Rabu, 29 Januari 2014

BERFIKIR SISTEMIK

Berfikir Sistemik


Berfikir sistemik merupakan cara mengolah akal agar gagasan atau ide yang diungkapkan dapat mengembangkan atau menggerakkan pemikiran lainnya. Untuk mengamalkan berfikir sistemik ini tidak terlalu sulit, namun diperlukan kecerdasan mengungkap. Di sisi lain, syarat pokok berfikir sistemik yakni  ketulusan menuangkan gagasan tanpa terikat dengan suatu kepentingan.

RIVALITAS

Razuardi Ibrahim, 25.01.14 

Setiap orang memiliki rival atau dalam istilah pasarannya saingan. Kondisi ini alamiah adanya dan di masyarakat agresif, tidak jarang rivalitas dijadikan peluang untuk meningkatkan kualitas diri. Namun dalam komunitas berpegang teguh pada tradisi menjaga prestise kelompok secara berlebihan, rivalitas cenderung diartikan sebagai suatu permusuhan. Tidak semua individu mampu bertahan di tengah pemahaman rivalitas serupa ini. Bagi yang tidak mampu bertahan, tentunya perlu bekal bathin penyejuk mental spritual. Kembalikan pemikiran kepada keberadaan Rasulullah yang bertahan di tengah kaumnya dengan belenggu permusuhan. Artinya, Rasulullah sekalipun, yang mengajak umatnya menuju surga tetap terhadang rivalitas dalam makna permusuhan. 

BPHTB

Kebijakan pemerintah pusat yang menyerahkan pengelolaan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) kepada pemerintah kabupaten-kota mendapat kritikan keras dari Bupati Gowa, H Ichsan YL. Menurut Ichsan, kebijakan tersebut bukan hanya menciptakan disparitas antar wilayah, tapi juga berujung pada pemiskinan masyarakat secara tidak langsung.

Hidup enggan mati tak mau
‘’Saya melihat kebijakan penyerahan BPHTB kepada pemerintah kabupaten-kota hanya menguntungkan kota-kota besar. Banyak walikota dan bupati tidak sadar dengan kebijakan ini. Tapi begitu membelanjakan APBD-nya 2011, baru akan terasa sekali,’’ ujarnya dengan nada tinggi kepada wartawan, usai membuka sosialisasi Peraturan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri, tentang tahapan persiapan Pengalihan BPHTB dan PBB P2 sebagai pajak daerah, Selasa (28/12), di Baruga Karaeng Pattingalloang, yang dihadiri para notaries, BPN dan perpajakan.

ALASAN MARAH

Marah Karena Berharap
Razuardi Ibrahim, 24.01.14



Banyak alasan orang untuk marah kepada yang lain. Tapi yang menonjol akibat perbedaan harapan dengan kenyataan. Suatu hari aku didatangi beberapa orang yang meminta bantuan uang kepadaku dengan suatu alasan. Mereka menyatakan minta bantuan uang minyak untuk menemui orang-orang penting di Banda Aceh dan aku berikan. Namun mereka tersinggung uang yang aku berikan terbatas untuk beli minyak di perjalanan. Tersirat karena aku menjabat Sekretaris Daerah (Sekda), tentunya mereka mendapat uang yang banyak. Aku memahami bahwa terdapat suatu mindset bertahan dalam diri mereka, sebagaimana gumamnya ketika mengungkap kemarahan dan berbalas. Kusimpulkan saat itu juga, mereka meyakini bahwa seorang Sekda bergelimang kemewahan. 

PUISI PULANG

di jalan

pasangan itu pulang
setelah dua hari di ibukota propinsi ujung sumatera
hadiri latihan terampil

jarak jauh berkata-kata
hingga menggapai hasrat biasa
dalam aliran tamu leleh
di sela tabir yang tak tabir

