Kamis, 27 Juni 2013

SASTRA SELUSUR FOTO

Sastra memang beraneka ragam. Anak-anak muda tertentu menulis dengan emosinya sendiri. Apalagi cerita yang ditulisnya dipengaruhi suasana hati pada saat usia masih belia. Kisah lelaki selusur foto diyakini sebagai suatu fiksi yang menggambarkan  seorang pengajar yang masih berhasrat terhadap pelajar perempuan.

Lelaki Selusur Foto

Foto PNM
Tanpa sepengetahuan Datok Nikmat Aruma Rungga (DNAR), Tun Jakar Belagak Binal (TJBB) mencari jejak perempuan dari sebuah foto. Berbulan ia menelusuri kampung dan dusun. Namun foto perempuan yang didapatkan dari sekolah tinggi tempat ianya mengajar tidak memberi informasi apa-apa. TJBB memang kepala sekolah yang lazim memasang wibawa udik di tempat itu. Dia meyakini, bibir bawahnya yang lebih, banyak diminati pelajar wanita. “Ini perempuan idamanku,” bisik hatinya, setelah foto identitas pelajar perempuan rupawan berhasil disobek dari sebuah daftar.
 
PNM pengaruh lafadz
mantra
DNAR  mengajar juga di sekolah yang dipimpin TJBB, meskipun hanya satu mata pelajaran saja. Ia tidak menyukai eksen udik yang diperankan TJBB. Suatu hari DNAR melihat samar foto seorang perempuan di kantong baju tipis bewarna putih yang dipakai TJBB di hari seminar. DNAR terperanjat, karena meskipun tersamar foto itu diyakini milik Putri Nganga Mananti (PNM), kekasihnya. Terkesiap dia menyaksikan foto di dalam saku pria beroman rada idiot itu. Darahnya mengalir kencang dan berusaha merampas, tapi hatinya menenangkan. TJBB tidak menyadari pengamatan tajam DNAR karena matanya tak lepas dari barisan pelajar perempuan yang antri mendaftar di program studi.

Akhirnya, TJBB menemui yang dicarinya,  PNM. Lidahnya terjulur tertahan bibirnya yang lebih. Matanya berbinar dan berkaca-kaca, seakan menahan rindu. Sesekali diambilnya foto di saku untuk dicocokkan dengan perempuan yang dilihatnya. Sesekali PNM melempar senyum dan disambut meriah oleh lelaki selusur foto alias TJBB.
 
TJBB akibat lafadz

Di sudut ruang, DNAR menyaksikan adegan itu dengan geram. Serba salah dalam gerakan sambil mengambil sebuah buku bertulisan Arab Melayu. Rupanya buku itu merupakan kumpulan doa penyelamat rasa hati yang ditulis orang tua terdahulu. Di dalam buku itu terdapat lafadz perubah wajah ke masa depan. Tanpa pikir panjang DNAR membaca kalimat lafadz itu berulang tanpa diketahui TJBB. Dalam sekejab raut wajah PNM, perempuan tersayang yang bersemayam di hati DNAR, berubah ke masa depan. TJBB kehilangan sasaran. Dipanjangkannya lehernya untuk mencari pandangan indah yang hilang di kerumunan. Ia bangkit dari duduknya sambil marah-marah kepada Cuta Mungil Camburu, pengurus pelajar di tempat itu. DNAR puas, perasaannya terselamatkan dari gangguan TJBB yang kejam kolokan. Namun di luar niatnya, lafadz yang dibacakan DNAR berpengaruh pula terhadap TJBB. Wajah kepala pengajar inipun beralih ke masa depan. Suasana menjadi saling mencari di antara PNM dan TJBB. Mereka tidak lagi  saling mengenal antara satu dengan lainnya.  Terlihat wajah TJBB muram mencari cermin, khawatir bibirnya tidak lagi lebih.

ADA APA DENGAN JABATAN

Razuardi Ibrahim menyambut kunjungan Kajari Aceh Tamiang
yang baru Amir, SH

Ada Apa Dengan Jabatan

Sejak aku menjabat Sekretaris Daerah di Kabupaten Bireuen, September 2011, banyak hal yang kucermati tentang cara pegawai negeri sipil (PNS) mendapatkan jabatan struktural, yakni Kepala Dinas, Kepala Bidang dan Sub-Bidang.  Percematan yang kulakukan merupakan pengalaman pribadi selama menjadi aparatur tertinggi di kabupaten dan tatkala sebagai pegawai negeri tanpa jabatan pada rentang waktu Mei 2012 hingga Mei 2013. Pengalamanku bertambah lagi, tatkala aku dilantik sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, pada 13 Mei 2013. Ada dua kondisi keterkaitan jabatan berbeda dari statusku, yakni tatkala mejabat sekda dan mantan sekda. Secara umum, tatkala menjabat sekda, aku kerap didatangi pegawai untuk meminta jabatan dengan embel-embel tertentu. Sebaliknya, ketika berstatus mantan sekda, aku ditawari jabatan dengan berbagai syarat pula. Namun dari kedua kondisi ini aku dapat merangkum tata cara pegawai negeri sipil memperoleh jabatan struktural tertentu meskipun aku tidak sepakat dengan pola pikir serupa ini. Kesimpulanku, pendapat umum di era otonomi daerah, peluang jabatan struktural dapat diraih di luar kompetensi tugas pokok dan fungsi. Sudah semestinya penetapan pejabat dengan standar pelayanan publik baku dan teruji. Beberapa tata cara mendapatkan jabatan struktural yang diupayakan oleh pegawai negeri sipil, yakni :

1.  1.   Loby pribadi dengan janji dan pelayanan tertentu. Hal ini aku alami ketika PNS tertentu kerap melakukan pendekatan terhadapku di luar kebiasaannya. Beberapa waktu kemudian sosok ini mengutarakan maksudnya untuk diberikan jabatan atau bertahan di jabatan tertentu. Berbagai alasan biasanya diutarakan untuk kepentingan loby, di antaranya masih tersangkut kredit, anak-anak masih membutuhkan biaya dan lain sebagainya. Aku menyikapi orang seperti ini dengan menanyakan jabatan apa yang diminatinya. Setelah ianya menjawab lantas aku menanyakan beberapa hal tentang peranannya di jabatan itu. Kebanyakan orang-orang ambisius yang datang meloby gugup dalam menjawab. Tentu aku mengabaikannya dan memaknai peristiwa seperti ini sebagai pelecehan publik karena ia tidak mampu mengungkap peranannya selaku pejabat publik.

