Rabu, 31 Desember 2014

HARI BARU

Razuardi Ibrahim, 31 Desember 2014

hari baru

tatkala kejenuhan datang
menghardik keberadaan
kuatkan tulus dalam hati
sambutlah ia dengan talenta
berbuatlah hingga puas tersenyum
tinggalkan kemarin dengan tatapan cerah
gejolak ambisi cerminan mereka
yang takut kehilangan
yang tiada paham arti dirinya
entah sampai kapan

ungkapan tahun baru 01 januari 2015




Minggu, 28 Desember 2014

JAHILIYAH MILLENIUM TIGA

jahiliyah millenium tiga

ada malas bercampur pandir terselebung
ada dusta dalam kemasan santun
ada khianat titipan dengki
ada elak tanggungjawab dalam wajibnya
sempurnalah kejahiliahan di kaum itu

jakarta, 22 desember 2014


TULIP ITU


tulip itu
tak pupus dalam terawang
menemani tanpa sua
tak ingin sosoknya terusik
dalam jarak
tapi kerap menguatkan
meski masa tidak berpihak
tulip selalu termiliki


jakarta, 08 Desember 2014  

BUDAYA MENYALAHKAN

Budaya Saling Menyalahkan

Kebiasaan ini sering terjadi di berbagai level masyarakat, khususnya seputar  kegagalan infrastruktur. Artinya, kondisi yang terjadi mengarah kepada pelepasan diri dari tanggung jawab. Seakan kegagalan yang dilakukan merupakan kontribusi dari banyak pihak. Tidak jarang pula pada gilirannya, pemangku kegagalan itu menyalahkan keadaan, suasana, iklim, tekanan sistem, dan lain sebagainya. Tatkala ianya memilih jalan pintas dengan menyandarkan kegagalannya kepada bencana alam, tentu upaya penelusuran menjadi terhenti. Akar persoalan yang perlu diketahui tak terungkap. Suatu kali dalam pertemuan, aku pernah berujar, “menyalahkan bencana menyiratkan menyalahkan Pemilik Alam Semesta,” kataku.


BUDAYA MENYALAHKAN

Budaya Saling Menyalahkan

Kebiasaan ini sering terjadi di berbagai level masyarakat, khususnya seputar  kegagalan infrastruktur. Artinya, kondisi yang terjadi mengarah kepada pelepasan diri dari tanggung jawab. Seakan kegagalan yang dilakukan merupakan kontribusi dari banyak pihak. Tidak jarang pula pada gilirannya, pemangku kegagalan itu menyalahkan keadaan, suasana, iklim, tekanan sistem, dan lain sebagainya. Tatkala ianya memilih jalan pintas dengan menyandarkan kegagalannya kepada bencana alam, tentu upaya penelusuran menjadi terhenti. Akar persoalan yang perlu diketahui tak terungkap. Suatu kali dalam pertemuan, aku pernah berujar, “menyalahkan bencana menyiratkan menyalahkan Pemilik Alam Semesta,” kataku.


STRUGGLE FOR LIFE

razuardi, karya foto Rachmatsyah Nusfi, 2013


Manusia merupakan salah satu makhluk yang memperjuangkan hidup (struggle for life). Tatkala terjadi himpitan dalam hidupnya, tidak jarang manusia mengeksploitasi bakat atau ragam talenta termiliki. Berbagai kelebihan itu dapat mencapai gemilang manakala respon lingkungan mengakui dan dirasakan dapat mengatasi persoalan. 22.12.14



KATA BIJAK BULAN DIRGAHAYU

Bersama Ibu, Nopember 2014


“wujud cinta diri, hindari belenggu jasa tanpa alasan” rajju-12.12.14

INDUSTRI KREATIF

Pada 8 Desember 2014, dalam kejenuhan mengenang suasana dirgahayu, aku berjalan ke tempat jual lukisan di Kota kasablanka. Di sana aku bertemu pelukis perempuan yang sedang menyelesaikan order. Bu Yunti, nama pelukis yang cukup hebat itu. Ia merupakan pelukis jebolan pendidikan tinggi di Kota Jogyakarta. Banyak hal  terdiskusikan waktu itu yang sedikit mengurangi kejenuhan meski tak tuntas.