ungkapan sama memuncak
tuntaskan dua gelora

kualasimpang, 30.01.14

SOSOK JALIL

Sosok Jalil
 
Jalil, Nopember 2013
Di suatu Jum’at, 17 Januari 2014, aku di-SMS oleh seorang kerabat tentang nasehat yang belum pernah kudengar sebelumnya. Kerabat bernama Jalil ini merupakan pengagum Hamdan sati, Bupati Aceh Tamiang. Kami akrab berdialog, bermula di kediaman Hamdan Sati setelah pelantikan Bupati Aceh Tamiang pada 28 Desember 2012. Sejak pertama berdialog dengannya, terkesan Jalil menyimpan ketulusan untuk menatap pertumbuhan Aceh Tamiang di masa depan. Indikasi ini cukup terasa olehku karena Jalil tidak pernah mengutarakan keluhannya kepada Hamdan Sati dan aku sendiri. Kupikir nasehatnya di Jum’at jelang siang itu layak diabadikan dalam catatan kecil ini. Bunyi SMS itu sebagai berikut ;

Jika ada orang berbicara mengenai kita di belakang
Itu tanda bahwa kita sudah berada di depan

Saat orang berbicara merendahkan kita
Itu adalah tanda bahwa kita sudah berada di tempat yang lebih tinggi

Saat orang berbicara dengan nada iri mengenai kita
Itu adalah tanda bahwa kita sudah jauh lebih baik dari mereka

Dan saat orang berbicara buruk mengenai kita padahal kita tak pernah mengusik kehidupan mereka
Itu adalah tanda bahwa kehidupan kita sebenarnya lebih indah dari mereka

Jalil 17 Januari 2014
Pukul 12:39:48 WIB
HP +6282361702323


BERITA KAFT






Selasa, 28 Januari 2014

ASLI KESUMA

Asli Kesuma

Asli Kesuma
Sudah lama aku mencari pencetus slogan Bireuen yang cukup melekat di ingatan aktivis Kota Juang di era akhir 1980-an. “Gemilang Datang Padamu, Bila Tekad Kukuh Berpadu,” demikian ungkapan penggerak aktivitas kawula muda kala itu. Bang Avid Daud, tokoh muda Kota Juang yang cukup populer masa itu mengungkapkan kepadaku, bahwa “yang merangkai kata-kata itu ialah Pak Asli Kesuma,” demikian ungkapnya suatu ketika. Tentu aku penasaran tentang sosok ini, di samping perlu membuat catatan untuknya. Aku pernah membaca kalimat itu pada pahatan marmer landasan batu kureng di depan Pendopo Bireuen pada 1989. Waktu itu Bireuen masih berstatus bagian dari Kabupaten Aceh Utara. Pada tahun 2002 tulisan itu dipindahkan sehingga aku merasa kehilangan untuk mendokumentasikannya. Tadi pagi, Selasa (28/01/14) aku menagih foto Pak Asli Kesuma pada salah seorang pegawai DPRK Tamiang, yang merupakan adik ipar beliau. Sudah lama aku meminta foto ini dari perkenalan kami beberapa bulan silam. Tentu aku senang sekali mendapatkan foto salah seorang tokoh Majelis Adat Aceh (MAA) ini. Semoga karya Pak Asli Kesuma untuk pembelajaran generasi sekarang mendapat imbalan dari Yang Maha Kuasa.



Senin, 27 Januari 2014

KONDISI APARATUR


Seorang teman bercerita, bahwa sistem aparatur Pemda semakin jelek. "Cukup rusak," kata Jamal, seorang insinyur mesin angkatan 1981, yang bergerak dalam bidang usaha jasa konstruksi. Aku memahami maksud sindiran Jamal seraya menyimpulkan kondisi yang dimaksudkannya. "Krisis aparatur berkompetensi, mungkin begitu maksudmu ya?," tanyaku dan di-iyakannya. "Dan penempatan pejabat tidak sesuai kompetensi," katanya lagi.  Beberapa kawan lain yang mendengar juga terlibat memberi komentar. "Butuh waktu lama untuk kembalikan kondisi," kata kawan lain. "Karena pemulihan kaget dari aparatur yang sudah ke-enakan juga butuh waktu. Juga perlawanan dari aparatur status quo, " sambung Jamal lagi. Kesimpulan diskusi ringan pagi itu, "uji kompetensi diaktifkan," kata Jamal lagi.   