2.    2.     Pencitraan diri, yakni berusaha memperlihatkan sosoknya sebagai PNS yang memiliki keterampilan baik. Tidak jarang pada cara seperti ini, PNS tertentu menggunakan tokoh atau sosok lain untuk membantu peningkatan pencitraannya. Aku pernah menanyai kepada tokoh perantara tentang jasa yang diterimanya dari PNS pengutus. Kusimpulkan pejabat ambisius serupa ini merupakan sosok yang tidak pede.

3.  3.  Premordialisme dan sanak famili. Cara ini biasanya dilakukan dengan mengandalkan asal daerah atau kampung yang sama denganku. Tidak jarang pula yang mengaku masih memiliki hubungan famili denganku. Aku pernah didatangi orang seperti ini, namun mudah kutepis. Aku menganggap saudara seperti ini lahir di masa yang salah.

4.  4.  Paksaan atau tekanan. Cara ini biasnya dilakukan tatkala PNS yang ambisius tersebut telah menanamkan jasa kepada pengambil kebijakan. Paksaan atau tekanan tertentu yang dilakukannya tidak mampu diabaikan oleh pengambil kebijakan. Meskipun aku tidak suka cara seperti ini, namun aku tidak kuasa menahan hak prerogratif atasan. Keadaan ini kumaknai sebagai pembelajaran kepemimpinan yang gagal.

5.  5.  Pembelian. Dalam cara ini biasanya PNS ambisius berani melakukan gambling dengan ragam cara. Tidak jarang para PNS serupa ini berhutang atau menjual hartanya. Aku sendiri pernah ditelepon orang tak dikenal untuk mengurus jabatan di posisi tertentu dengan besaran biaya yang ditentukan. Tak lama kemudian, sepupuku, Wen, di Bireuen pernah dihubungi seseorang untuk menawarkan jabatan setelah memenuhi besaran biaya tertentu. Tawaran serupa itu kumaknai sebagai hiburan hidup dan bahan cerita bagi kawan-kawan.

6.     6.   Dan lain sebagainya yang tidak aku alami.


Rabu, 26 Juni 2013

STUDI MASYARAKAT

Razuardi Ibrahim,  Kuala Simpang, 25 Juni 2013

Marjinalisasi Akibat Pembenaran


Satu lagi karakter masyarakat yang masih berkembang dalam masa millenium ke-tiga ini, yakni perkuatan pembenaran bagi yang kuat.  Aku pernah diberitakan tentang “orang-orang tertentu yang jahat dan tak boleh didekati”. Beberapa sosok yang diceritakan banyak orang sebagai orang yang tidak perlu didekati tersebut, memang merupakan orang-orang kritis dalam merespon kondisi kekinian. Hampir semua orang menabalkan konotasi negatif terhadap sosok-sosok ini bahkan menganggap mereka tidak pantas hidup di komunitas tempat mereka bermasyarakat. Dalam beberapa kesempatan, aku bertemu dan berbincang dengan mereka. Ada kalimat-kalimat bermutu yang diungkapkan sebagai ungkapan perbaikan terhadap kekecewaan dari suatu keadaan. Upaya pemarjinalan terhadap mereka, kutelusuri dari aspek kausalitas (sebab-akibat). Secara umum kusimpulkan, mereka menjadi oposisi akibat ungkapan kebenaran tidak mendapat respon oleh sistem masyarakatnya. Lebel termarjinal-pun diperbesar oleh pengakuan pembenaran para pihak tertentu yang mendapat keuntungan dari orang-orang sasaran kritik. Biasanya, sasaran kritik ini adalah orang kuat atau penguasa dalam sistem masyarakat. Akhirnya, kelompok termarjinal ini akan terus termarjinal akibat kesinambungan informasi terhadap konotasi buruk yang terlebel.  

Selasa, 25 Juni 2013

PUISI SUA ASA

tenun semelbak aloma liang 240613
asa sua
dikenang temu dalam penantian
enam bulan berkepanjangan
hanya dirasa keindahan menuju
(220613)

sepekan sua enam masa
terpaud asa rindu hasratnya
masih termiliki
erat disusupi
hingga terlelap
berulang kali meraih puncak
sepekan sua enam masa
dirasa elok (tak) hadirkan lagi jua
(250613)

betul
senada kurnia
yang menghiasi pelangi hati
(250613)


Senin, 24 Juni 2013

SASTRA PULAU GALANG


Sastra Asia Tenggara lazim dipengaruhi kondisi asmara dengan tradisi tempatan. Biasanya, bahasa Melayu yang dipakai tidak tertepas dari asal pengarang. Pulau Galang dan nama sosok pada karya sastra di bawah ini boleh jadi merupakan kejadian yang sesungguhnya. Namun bisa dinikmati semua pembaca walaupun bahasanya terkadang asing di telinga warga Melayu lainnya.

