cemas seperti kebanyakan orang pada masa isu kenaikan BBM di masa-masa sebelumnya. Kata supir itu, solar untuk taksi tetap Rp 4500,- , sementara untuk mobil pribadi ber-plat hitam harga solar per-liter dinaikkan menjadi Rp 6500,-. “Selisih dua ribu lah,” katanya. Sambil tidak mengerti cara  pengaturan penjualan solar dengan harga berbeda, supir itu melayangkan pikirannya sejenak menghitung keuntungan tatkala solar naik. “Saya memilih tidak menjadi supir pak, cuma jual minyak aja, sama-sama untung kan?. Saya akan beli minyak seharga Rp 4500 dan saya antar ke pemilik kendaraan diesel Rp 6500,-. Jadi dia untung Rp 1000,- saya juga untung Rp 1000,-