Membangun Industri Kreatif Melalui Perberdayaan Unit Produksi Seniman


              Industri kreatif merupakan lapangan kerja yang diyakini mampu memberi  kesejahteraan bagi para seniman seperti terlihat di banyak negeri. Praktek ini membutuhkan perhatian pemerintah sesuai dengan kewajiban amanah yang diemban sehingga hambatan pencapaian kinerja dari para seniman di luar kemampuannya dapat teratasi. Konsep ini juga dapat terealisasi manakala pihak pemerintah dan pelaku karya seni mampu memunculkan kondisi saling terkait dan saling menguntungkan (mutualisme simbiosa).
              Kendala utama para pekerja seni yakni memasarkan hasil karya yang pada hakekatnya merupakan kebutuhan hidup. Di daerah tertentu yang mengandalkan karya seni sebagai objek wisata yang mampu mendulang devisa melalui kunjungan turis, tentu persoalan ini tidaklah menjadi persoalan, seperti Bali, Jogyakarta, dan beberapa daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu perlu diterapkan upaya aplikatif saling menguntungkan antara para pekerja seni dengan pemerintah baik pusat maupun daerah.
              Pekerja seni merupakan sosok yang mampu menghadirkan karya seni untuk dinikmati berbagai kalangan, di samping mampu menciptakan daya tarik masing-masing daerah domisili. Pemerintah merupakan pemangku kepentingan yang berwenang untuk membangkitkan ekonomi daerah sebagaimana tersirat dalam tujuan kepemerintahan yang baik.  Mencermati kedua hal tersebut, tidaklah sulit untuk mengkolaborasikan ke dalam bentuk hubungan mutualisme tersebut.
              Solusi termudah yakni dengan mengatasi permasalahan kebutuhan dasar para pelaku seni tersebut sementara tuntutan yang diterapkan seputar kemampuan menghasilkan karya seni yang dapat dijadikan objek wisata daerah. Tentu dalam membangun keterkaitan ini diperlukan suatu komitmen kuat antara pemerintah dengan sosok pekerja seni. Aplikasinya, suatu sanggar, padepokan, studio, atau apapun namanya, dapat dijadikan objek kunjungan yang terdata dalam registrasi pemerintah dan tidak diperkenankan non-aktif selama mendapat fasilitas dari pemerintah.
              Dampak positif yang terjadi, para pekerja seni tidak disusahkan dengan persoalan pelik terhadap kebutuhan hidup dalam melakukan aktivitasnya. Selain itu, para pekerja seni memenuhi kewajibannya untuk berproduksi setiap waktu. Dengan demikian, akan hadir karya-karya seni baru yang dapat dijadikan promosi daerah berkelanjutan.  

MENYIASATI PPS

Menyiasati PPS
           
Dalam suatu diskusi para pelaku seni, terungkap bahwa, “tatkala usia semakin menanjak, friksi batin kian kentara”. Hal ini alamiah dan berpeluang terjadi pada setiap individu andil gejala post power syndrome (PPS) yang selalu menghampiri. Kinerja PPS ini perlahan, diawali dengan munculnya kekhawatiran terhadap pupusnya pengakuan eksistensi dari sistem masyarakat. Bagi para penguasa, tekanan PPS dapat menggiring kehidupan ke arah negative, yakni gangguan kesehatan secara fisik. Kemungkinan ini berpeluang juga dialami oleh para pekerja seni meskipun tidak se-dominan para politisi. Untuk mengatasi gejala ini tidaklah terlalu sulit sejauh individu tertentu mampu mengendalikan ke-ego-annya. Langkah yang harus dilakukan, antara lain,  

1.      Tingkatkan hasil kerja di jelang masa memasuki PPS. Hal ini perlu diingatkan karena di saat masa puncak produktivitas seorang pekerja seni, ianya relative alpa mempersiapkan masa depan hidupnya. Termasuk juga ke-alpaannya dalam memperhatikan selera hidupnya dari aspek fase menikmati karya puncaknya yang sarat dikenang.

2.      Persiapkan tempat se-kecil apapun untuk mendokumentasikan hasil karya masa lalu itu. Jika pekerja seni ini merupakan sosok mampu dari aspek finansial, layak baginya mempersiapkan galeri, studio, museum, atau tempat khusus lainnya.