menyaksikan
keindahan
pasangan
Tok Balu dan
Nyi Liang
Nyi Liang Kilim terjatuh dari kursi kemarin sore. Kakinya terkilir dan luka. Dia mengabari hal itu kepada seseorang yang selalu mengasihinya, Tok Balu Belai. Lelaki itu marah-marah karena Nyi Liang Kilim tidak mau pergi ke dukun urut. Mereka baru saja kembali dari Pulau Galang menikmati panorama malam yang sejuk. Nyi Liang memang perempuan muda progresif yang memang kesohor di kotanya. Kebersamaan Tok Balu Belai dan Nyi Liang Kilim memang mengagumkan banyak orang-orang di kampungnya. Salah satunya Amil, kepala sekolah tempat Nyi Liang Kilim belajar. Ada lagi Jakal, pria bibir lebih yang juga mengajar di sekolah itu. Tok Balu Belai makluk akan kecantikan Nyi Liang Kilim. Suatu malam Nyi Liang Kilim rindu kehadiran Tok Balu Belai. Dikirimnya tiga gambar menarik sebagai pengganti diri kepada Tok Balu Belai. Senang bukan kepalang perasaan Tok Balu. Dalam kesenangan itu, kembali dia jengkel ketika seorang pemuda melintas dengan bibir menganga menyamai Jakal. Terakhir, akibat rindung yang selalu ada di antara mereka, Tok Balu meminta agar Nyi Liang Kilim mau mengirimkan suatu barang atau buatan yang dinamakan, tenunan Aloma Semelbak Liang untuk dipakai sehari-hari.   

PARIPURNA JAWABAN ATAS RANQANUN

Razuardi Ibrahim, Rusman dan Nora, Senin 24 Juni 2013, dalam rapat paripurna di DPRK Aceh Tamiang 

Razuardi Ibrahim membaca
jawaban bupati, 240613
Senin, 24 Juni 2013, aku mewakili bupati dalam pembacaan jawaban tentang rancangan kanun. Aku tak mengira bahwa pada sidang hari ini ada pembacaan jawaban bupati. Namun Bu Nora, wakil ketua DPRK Aceh Tamiang mempersilahkan aku membacakan jawaban bupati atas pertanyaan dalam pemandangan umum pertengahan Juni lalu. Setelah Bu Nora menanyakan kepada para anggota terhadap tanggapan yang akan diberikan. Ada tiga interupsi pada kesempatan itu, pertama dari Elfian Raden yang mempersoalkan ketidakhadiran bupati. Selanjutnya, Saiful Bahri, menanyakan tentang pertanggungjawaban atas operasional perusahaan daerah, khususnya sumur minyak tua. Ketiga, dari Mansur Arbi yang berharap agar dalam kanun yang dibuat agar dimasukkan sanksi terhadap SKPK yang tidak memberi kontribusi peningkatan PAD. Aku menjawab ketiga esensi pertanyaan itu sebisaku. Tidak lama setelah beberapa kali dialog antara Bu Nora dengan anggotanya, sidangpun ditutup. Palu-pun diketuk tiga kali.  

Minggu, 23 Juni 2013

KERIKIL COR TAMIANG

Material batu untuk pengecoran di Kuala Simpang didapatkan dari Sungai Tamiang. Batu untuk campuran beton cor seukuran 1 inci tersebut diperoleh melalui penyedotan dengan menggunakan pompa dan pipa berdiameter 4 inci.  Adalah Muhammad Syahbuddin alias Tuah dan beberapa kawan, merupakan salah satu kelompok pelaku usaha di bidang ini dengan mengambil tempat di Gang Sayur, Kampung Durian, Kuala Simpang. Mereka mampu memproduksi bahan tambang ini sebanyak 10 truk per harinya. Biaya produksi per harinya sebesar Rp 770.000,-. Harga jual material per meter kubik adalah Rp 100.000,- sementara harga per truk berkapasitas 3,5 meter kubik adalah Rp 320.000,-. Dalam satu hari material tersebut laku terjual sebannyak 10 truk sehingga pemasukan kotor dari penjualan tersebut sebesar Rp 3.500.000,- per hari.  

Sabtu, 22 Juni 2013

BHAYANGKARA TRAIL

Minggu, 23 Juni 2013, dilakukan pelepasan para trailer dalam
event Bhayangkara Trail Advanture yang diikuti 300-an peserta
dari seluruh Aceh. 

Jumat, 21 Juni 2013

KESIMPULAN PERGAULAN

Raju 140613
Suatu hari aku mencoba menarik kesimpulan tentang sebuah kondisi hubungan pergaulan, tatkala aku kedatangan tiga orang kerabat baru. Mereka banyak bercerita tentang daerahnya yang masih tertutup dalam banyak hal. Dari ketiganya, ada yang berusaha menanamkan jasa pengawalan serta yang lain mengajak berjalan-jalan bersama, rileks. Seperti biasanya, aku selalu respon terhadap berbagai bahasan yang mereka ungkap. Tak pula lupa aku berdiskusi solusi dengan tujuan pembelajaran bersama, saling sharing. Relatif lama aku berbincang dengan ketiga rekan baru yang terkesan sangat akrab antara satu dengan lainnya. Menjelang Maghrib mereka permisi pulang dan akupun rehat. Selepas maghrib, aku duduk  menanti rekan lain yang berjanji akan datang menjengukku. Tidak berapa lama, salah seorang dari tiga rekan yang datang berbincang sebelum Maghrib, datang kembali. Aku menyapa seperti biasa dan berpikir ada urusan lain yang penting untuk dibahas lagi. Setelah beberapa lama bercerita, ianya menggiring pemikiranku untuk memahami bahwa kedua rekannya memiliki masa lalu yang buruk. Aku tidak merespon penggiringan itu, namun berkesimpulan bahwa persoalan sosial seperti ini masih mentradisi di beberapa tempat.
 