BALIHO KAFT

Baliho Kaft di Kantor Gubernur Aceh, 24-01-14

PUISI MEDAN

razuardi ibrahim, 25-01-14

pagi kemarin
medan ceria dalam sambutan mentari
nyenyak malam tadi masih menggelayut
satu lintasan sirat
sosok hantarkan alunan asri
semerta ajakan
hamburkan kental banyak
hilang di ketebalan hambal warna warni

medan 16.01.14

BERSAMA GUBERNUR ACEH

Karikatur harapan pembangunan, 24-01-14

Setelah makan malam bersama di Meuligoe Aceh, Jum'at 24 Januari 2014, Gubernur Aceh menerima cenderamata dari KAFT. Aku menyerahkan sebuah karikatur yang menggambarkan harapan masa depan pembangunan Aceh. Gubernur senang menerima bingkisan itu seraya berujar dalam pidato singkatnya, "inilah yang dinamakan sehati," katanya. 

Minggu, 26 Januari 2014

PENCERAHAN AKTIVIS TEKNIK

Pencerahan aktivis teknik, 25-01-14

Pada Sabtu, 25 Januari 2014, setelah pelantikanku sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala tadi malam, Dekan FT mengundangku untuk memberi pencerahan kepada para aktivis di kampus itu. Banyak keluhan yang aku dengar dari para junior di kampus tempat aku menimba ilmu dulu. Intinya, bagaimana membangun kebersamaan berkelanjutan sesama mahasiswa yang selama ini dirasakan semakin berkurang. Ketidak-mampuan membangun kebersamaan berpeluang terjadinya pendegradasian ragam organisasi mahasiswa dan tidak tertutup kemungkinan berdampak kepada keutuhan organisasi KAFT, pasca proses pembelajaran. Para alumni senior berkisah bahwa pada masa lalu, 1970-1980-an, di saat peralatan komunikasi canggih masih sebatas telepon umum, persaingan antar fakultas begitu dominan. "Karena komunikasi antar mahasiswa cukup intens dan anak-anak fakultas lain menjadi bahan ejekan ketika adanya pertandingan antar fakultas," kata Rachmat. "Jadi ada fakultas tertentu yang menjadi saingan Fakultas Teknik," kata senior yang lain. Oleh karenanya, aku menyimpulkan bahwa untuk bertahan dalam keutuhan organisasi "jika tidak mampu menciptakan musuh bersama maka harus mampu membangun kebanggaan bersama". 

Para aktivis FT, 25-01-14

Kamis, 23 Januari 2014

CABE-CABEAN

Cabe-cabean
 
Pasangan remaja di Davao, 2011
Sabtu malam Minggu (18/01/14), Metro TV menayangkan acara yang dipandu oleh Fifi Aleyda Yahya (AY). Topiknya cukup menarik perhatianku, yakni keberadaan cewek “cabe-cabean”. Beberapa remaja putra dan putri diwawancarai seputar pengetahuannya tentang istilah dan kriteria cewek ini. Menurut beberapa cewek, “cabe-cabean” merupakan cewek yang tidak baik dari aspek penampilan maupun dari aspek moral. Tersirat kelompok cewek berusia di bawah 17 tahun ini dapat dimanfaatkan untuk kencan bagi yang memerlukan. Biasanya, mereka bergabung dengan para geng motor yang kerap mengadu keterampilan balapan di jalan raya. “Biasanya mereka menyodorkan diri untuk dibonceng pembalab,” kata seorang pembalap remaja yang juga mengaku pernah mempertaruhkan cewek “cabe-cabean ini” di kalangan sesama pembalab liar.  Satu pertanyaan Fifi AY, “setelah memenangkan perlombaan diapakan cabe-cabean itu ?,” tanyanya. Remaja itu menjawab, “kadang kala untuk berhubungan seksual,” katanya. Sekilas aku teringat kondisi remaja di Davao, Philipina, saat aku mengunjungi negara itu tahun 2011. Betapa pemandangan umum yang tidak lazim di Indonesia, pasangan remaja belasan tahun bergandengan sambil menawar dagangan obat perangsang di tepi jalan. Menariknya, penjaja barang dagangan istimewa itu juga remaja.
 