3.      Dan lain sebagainya, yang diyakini dapat menghibur hari-hari dalam kesendirian.   


Jumat, 26 Desember 2014

RAFLI, UDIN PELOR DAN AKU

rafli kande, udin pelor dan razuardi ibrahim, 24.12.14

Ada keluhan Udin Pelor sore itu, 24 Desember 2014, tentang kerinduan suasana kehidupan para pekerja seni masa lalu. Aku memperkuat cerita Bang Din (Udin Pelor) tentang keluhannya itu. Rafli juga mengulas cerita tentang hasrat memberdayakan para seniman yang mandiri. "Mestinya ada annual event yang kita buat," kataku. Rafli sepakat seraya menempatkan satu kawasan untuk hasrat itu. "Karena Aceh kental dengan perkusi, sebaiknya kita mulai dengan festival perkusi," kataku. Terlihat Rafli ceria mendengar cetusan itu, "Ya, mungkin kita boleh berangan-angan dengan international percussion festival," kataku sedikit terbahak.



PUISI KARYA HARI-HARI


karya hari ke-sembilan desember 2014


pada hari ke delapan akhir tahun ini
ada karya rupa yang tergores
namun kusimpan menanti tuju
itupun jika perkenannya

hari kesembilan
masih bertempat di ibukota
kulanjutkan karya lain
sebagai apresiasi hariku

jakarta, 09.12.14

HIBAH PDAM


Surat Dirjen Perimbangan Keuangan
Pada 22 Desember 2014, dilakukan penerimaan administrasi hibah sambungan rumah untuk Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak 1000 unit. Kegiatan itu dilaksanakan di Kementerian Keuangan RI, Jakarta. Kabupaten Aceh Tamiang merupakan satu-satunya kabupaten di Aceh yang mendapat bantuan dari negara Australia itu. Artinya, program penyehatan PDAM Tirta Tamiang yang dicanangkan Bupati hamdan Sati mendapat dukungan positif dari para pihak pemberi bantuan.

suasana penerimaan dokumen hibah pdam, di Kepmenkeu, 22.12.14






PERINGATAN TSUNAMI KESEPULUH

Banda Aceh, 26 Desember 2014


sepuluh tahun peristiwa
ramai pengungjung ke kota itu
berkisah kedahsyatan alam
yang porandakan muka bumi
andil kolaborasi goncangan dan air
meruntuhkan dan menyapu
orang menyebut gempa tsunami

hari ini rintih dalam kenang
ada petinggi negeri yang hadir
 juga kerabat negeri jiran yang peduli
yang dulu kerahkan banyak uang
waktu, tenaga, dan pikiran

ada nyanyian dan tausiah
mengkolaborasi dalam angan
haru ceria berganti
meraih jum'at tengah hari

blang padang, 26 desember 2014


Minggu, 21 Desember 2014

ALASAN PERNIKAHAN

Alasan pernikahan

Banyak orang tidak menikah atau melajang, khususnya para lelaki, dengan ragam alasan logis yang sulit terbantahkan. Menurut informasi tertentu yang belum teruji kebenarannya, dalam 10.000 orang terdapat satu yang berpendapat untuk tidak menikah. Alasan terbanyak, yakni belum mampu, menyusahkan, dan belum menemukan pasangan yang pas. Meskipun aspek ini merupakan wilayah privasi masing-masing orang, namun menarik untuk dicermati sebagai pengayaan ilmiah jika diperlukan.

Di samping itu, banyak pula pasangan menikah yang tidak mampu menjawab tentang alasan pernikahannya. Alasan umum yang lazim terdengar di tengah masyarakat, yakni untuk membangun rumah tangga. Beberapa pakar menyebutkan bahwa terdapat  alasan mendasar yang disembunyikan orang, yakni penglegalan lampias syahwat. Aku memaknai alasan ini sebagai hal yang positif bagi manusia selaku makhluk bermoral, bahkan religious. Tetapi tatkala dimaknai lebih dalam, dengan mengaitkan persentase perceraian yang memiliki trent meningkat saban tahun, alasan klise seperti yang  diungkapkan di atas semakin semu.