MELEPAS KAFILAH MTQ ACEH TAMIANG

Razuardi Ibrahim melepas kafilah MTQ ke-31 Aceh Tamiang, Kamis 20 Juni 2013

MEMUPUS KECURIGAAN

Razuardi Ibrahim, di ruang kerja Jum'at 210613


Banyak kerja hari ini, Jum'at, 21 Juni 2013. Kemarin baru masuk kantor setelah tugas luar kota selama tiga hari. Tumpukan surat yang butuh legalitas selama tiga hari cukup menyita waktu dalam penyelesaiannya. Tidak hanya surat keluar, disposisi surat masukpun tidak kurang jumlahnya. Tapi suasana kemarin masih menghibur, ditambah lagi sambutan kawan-kawan di ruang kerja cukup bangkitkan suasana kelakar. Ada Bang Dekli, Bang Syarif, Jeman, Samsul, Darma Medan dan beberapa yang lain, datang menyaksikan tumpukan kertas kugores. Sore itu, datang pegawai SKPK tertentu mengantar honorarium yang jumlahnya lumayan. Kawan-kawan yang melihat mensinyalir amplop itu merupakan suap. Lantas Darma bertanya-tanya hingga malam hari tatkala ianya hendak pulang ke Medan. "Kok disogok di hadapan kami bang?," tanyanya penasaran. Aku puas atas pertanyaannya, "untuk pembelajaran publik,"  bisik hatiku. Ternyata bisikan itu tak meleset, beberapa rekan lain juga bertanya serupa. Tanpa sungkan aku memperlihatkan amplop beserta isinya kepada mereka. "O, bukan sogok," kata mereka dengan ungkapan sama. Semoga tiada kecurigaan terhadap hal serupa di lain orang.

PUISI LAGU

puisi lagu

18-19-0613

seirama menuju puncak
tak sejalan meretas asa
ya.... ya.... ya....
lecut hebat
gemetaran tak sanggup tahan
ritme dan waktu beriringan
seirama menuju puncak
dimanjai ketangguhan


Kamis, 20 Juni 2013

PUISI PANCAR

pancar

mulutnya terbuka
matanya terpejam
untuk suatu bahana
yang timbul dari hentakan
setinggi buncah
di suatu bauran
berdiam dalam nyenyak
hingga mentari menghampiri
di celah kain jendela

kuala simpang, 200613

KUJUJURAN

Kejujuran atau amanah merupakan salah satu nilai Moral Islam. Hingga tahun 2013 di millenium ke-tiga ini kejujuran masih dipersoalkan. Setidak-tidaknya demikian berita tentang sosok tertentu di media massa. Ada tokoh tertentu yang baru saja mengkampanyekan kebenaran lewat statusnya namun dalam beberapa waktu harus berhadapan dengan proses hukum dampak perdagangan kejujuran usungannya. Kondisi semakin disayangkan tatkala pesan kejujuran dibungkus dengan ketaatan sosoknya sebagai pengusung aspirasi Islamiyah. Berbagai cerita media itu bermuara kepada fenomena asmara yang pada dasarnya merupakan ekspresi cinta termiliki dalam diri insani. Persoalan yang dipertanyakan adalah,”mengapa harus berdusta kepada yang mempercayai (publik) untuk memenuhi kejujuran pada asmara”. Akhirnya dapat disimpulkan sementara di masa ini, yakni  kejujuran hakiki dalam dunia hanya diperoleh dari kesepakatan pasangan yang akan lampiaskan syahwat, terlepas dalam batasan moral maupun tidak. Sesungguhnya, jaminan kejujuran yang sulit terbantahkan hanya diperoleh dari ekspresi cinta terpaut. 

TRADISI PEMAKLUMAN

Tradisi Pemakluman


Dalam tradisi ketimuran, orang yang dituakan lebih diutamakan dalam banyak hal. Tidak terkecuali untuk diposisikan sebagai pemimpin organisasi sosial atau perkumpulan tertentu. Meskipun banyak pihak yang menyangsikan kompetensinya selaku orang terdepan dalam suatu komunitas namun pemakluman lebih handal mengakomodir ragam emosi komunitas tersebut. Tidak jarang pemakluman berhasil mengusung sosok pemimpin namun gagal membawa perkumpulan untuk mencapai tujuannya. Tatkala perkumpulan atau organisasi gagal mencapai tujuannya, seluruh anggota, komponen dan unsur perkumpulan sepakat memaklumi dengan ungkapan umum, “maklum orang sudah tua kan tidak sama dengan yang masih muda”. Akhirnya, bolehlah disimpulkan sementara tentang perjalanan budaya ketimuran yang masih eksis di dekade ke-dua, millenium ke-tiga, bahwa keberhasilan pemakluman tidak bertanggungjawab terhadap kegagalan komunitas (organisasi).

PUISI KARAPAN


karapan

satu lapan
almanak harian
di kota penantian
peluh basahi badan

yang lanjut dalam harapan
yang alpa enam bulan
yang mumbumbung tiada segan
lupa dahaga dan makan

ada penunggang layaknya karapan
yang dihunjam dalam teriakan
pun gaya penelusuran
beralih mengatur pelan

hari tiada hujatan
ungkap ambil peran
gusar ganti senyuman
seraya berkisah kesan

nuansa berisik pelan
menanti liku jalan
gelombang alunan
akui pemanjaan

Dasinau
Tosiba, 19062013

PENANGANAN HUTAN RUSAK

Penanganan Kerusakan Hutan
Jangka Pendek

kebut sawit rakyat di desa 

Informasi negatif dari aspek lingkungan saat ini adalah luasnya intervensi kawasan perkebunan ke dalam kawasan hutan lindung atau hutan yang tak boleh terganggu lainnya. Kekeliruan masa lalu, baik akibat minimnya daya kontrol, kesalahan administrasi, tradisi nomaden dan lain sebagainya, bukanlah solusi untuk memperbaiki keadaan. Debat saling tuding berkepanjangan yang berkiprah antar seminar baik lokal, regional dan berbagai tingkatan lainnya bukanlah langkah arif tanpa  tindakan aplikatif yang dapat diukur dalam suatu tujuan perlindungan lingkungan, khususnya hutan.