Remaja penjaja obat
perangsang, Davao, 2011

Aku memaknai ke-dua pencermatan di dua masa dan negara itu, sebagai hal sama yang perlu disikapi. Cewek remaja yang sedang puber menerobos tradisi tentang saat pengeksploitasian birahinya. Artinya, mereka tidak mempersoalkan batasan tradisi tersebut asal mereka mendapatkan akses untuk melampiaskan kehendak birahi yang juga merupakan tuntutan alam itu. Pengecaman pernikahan di bawah umur (pedofil) yang cukup menghadang di masa sekarang tidak pun menjadi beban pemikiran bagi mereka. Setidak-tidaknya, bahasan cewek cabe-cabean yang dipandu Fifi AY perlu kajian lanjutan sehingga hubungan syahwat, usia, aturan, dan hal lain terkait mampu memberi solusi terhadap keadaan.    

Rabu, 15 Januari 2014

BERKEMBANG YANG TAK

Berkembang Yang Tak

Razuardi Ibrahim, Jakarta 13-01-14 "Menanti Cahaya"

Komunitas internasional menjuluki kita dan beberapa negara lain dengan istilah masyarakat negara dunia ketiga. Ada lagi yang mengistilahkan dengan masyarakat negara berkembang. Ukuran istilah itu tentu didasari perbandingan kondisi kita dengan negara barat termasuk Amerika Serikat yang ditabalkan sebagai negara maju di dunia. Konsep kesejahteraan masyarakat dunia yang hangat dibicarakan pada abad ke-20 adalah mencapai status negara maju sesuai kriteria negara barat itu. Namun konsep itu semakin kabur untuk dicapai karena kemajuan negara-negara barat dan Amerika tersebut sudah membendung perjalanan negara berkembang untuk meraih titik puncak dengan teknologi IT yang disebarkan meluas. Tidak saja  mendapat sambutan meriah dari berbagai pelosok negara dunia, teknologi IT menciptakan ketergantungan massal. Tanpa disadari kondisi negara berkembang tidak akan meraih puncak akibat titik balik kemajuan negara barat kuat mendorong kembali ke landasan. Seakan arus balik itu berujar, “tidak ada apa-apa di puncak mari kita turun saja”. Dengan demikian, posisi kita masyarakat negara berkembang bertahan di pertengahan menuju puncak seraya berujar semu, ”kamipun tak memerlukan lagi puncak itu, karena budaya massa lewat IT cukup ternikmati dan menjanjikan ragam pesona”. Artinya, pada jelang dekade kedua millenium ke-tiga ini konsep tujuan negara berkembang perlu diformat ulang guna meraih kembali perjalanan menuju puncak.


TRADISI AMBISI

Tradisi Ambisi
 
Razuardi Ibrahim bersama Sekda Kabupaten Langkat
Jakarta, 13 Januari 2014
Dalam masyarakat tertentu, adakalanya ambisi merupakan keharusan dan perlu dipertahankan. Biasanya untuk menggapai berbagai hal terkait prestise sosok atau kelompoknya, upaya yang dilakukan menghalalkan berbagai cara. Tradisi yang dianggap sebagai suatu kebenaran ini, banyak memberi pengaruh kepada prilaku elemen masyarakat lainnya.  Biasa terjadi, urusan kerja pemerintah yang telah jelas aturannya itu, juga mesti mendapat intervensi dari ragam elemen yang merasa berkeharusan di daerah asal kelompok itu. Jika peluang ini tertutup, respon masyarakat seketika mewarnai keadaan, boleh jadi dengan penyebaran isu, demo, dan lain sebagainya. 