Mencermati berbagai informasi yang ada, perlu kiranya mengungkap tentang alasan pernikahan dilangsungkan. Setidak-tidaknya, tatkala terjadi friksi di dalam hubungan pernikahan tersebut diperoleh informasi awal untuk penyelesaiannya. Berikut hasil penelusuran dan diskusi informal terhadap beberapa alasan pernikahan yang dilakukan pasangan, antara lain :  

1.  Karena cinta dan kasih sayang. Alasan ini cukup dapat diterima dan biasanya pernikahan ini terjadi andil sukses menjaga kelanggengan cinta pertama dari keduanya.
2.  Karena pasangan saling mampu membangkitkan birahi. Alasan ini jarang terungkap namun lebih alamiah dan terakui.
3.    Karena politis. Tradisi pernikahan seperti ini biasa terjadi pada masa pemerintahan kerajaan berkembang. Tujuannya lebih kepada menjaga hubungan harmonis dari kedua pemerintahan itu.
4.  Karena premordialisme atau hubungan family. Alasan pernikahan seperti ini masih banyak terjadi, terlebih pada komunitas kecil yang terancam punah keberadaannya.
5.    Karena paksaan para pihak. Alasan ini biasa terjadi karena intervensi kuat dari keluarga atau para pihak yang menentukan terhadap sosok pasangan.
6.    Karena pertimbangan usia. Alasan ini didasari atas kekhawatiran pasangan tentang berbagai hal yang dapat menjadikannya termarjinal.
7.   Tekanan ekonomi. Alasan ini termasuk dominan dan biasanya terjadi akibat kompromi batin perhitungan nilai tawar.
8.    Karena keharusan dalam adat istiadat.

9.    Dan lain-lain alasan yang belum terungkap.

Sabtu, 20 Desember 2014

ARAFAT


arafat, razuardi, desember 2014

arafat

seluruh hidup disajikan untuk kaumnya
di tanah leluhur yang tercabik
oleh hasrat kuasa pemupus kasih sesama
tak reda darah mengalir di sana
entah sampai kapan


19.12.14

SUSI MENTERI


susi di kanvas, desember 2014

susi menteri

simbol mandiri
sosok pemupus duga di sela hujat
perempuan tak bisa
didik tinggi niscaya
tato ekspresi beringas

namun
kodrati lembut kuat bersemayam
manusiawi penuh mengagumi
cerdas, tegar, dan tangguh

Jakarta, 09.12.14


PUTRI DIANA


putri diana di atas kanvas, desember 2014

putri diana

penyaji kemanusiaan pemikat dunia
gapai hak menyinta dan dicintai
namun berakhir dengan misteri tragedi
ajal menanti di suatu hari
terpupus senyuman zaman

Jakarta, 08.12.14

GAMAL ABDEL NASER


penyatu arab, razuardi  desember 2014


gamal abdel naser

sosok penyatu arab
pengusung negeri tak berpihak
hiasi perjalanan sejarah dunia
dari negeri cleopatra


20.12.14

ABRAHAM LINCOLN

pembebas budak, razuardi desember 2014 


abraham lincoln
penebus budak dari paman sam
tiada pelanggaran ritual yang dilakukan
namun harus berakhir mahal


20.12.14

DUA SOSOK ADI KUASA


lenin dan gorbachev, razuardi desember 2014

dua beda

usia adi kuasa di antara mereka
dibangun dan diruntuhkan
wujud pemikiran berseteru zaman
ada iktibar di sana
bagi generasi pencermat


20.12.14

Selasa, 09 Desember 2014

KEGAGALAN ZAMAN

hiburan makan siang di Diklat Depdagri, 09.12.14

Kegagalan Zaman


Ketika pengapalan gas alam terakhir dari pesisir utara Aceh, jelang akhir 2014, mafhumlah kita bahwa aktivitas kilang pencair gas alam itu segera berakhir menyusul beberapa kilang raksasa lain yang lebih dulu berhenti. Artinya, di tahun ke-14 millenium ke-3 (2014), pusaran finansial di kawasan itu perlahan redup menuju sirna. Belum terlihat wujud pusaran pengganti untuk mendongkrak pertumbuhan kawasan  sebagaimana sering diceritakan beberapa puluh tahun silam di awal pengoperasian mesin-mesin devisa di tempat itu. Untuk kesimpulan dangkal, tiada salah jika dinyatakan bahwa zaman gagal menciptakan penggerak ekonomi pengganti. Rajju 07.07.14

DELAPAN SEMBILAN

delapan sembilan

“Bukan tuhan tak mampu mengayakan hambanya, tetapi kepercayaan mengelola nafsu yang tidak diberikan” 06.12.14