Berbagai komentar masyarakat pro lingkungan menghujat kondisi kerusakan hutan warisan masa lalu yang diterjemahkan berbagai pihak seakan menghakimi sistem pengaturan masa sekarang. Sistem pengaturan yang dimaksudkan adalah sistem pemerintah, masyarakat, ekonomi, fasilitas, dan lain sebagainya. Tidak berlebihan, jika persoalan berkurangnya luasan hutan akibat intervensi pertimbangan ekonomi, yang dalam hal ini berwujud pertambahan luas perkebunan, seakan tidak terselesaikan. Kondisi ini kerap dijadikan alasan perdebatan berkepanjangan tanpa jalan keluar yang mudah, tepat dan tuntas. Tidakpun arif menelusuri pihak yang mesti bertanggungjawab di masa lalu selain meguras energi tak berkesudahan. Solusi yang aplikatif dalam jangka pendek yang tiada sulit untuk disikapi, yakni :  

1.  Penetapan peta kawasan hutan yang jelas dan mudah diaplikasikan di lapangan tentang perlindungan hutan berikut luasan areal yang di lindungi. Batas peta ini mudah dipahami di lapangan oleh banyak kalangan.  
2.      Pengadaan bibit tanaman yang tidak mudah diganggu oleh manusia atau fauna lainnya untuk lahan-lahan tandus produk penebangan liar. 
3.   Konsevasi melalui konversi pada lahan yang jelas, meskipun di luar kawasan hutan.

4.      Sanksi tegas tanpa diskriminatif.

AKAR AKUR UKUR UKIR EKOR

Lima A Ka Er
 
Akar kokoh, 2013

Akar akur ukur ukir ekor merupakan ungkapan nasehat yang terbangun dari lima kata dasar asal kata benda, sifat dan kata kerja. Akar merupakan kata benda yang merupakan bahagian dari tanaman untuk menyerap makanan dari tanah. Selain itu akar juga berfungsi sebagai tempat bertumpunya tumbuhan. Oleh karenanya, pemahaman umum tentang akar, yakni landasan atau duduk persoalan.  Sementara, akur merupakan kata sifat atau keadaan yang dipahami umum sebaqgai suatu kondisi kebersamaan yang sepaham atau cocok. Kata kerja ukur dapat dipahami sebagai suatu upaya mewujudkan suatu kondisi atau keadaan. Ukir merupakan kata kerja yang biasa pula dipahami sebagai suatu benda produk kata kerja berakhiran an, yakni ukiran. Dari pemahaman umum, makna lain dari ukiran ini adalah tempahan atau bentukan. Ekor merupakan kata benda yang secara umum diketahui sebagai bahagian belakang dari tubuh hewan. Namun kata ini sudah terlebel sebagai suatu pernyataan lokus, seperti bahagian ekor, mengekor, berekor dan lain sebagainya. Artinya, makna ekor dapat dipahami sebagai posisi belakang atau produk lanjutan. Nasehat dari lima A Ka Er yang tersirat yakni, landasan kecocokan mewujudkan bentukan lanjutan. Siratan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam kondisi masyarakat, kesesuaian hidup sesama unsur masyarakat akan mewarisi bentuk kesesuaian untuk generasi mendatang

Senin, 17 Juni 2013

KRITERIA MUDAH PENENTUAN PEJABAT

Kriteria Ringkas
Pemimpin Satuan Kerja
 
Upacara Sumpah Pemuda
Bireuen, 28 Oktober 2011 
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural Yang Lowong Secara Terbuka Di Lingkungan Instansi Pemerintah tertanggal 21 September 2012. Dalam surat edaran itu, kementerian ini mengungkap tentang grand design reformasi birokrasi yang satu di antaranya adalah Program Sistem Promosi Pegawai Negeri Sipil (PNS) secara terbuka. Konsep ini cukup baik dan mestinya dapat diterapkan di berbagai tempat atau sektor pengabdian PNS.

Dalam dua tahun terakhir, 2012 hingga 2013, banyak perbincangan aparatur yang mengarah kepada sosok pemimpin lembaga mereka masing-masing. Perbincangan serupa ini berkelanjutan dan seakan menjadi penting dibahas berbagai pihak. Apalagi pihak masyarakat sudah mampu berkomentar tentang kelayakan seseorang untuk memimpin instansi tertentu atau jabatan kepala dinas, lembaga, badan, kantor dan lain sebagainya. Gejala ini tentunya terbangun dari dorongan tertentu, boleh jadi dari para pihak penentu, calon yang merasa pantas, masyarakat pendukung dan bermacam latar belakang lain.  Setidak-tidaknya ada lima hal yang dapat dinilai untuk menempatkan pemimpin suatu lembaga teknis di daerah. Istilah populer sekarang untuk pemimpin ini yakni Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Kabupaten (SKPK). Lima kriteria pokok dan penting yang dapat menjadi acuan pengambil kebijakan daerah, boleh Bupati, Gubernur atau lainnya, antara lain :