Selasa, 14 Januari 2014

PUISI PURNAMA

Punama di lima belas Januari 2014

lima belas impit lima belas

siraman cahaya bulan malam ini
di usia lima belas hari
purnama paham orang dari dulu
kolaborasi jitu hari kalender di lima belas januari
bermakna dua ribu empat belas yang padu

tiada terdengar bisikan pengagum bulan
terlelap tak nikmati malam benderang
seperti biasa merekam dengan dua mata bola
yang sama jelita lampu malam

sungguh peristiwa malam ini 
andil kebesaran ilahi
yang tiada kubiarkan tanpa abadi
karya tengah malam menyusul pagi
bingkisan untuk pengkabar

kualasimpang, 15 januari 2014

Senin, 13 Januari 2014

PUISI JAKARTA

Menko Hatta Rajasa dan Razuardi Ibrahim
Senin, 13 Januari 2014
ketika salam menko

pagi itu jakarta masih berkisah tentang banjir
langitpun rada mendung sedikit rinai
takpun aku bermimpi malam tadi
selain kejutku yang tak yakin di ibukota

aku mendengar sosok itu bercerita
setelah salam dan senyum
menyahuti ulasan bupati hamdan
tentang bangkitan ekonomi negeri
sesekali aku diajak sambung
kuatkan alasan kawasan

dia akan datang ke kampung kami
kunjungi khalayak di sana
adegan temu yang sukses
andil keramahan sesama

jakarta, 13 januari 2014

CERITA BUKU CERITA


Dokumen Perencanaan KIB
Batee Glungku

Buku Itu Mulai Berkisah
 
Gudang logistik, 2006
Aku melintas di Batee Glungku pada siang cerah Selasa, 07 Januari 2014. Jelas terlihat apa yang telah bangkit di kawasan itu. Tidak berlebihan jika aku cukup gembira melihat ada aktivitas orang-orang bekerja di tempat itu. Terlintas hujatan beberapa rekan terhadap Pak Mustafa A Glanggang dan aku beberapa tahun silam, tatkala aku bertugas di Bireuen. Terberat dalam ingatanku, pada tahun 2008, beberapa rekan jurnalis mengkomplain tentang konsep bangkitan kawasan industri tersebut yang hanya dilakoni para pedagang air tebu peras. Namun, kegembiraanku hari itu cukup beralasan manakala waktu gerakan pertumbuhan terjawabkan, yakni sejak tahun 2006.
 
Gudang Usaha, 2013
Pada tahun 2007, aku bersama beberapa rekan aparatur dan masyarakat tempatan, termasuk Adli Calok, melakukan pemetaan ulang terhadap luas kawasan. Luasnya kurang lebih 795 hektar yang terdiri dari perbukitan dengan ditubuhi semak belukar. Mereka cukup antusias menyahuti rencana itu, yang aku maknai dari pertemuan di Mesjid Kubu Lapan. Aku sampaikan juga perencanaan yang telah dibuat semasa Bupati Bireuen dijabat Pak Mustafa A Glanggang. “Yang direncanakan adalah Bireuen Industrial Estate,” kataku dalam pertemuan itu. “Tujuannya adalah untuk menghambat uang-uang yang melintas dari jalan ini,” sambungku lagi seraya menjelaskan konsep sekatan uang mengalir ke luar melalui lintasan jalan Medan-Banda Aceh. “Pelintas baik pribadi maupun dengan bus umum harus mampir di sini,” kataku seraya bergurau di warung air tebu suatu ketika.
 
Pusat Pelatihan Tenaga Kerja, 2010
Pada tahun 2008, aku bersama beberapa jurnalis Bireuen pernah melakuan survey informal melalui tanya jawab yang dilaporkan lewat tulisan. Umumnya karya mereka berkualitas untuk pencermatan kondisi lapangan, meskipin beberapa dari mereka komplain. “Dulu katanya mau buat kawasan industri, tapi kok yang ada orang peras air tebu,” komen mereka. Aku mencoba menjawab seadanya dengan berlandaskan konsep menggetarkan lahan untuk sebuah pertumbuhan ekonomi masyarakat. Minimal dengan jawaban itu aku juga memperoleh ilustrasi tentang cara berfikir dari yang tidak setuju tanpa sebab itu. Suatu kali dalam diskusi dengan mereka, aku mendapatkan dua jawaban sekaligus, yakni ketidaksepahaman mereka dengan Pak Mus dan sesama para jurnalis itu sendiri. Hal ini lumayan menarik bagi pencermatanku tentang respon berbagai elemen dalam menyahuti sebuah konsep ekonomi kawasan.
 