MENEMBUS LIMA TIGA

raut 53 tahun, 09.12.14

truth never dies

trust building must be sustainable
its life is to enliven civilization
be sure nature is reality
it always says the truth
be sure too, truth never dies
and be more sure
better late than never

rajju 9 Desember 2014,
corrected structure by nurdin ar 18 September 2014


SEMBILAN DUA BELAS


M Isa, Zulkifli, Razuardi Ibrahim, Agustin, dan Jafar di Diklat Depdagri 9 Desember 2014


Kebenaran

Dalam renungan dirgahayuku, Selasa, 9 Desember 2014, terlintas empat kebenaran berlaku yang pernah kudengar beberapa tahun silam. Di hari jadiku yang ke-53 ini,  tatkala ibukota, Jakarta, terusik ragam perdebatan partai politik, lintasan kebenaran dalam pikiran mengajak membangun jawaban atas friksi kelompok anak bangsa seperti yang diusung berbagai media saban hari. Sejak beberapa pesan singkat ucapan selamat untukku tadi malam, tatkala pergantian hari kalender dari delapan ke sembilan, renungan semakin keras untuk mengukur persoalan yang terjadi dengan empat kebenaran itu.

Pertama, kebenaran hakiki, yakni kebenaran yang hanya dimiliki oleh tuhan pencipta semesta alam. Kebenaran ini tidak mungkin terusik oleh bantahan pemikiran manusia karena terakui oleh masing-masing. Kedua, kebenaran aksioma, yakni pendapat umum yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Aksioma yang cukup populer dan dianut oleh banyak pemikir, yakni vox populi vox dei, yang maknanya suara rakyat adalah suara tuhan. Selanjutnya yang ketiga, kebenaran konstitusi, yakni kebenaran yang didasari atas aturan formal dalam Negara atau lingkungan tertentu. Kemudian yang ke-empat, kebenaran tradisi, yakni kebenaran yang dijunjung oleh adat berlaku di suatu tempat.  


Kulanjutkan pencermatanku hingga malam hari melalui televisi, dalam episode Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dimotori Karni Ilyas. Perdebatan semakin hangat yang diusung sosok-sosok orator, bertahan dalam alasan kebenaran mewakili partainya masing-masing. Aku merasa sulit menyimpulkan tentang kebenaran yang sesuai dengan ke-empat kebenaran di atas. Namun untuk tidak terlalu memusingkan kepala,  aku maknai sementara bahwa situasi sedang membangun satu kebenaran lagi, yakni kebenaran membangun debat

Minggu, 07 Desember 2014

DELAPAN DUA BELAS

pancaran 11.12.13, bukan simbol dewa ra

nanti jadinya

ceria hari jadi menuai pilu
andil suatu perjalanan luar
menepis nuansa tahun lalu
dalam sepoi hembusan sejuk pematang
terlebih beberapa musim silam
yang sumringah cengkrama total

berat hunjaman lara
alpakan rencana sua

Jakarta 08.12.14

Jumat, 05 Desember 2014

PUISI DIBA

diba

abdi
suatu luhur anak manusia
bida
dialek suatu daerah
biad
ungkapan sebisa balita
baid
sebuah merek tidak terkenal
ibad
nama isteri seorang kawan
idab
pernah ada nama konsultan luar
abid
anak lelaki seorang teman
adib
anak lelaki yang satunya lagi
diab
sebuah singkatan anak baru besar
daib 
singkatan yang menjadi-jadi
dabi
ucapan kota setelah abu
diba
sosok ratu mungil yang berdirgahayu hari ini

05 desember 2015

Rabu, 03 Desember 2014

PUISI USANG

menikmati usang
RAZUARDI IBRAHIM

pemandangan hari itu
pintu mobil mewah dibuka
sosok duduk di tengah turun
kenakan baju safari berlencana mengkilap
penunggu berduyun menyalami
disambut tengadah wajah tanpa senyum

ia dinanti warga
untuk sebuah pidato perhelatan
sesekali dia berdecak layaknya kesal
atas kesiapan sambut khalayak
yang seadanya

ia nikmati kemewahan semu itu
belia antri menghampiri mencium jemari
tetua tertunduk dalam barisan panjang
lupa akan zaman bertukar
yang tiada lagi berpihak
kepada tampilan usang
                                                                                      