1.      Kompetensi. Kriteria ini meliputi kemampuan manajerial dan wawasan teknis dari bidang yang dipimpinnya. Sebagai ukuran kualitas, kriteria ini dapat diuji oleh pengambil kebijakan daerah dengan wawancara langsung seputar konsep penyelesaian persoalan stakeholders.
2.      Loyalitas. Kriteria ini merupakan syarat penting terhadap pemimpin daerah karena sikap loyalitas yang diberikan pemimpin SKPK menjadi jaminan pencapaian tujuan pimpinan daerah dalam merealisasikan visi-misinya. Namun demikian, kriteria ini sulit diuji langsung.
3.      Moral. Biasanya orang-orang menentukan kriteria moral ini dari aspek tradisi atau ideologi tertentu, seperti sering bergotong-royong, beristeri satu, dan lain sebagainya. Padahal kriteria moral yang penting dalam hal penempatan pejabat ini lebih kepada komitmen diri dalam menyelesaikan kebutuhan stakeholder, seperti jujur, respon terhadap persoalan dan lain sebagainya.
4.      Ideologi. Kriteria ini juga dapat dijadikan pertimbangan karena tidak jarang aspek ideologi menjadi hambatan dalam pencapaian tujuan. Sebagai contoh, suatu paham yang diyakini para pemimpin dinas sebagai sesuatu yang kontradiktif dengan tugas pokok dan fungsinya, dapat terbiarkan tanpa penyelesaian.
5.      Biaya. Penilaian biaya dalam kriteria pemilihan pemimpin SKPK yang dimaksudkan adalah kemampuan pemimpin dimaksud untuk melakukan efisiensi pelayanan stakeholders. Artinya, para pemimpin satuan kerja dapat bekerja dengan kondisi keuangan yang minim namun pelayanan masyarakat tetap tinggi.
6.      Dan lain sebagainya.


Minggu, 16 Juni 2013

INDAH ITU PROPORSIONAL

Indah Itu Proporsional

Mesjid Al Makmur pada 2012
dengan tampilan kubah sesuai
rancangan 
Banyak kalangan mengartikan proporsional dalam wujud ukuran sehingga diperoleh ungkapan perbandingan antar elemen yang dinyatakan dalam tingkatan kualitas keindahan. Tidak terkecuali karya seni atau wujud tertentu yang diharapkan dapat memberikan kepuasan bahkan kenikmatan dalam pandangan mata. Contoh dalam keseharian yang mudah disimpulkan banyak orang yakni kecantikan wajah seseorang. Peranan proporsional dalam konteks ini lebih dapat dipahamkan kepada kesesuaian perbandingan unsur-unsur wajah secara umum, seperti ukuran mata, hidung, bibir, telinga dan lain sebagainya. Kesesuaian jarak antar elemen itupun menjadi alasan untuk dijadikan kesimpulan terhadap kualitas kecantikan seseorang. Hingga saat ini jarang bahkan tidak pernah memenangkan kontes kecantikan tatkala seorang peserta menampilkan diri dengan lubang hidung lebih besar dari ukuran matanya. Misalnya lagi, tebal bibir yang melebihi lebar dahi dan lain sebagainya.
 
Mesjid Al Makmur pada Mei 2013
ketika pemasangan rangka kubah baru
Dalam arsitektur juga didapatkan kondisi yang sama. Manakala perbandingan antar elemen bangunan tertentu dirasakan tidak ternikmati secara pandangan  mata maka orang-orang menyimpulkan bahwa bangunan tersebut tidak asri dan perlu dirombak untuk diperoleh nilai-nilai artistika produk kontribusi proporsional. Konon lagi, bangunan dimaksud merupakan fasilitas umum yang biasa menjadi titik pengenal di kawasan tertentu.
 
Mesjid Al Makmur saat
pemasangan GRC kubah,
Mei 2013
Kondisi  seperti yang diceritakan di atas juga dialami Mesjid Al Makmur, Bandar Baru, Banda Aceh. Mesjid agung yang dibangun pasca bencana tsnami Aceh 2004 silam banyak dikomentari kalangan awam seputar keberadaan kubahnya. Selain jarang ditemukan model kubah seperti rancangan awal, juga nilai-nilai proporsional yang ditampilkan dalam keseluruhan bentuk mesjid menjadi hal yang tiada henti diperbincangkan. Setelah beberapa tahun dimanfaatkan, atau tepatnya sekira bulan April-Mei 2013, kubah mesjid itu direnovasi baik dari aspek bentuk maupun ukurannya. Banyak kalangan mulai mengomentari terhadap keindahan yang bakal dihadirkan mesjid itu. Artinya peranan proporsional dalam ekspresi keindahan relatif mutlak adanya.   



Kamis, 13 Juni 2013

KOMENTAR TANPA SOLUSI

Komentar Tanpa Solusi

Banda Aceh pasca Tsunami

Sebelum tahun 1977, di saat televisi belum tersiarkan di Banda Aceh, masyarakat kota ini masih beramai-ramai menikmati hiburan lewat bioskop atau perayaan lainnya, seperti sandiwara, pertandingan bola antar kampung, orang jual obat tepi jalan dan lain sebagainya. Sepulang menikmati aneka hiburan produk masa itu biasanya orang tertentu bercerita di warung-warung atau tempat kumpulan orang ramai lainnya. Khalayak pendengar cukup menikmati cerita sambung dari orang itu, biasanya tanpa bantah. Alat transportasi waktu itu masih dominan sepeda. Aku dan beberapa kawan mengalami kondisi ini hingga 1979. Biasanya kami duduk di kios Lamprit yang sengaja dibuatkan bangku untuk kami berkumpul sambil menunggu orang tertentu yang pulang dari kota, Peunayong atau Pasar Aceh. Ketika singgah, orang itu bercerita tentang apa yang dilihatnya di kota dengan ekspresi menarik. Suatu hal yang aku ingat di kala itu, jika ada suatu isu berkembang, ramai-ramai orang menghakimi tanpa tahu muasal dan kebenaran terhadap isu tersebut namun tanpa solusi. Apalagi isu berkembang seputar hujatan terhadap pemimpin atau pejabat tertentu.


Tidak jauh berbeda di tahun 2013. Sistem masyarakat masih berduyun kepada masalah yang lagi trent. Maksudnya, tatkala ada suatu masalah besar yang menjadi tanggung jawab para pimpinan tertentu gagal atau menemui hambatan dalam penyelesaiannya maka mereka berduyun-duyun mengomentari hal yang lagi populer itu tanpa solusi.  Artinya, dalam beberapa dekade budaya komentar tanpa solusi masih belum bergeser dari tradisi meski peralatan informasi telah berkembang luar biasa.

Senin, 10 Juni 2013

SIDANG PARLEMEN

antar sidang

hari itu sibuk sekali
tugas formal menerpa
dalam penat penantian
yang harus dan niscaya
menutup suasana hati jadi pilihan
dengan sungging yang melayani
hampir tiada gairah suka
dari sidang ke sidang

gelora bantu sosok dari barat
kiriman angkasa menguatkan
terlayang antar menit
ada ceria di sana
dalam indah geraknya

PELETAKAN BATU PERTAMA MAKODIM TAMIANG


Peletakan batu pertama rencana pembangunan Makodim Aceh Tamiang diselenggarakan pada Jumat, 07 Juni 2013. Peletakan batu pertama tersebut dilakukan oleh Pangdam Iskandar Muda, Mayjend TNI Zahari Siregar dan Bupati Aceh Tamiang, Hamdan Sati. Lokasi Makodim baru tersebut terletak di Kecamatan Kejuruan Muda, yakni kecamatan perbatasan timur di kabupaten itu. Luas tanah lokasi tersebut yakni 60.000 m2. Dengan dibangunnya Makodim di kawasan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara dinilai strategis dari aspek pembinaan teritorial. 

mendengar pemaparan oleh Kazibang, Jumat 7 Juni 2013

MEWAKILI BUPATI

mewakili bupati, Senin 10 Juni 2013 

Hari ini lumayan gerah. Matahari terik menyinari ibukota Kabupaten Aceh Tamiang, Karang Baru. Senin, 10 Juni 2013, aku mewakili Bupati Hamdan Sati untuk hadir di DPRK Tamiang dalam rangka Sidang Paripurna LKPJ dan Proleg. Tiga sidang yang dapat dihadirkan pada hari ini dari empat sidang yang direncanakan. Pertama, pendapat fraksi-fraksi tentang laporan pembelanjaan tahun 2012. Kedua, pendapat fraksi-fraksi terhadap rancangan kanun daerah. Selanjutnya, yang ke-tiga yakni jawaban bupati terhadap pendapat fraksi pada sidang pertama. Sedangkan sidang ke-empat yang gagal adalah jawaban bupati tentang pendapat fraksi pada sidang ke-tiga. Seyogianya, sidang ke-empat ini dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB, namun karena anggota legislatif yang hadir tidak memenuhi kuorum maka sidang ditunda. Kehadiranku ini merupakan pengalamanku yang pertama di legislatif Aceh Tamiang.

mendengar pemandangan umum fraksi, Senin, 10 Juni 2013

Minggu, 09 Juni 2013

RUMAH ACEH TMII

lukisan rumah Aceh, 2013

Rumah Aceh di Taman Mini Menurut Rachmat

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan kawasan wisata yang berisikan berbagai bangunan tradisional dan adat yang terdapat di seluruh nusantara. Tidak ketinggalan, pada kawasan seluas 150 hektar itu terdapat rumah tradisional Aceh beserta bangunan pelengkap lainnya. TMII yang dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975 tersebut saat ini menjadi ajang pembelajaran arsitektur, terlebih lagi bagi para mahasiswa peminat di bidang itu.

Menurut Rachmatsyah Nusfi, arsitek tradional Aceh, rumah Aceh di Taman Mini Indonesia Indah sejak awal pembangunannya sudah salah dari aspek proporsional, “di samping terlalu besar dari ukuran rumah masyarakat Aceh secara umum,” katanya.  “Rumah itu terbatas untuk pajangan belaka,” katanya.

“Kehadiran rumah Aceh tersebut tidak dapat dijadikan representasi rumah tradisional Aceh,” ungkap Rachmat. Menurut pengakuannya, maksud kehadiran rumah Aceh sebagai pengenalan rumah tradisional di tingkat nasional, akan tergiring keliru berkelanjutan jika diperuntukkan sebagai bahan kajian akademis. “Karena pembuatan rumah Aceh yang ada di Taman Mini itu tidak didasari atas rumus atau satuan ukuran tertentu,” kata Rachmat. Menurut Rachmat, sebenarnya rumah Aceh itu bukan rumah adat, hanya rumah tradisional yang merupakan bangunan golden section, yakni rumah yang memiliki satuan ukuran standar matematis.

“Keberadaan arsitektur rumah Aceh lazim direspon secara tendensius oleh kalangan tertentu,” kata Rachmat dalam setiap seminar arsitektur di Banda Aceh. “Padahal jika dikaji, pembuatan rumah Aceh sarat logica dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,” katanya.


Namun demikian, ianya memaklumi perjalanan suatu proses pengungkapan arsitektur lazim dipengaruhi pemikiran sesaat yang berbeda. “Menurut tingkat pemahaman komunitas tertentu,” jelasnya.  Dalam menyikapi keadaan, Rachmat berharap kepada pemerintah yang berwenang untuk merenovasi bangunan rumah tradisional itu, agar dapat melakukannya sesuai dengan kaedah-kaedah yang telah mentradisi di kalangan para tukang pembuat rumah (utoh). “Agar dapat melanjutkan perjalanan arsitektur sebagai aset bangsa,” pungkasnya. 