Banda Aceh, Nopember 2014

Dalam kesaksian perilaku kerabat

PUISI SIRNA

GELIAT SIRNA PERLAHAN
RAZUARDI IBRAHIM

aku satu penyaksi dari beberapa
di lahan pendulang mewah
 pesisir utara sumatera
asap mengepul hebat dari tanah serambi
membumbung layaknya gantungan harapan
segala mata canggung bantah

derasnya orang gemuruh tuju
gapai harapan dari banyak penjuru
ragam warna kulit membangun kisah
dari berbagai belahan
dari antar benua

kaya bangsa melambung tinggi
menyesak pundi-pundi pelosok lahan
tetamu sibuki tetua lupa diri
tiada waktu berbenah
takpun meraba akhir masa gelimang

anak negeri berpangku
mengusung bangga dalam ragam cerita
sesekali membusung tepuk dada
tiada jarang ungkap selera
menggapai cakrawala tinggi sekali
dalam buaian sanjungan

ada zaman berpihak
digilir Sang Pencipta
agar tak tersesali dalam tanya
tentang makna keadilan
lampu-lampu benderang
sorot mata dunia penuhi janji
sejumput masa depan perubahan

mata hati terhijab kemilau
megah itu selamanya tak pernah mati
semakin indah diceritakan banyak anak
terpuas akan bingkisan sesaat

hadir era mengakhiri
di puluhan kedua abad dua puluh satu
kepulan asap sirna perlahan
tangan-tangan terampil menyusur hidup baru
di lain tempat yang lebih
kapal terakhir melaju
meninggalkan sebuah perhelatan
dalam tarian belia ceria  

sudut-sudut papa kian terkuak
alpa curah pikir usai sudah
memelas masa yang mulai kikir
gemerlap berganti suram

bertanya tentang keadilan pada iklim
akui tuhan tetap menyayangi
menampik tiada syukur
inilah bait kalam yang nyata
terabaikan usungan loba
mendera semua lapisan

biarkan aku menggugat zaman
berisikan sosok-sosok lupa pikir
tentang hari depan anak lanjutan
dalam kelaziman klise tetua
agar sama saksikan
pusaran gemilang itu tiada kembali

Lhokseumawe, Oktober 2014

Mengenang Zona Industri Lhokseumawe (ZILS)

SUATU PEMIKIRAN

Razuardi Ibrahim menguji kendaraan solar sel produk mahasiswa FT Unsyiah, 29.11.14


Ada suatu pemikiran yang masih bertahan hingga akhir 2014 dalam strata politis. Komunitas serupa itu meyakini politik mengharuskan pengeksploitasian peluang besar yang diperoleh dari harapan para pihak saling berseteru. 01.12.14

PROSES HIDUP SEORANG KAWAN

Satu sosok kucermati sejak awal, tatkala sama masih usia belia meskipun ianya lebih senior. Keluarganya lebih mampu di masa itu andil usaha perdagangan yang menjanjikan. Hari ini sosok itu cukup berpuas diri dengan dagang kecil-kecilan di suatu tempat tumpangan. Ia telah menjalani proses hidup layaknya orang lain, tetapi sebagai representasi ia juga patut dijadikan cerminan dari suatu proses. Konsep ini bukan mengabaikan komunitas tak mampu dijadikan sampel, sebab peluang gagal dalam berproses  bagi komunitas ini lebih besar. Jika keberhasilan sosok tak mampu dicermati, kesimpulan seketika yakni pujian atau sanjungan terhadap peristiwa luar biasa tersebut. Dari sosok yang diceritakan di atas, tersimpul proses yang terjadi, yakni mepersiapkan hidup, menjalani hidup, menikmati hidup, dan bertahan hidup.

Jumat, 14 November 2014

PUISI NASI GORENG MAGHRIB

nasi goreng maghrib

lelaki itu sedikit kurus
hampiri penjual nasi goreng
untuk barsantap maghrib itu
bertiga dalam satu meja
bersama sosok baru pulih

bungkusan itu cepat kubuka
agar berbagi dengannya
ada tampik kecil
meski berbelah

tubuhnya berisi padat
lahap bersuap
menyenangkan diselingi gurauan dua belia
dalam ingatan jelang lahir

14.11.14 

PUISI JAKET

jaket ingatnya

sekelumit ceria hari ini
datang dari pemberian
jaket hitam karyanya
berlambang organisasi ungu
tertulis nama tanpa keliru
serupa kawan lain
besar hati itu

bireuen,14.11.14

`