APRESIASI SASTRA

Dalam sastra roman Melayu, ungkapan bahasa lazim dipengaruhi dialek yang kadang kala sukar dipahami para pembaca umumnya. Tatabahasa yang dituliskan boleh ditafsirkan akibat pengaruh perkembangan satra Indonesia terhadap gaya bahasa Melayu. Hal ini bukanlah hal keliru karena tuntutan dari karya ini nikmat dibaca oleh pihak tertentu.

 

Menembus Kaseh

          Se-masa dengan kisah kejayaan Bendahara Johor 1613 M, Tun Sri Lanang, terkisah pula jalinan dua insan Datok Merindu Aruma Rungga bersama Putri Tunggal Sari Ratna Mutu Manikam dalam pesta budak-budak menari. Pujangga tak bernama ini berharap hikayat ruman sejarah ini berulang pada masa empat abad kemudian. Alkisah, Datok sangat senang pada delapan hari bulan Juni bertepatan 29 Rakjab kerana ada kesempatan pertemuan keduanya. Ia melarikan kereta cepat sekali dari arah timur tempat itu untuk menikmati rona indah pipi kekasehnya, Putri Tunggal Sari Ratna Mutu Manikam binti Datok Saif bin Saliman. Semula Putri sedikit marah dalam perjumpaan itu. Tapi tatapan matanya tajam menembus dada Datok tatkala seliseh jalan di bilik pesta. Sesekali Datok melirik kekasehnya yang duduk berselang oleh beberapa kursi puan-puan. Datok menerawang kepada hal-hal keelokan tubuh Putri dalam mata melolong. Utaknya berfikir keras sekejab itu seraya senyum dalam arti yang tidak tercakap. Jemarinya meremas geram, laksana memecahkan bola. Putri yang hari itu memakai baju kurung renda oranye sungguh elok dan membuat hati Datok meronta ingin tuai hasrat bersama. Tak lama Datok bercakap-cakap usai  pidato, Putri datang duduk di kursi sebelahnya yang kosong. Jari Putri terhimpit telapak tangan Datok entah sengaja atau tidak. Putri menarik dengan sungging bibir antara marah-marah tidak. Dalam penantian pulang Putri berdiri di sisi membelakang Datok yang lagi duduk bersama seorang kerani pesta asal Buket Tekung, Aswin Panjang bin Guru Toyor. Datok yang sedang bergelora dada mengusap bahagian belakang Putri sekadar melepas rindunya berbulan. Putri mengerti ihwal perasaan Datok tanpa meronta. 

             Dalam terik mereka bersepakat mencari santapan siang bersama beberapa Cek Gu perempuan. Datok memilih duduk di hadapan Putri pada meja makan panjang. Putri cekatan memesan santapan semuanya sambil mengatur duduk penyantap. Dipilihnya duduk sebahu dengan kesasehnya, Datok Merindu Aruma Rungga. Mereka banyak saling canda yang dinikmati rekan lainnya. Ketika pulang Putri mengajak Datok singgah ke rumahnya, tapi keadaan Datok letihlah amat. Putri maklum dan tidak marah serupa masa lalu-lalu.   

Selasa, 04 Juni 2013

SASTRA BUNGA SETAMAN

Sastra negeri seberang

Kisah Datok dan Putri
 
bunga setaman untuk Putri Tunggal Sari

“Aku palak,” kata Datok Merindu Rungga Aruma (RA). “Tidak ada urusan palak,” sahut Putri Tunggal Sari Mutu Manikam (SMM). Mereka berdebat hingga larut malam di dua perjalanan berbeda, ke timur dan ke barat. Datok Merindu RA memang teramat gusar rembang petang itu kerana Putri Tunggal SMM menghindar jadwal lawatannya. Namun dalam usia jauh beda dengan kekasihnya itu, Datok Merindu RA tidak kuasa menunjukkan gusar berlebih. Ada pasal mendasar atas gusarnya kerana Putri Tunggal SMM membantah tudingan. Hingga maklumat esok hari Datok dan Putri saling bantah dan bela diri atas ihwal perasaan keduanya. “Selamat bermalam minggu,” kata Putri menutupi perbicangannya tengah malam. Selayak namanya, Datok Merindu Rungga Aruma berkata dalam hati,”tak berbanding aruma bunga setaman ini dengan aruma Putri Tunggal

HUT SATPOL DAN WH

HUT SATPOL PP DAN WH TAMIANG

HUT Satpo PP dan WH Tamiang, Senin 030613

TURNAMEN TELAGA MUKU

Turnamen Sepak Bola di Telaga Muku
 
Razuardi Ibrahim menyerahkan hadiah pada Turnamen
Sepak Bola Masyarakat Telaga Muku, Tamiang, 300513

Kamis, 30 Mei 2013, aku diundang Tgk Don dan Datok di Telaga Muku untuk hadir dalam penutupan pertandingan sepak bola. Hari terakhir itu berhadapan dua kesebelasan yakni Manyak Payed versus Telaga Muku. Dalam pertandingan seru yang dipadati ribuan penonton tersebut, kesebelasan Manyak Payed menang 1-0 atas tuan rumah. Lapangan kecil di desa pantai kabupaten Tamiang tersebut riuh rendah dari sorai pengunjung. Sekira jam 18.00 WIB, tatkala penutupan, aku dipersilahkan memberi sambutan pada acara itu. Tidak cukup dengan pidato singkat dariku selaku wakil pemerintah daerah, aku juga dipersilahkan menyerahkan hadiah kepada juara pertama. Terkesan masyarakat desa Telaga Muku cukup ramah dalam menyambutku. Begitupula petugas dari Koramil dan Kapolsek yang bertugas pada hari meriah itu.