Pertokoan Swasta, 2013
Aku berusaha untuk mendapatkan angka kisaran tahun tentang perkembangan fungsi lahan di Aceh. Rentang waktu dalam kisaran tahun, sejak perencanaan hingga membangun imej para pelaku investasi yang pada akhirnya melakukan aktivitas di tempat itu menjadi penting untuk diketahui berbagai pihak berkepentingan, untuk dapat dijadikan indeks atau faktor-faktor yang mempengaruhi.
 
Pertokoan Swasta 2013

Pertumbuhan kawasan Batee Glungku yang di-launching pada 2006  hingga membangun daya tarik pada 2012, rentang waktu yang diperhitungkan selama 6 tahun. Masa ini memaknai, bahwa jika suatu konsep ekonomi kawasan akan diusung, manfaat pertumbuhan akan menggeliat pada enam tahun mendatang. Artinya, setiap perencana tidak perlu cemas terhadap kurangnya tanda-tanda pertumbuhan di tahun pertama dan kedua. Begitulah kehendak alam adanya. 

Dokumen Kawasan, 2006

BERSAMA MENKO

Pertemuan Dengan Menko Perekonomian

Bupati Hamdan Sati,
Menko Hatta Rajasa dan Razuardi Ibrahim
Senin, 13 Januari 2014, pukul 14.15 WIB, Bupati Aceh Tamiang dan aku telah dijadwalkan bertemu dengan Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Hatta Rajasa, di Jakarta. Jadwal itu ditetapkan setelah Pak Farhan Hamid, anggota MPR-RI, berkunjung ke Tamiang (11/1/14) dan berkoordinasi dengan Bu Ari, staf Menko. Dalam pertemuan dengan Menko hari ini, Bupati Aceh Tamiang, Hamdan Sati mengutarakan delapan kegiatan pokok di Aceh Tamiang yang dapat mendukung konsep MP3EI. Menko menyambut baik presentasi tersebut seraya memanggil salah seorang Deputi di kementerian itu, Luky Eko W (hp 0811 860 967) seraya berpesan, mempelajari peluang dukungan serta meminta Bupati Hamdan Sati untuk menetapkan kegiatan prioritas yang pada intinya mampu menggerakkan kawasan dengan cepat, segera membuat rapat tentang usulan, dan membuat rencana kunjungan ke Aceh Tamiang. 


Pertemuan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin 13 Januari 2014



Jumat, 10 Januari 2014

DOKTER MUSTAKIM


Dokter Mustakim

Malam ini, Jum’at 10 Januari 2014, aku dikunjungi dokter muda, Mustakim namanya. Dia merupakan keponakan kerabatku Dr. dr  Mahlil Ruby, M Kes, dokter yang pernah bertugas di matang Geulumpang Dua. Banyak hal yang menarik dari perbincangan kami, tentunya seputar pengabdian masyarakat bidang kesehatan di Aceh Tamiang.

Perkembangan dunia kedokteran semakin tak bisa dipungkiri. Hari demi hari, upaya mengatasi berbagai persoalan kesehatan umat diteliti dari berbagai organ tubuh hingga peranan darah. “Semakin berusia lanjut, darah kita semakin kental,” kata dokter Mustakim, salah seorang tenaga medis di Puskesmas Kota Kualasimpang. Pria kelahiran Bireuen, 31 Mei 1976 ini sudah mengabdi di kecamatan terpadat penduduk dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang sejak 2012. Dia memahami bahwa muasal berbagai penyakit, yakni kondisi kemampuan darah dalam menjalankan fungsinya. “Bahwa semakin kental darah kita semakin tinggi resiko penyakit di dalam tubuh,” jelasnya dengan bersemangat. “Tidak saja penyakit yang diakibatkan oleh kelainan sistemik, namun juga akibat keganasan tumor atau kanker,” sambungnya lagi.

Dokter Mustakim bercerita bahwa teknologi medis sedang mengembangkan Ozone Therapy (OT) yang keahlian di bidang ini belum ada di Indonesia. OT merupakan satu cara pengobatan dengan metode pengembalian kondisi pencairan darah dari kekentalan yang terjadi dengan ozone. “Konsep sebenarnya adalah konsep alamiah, yakni dengan memahami ciptaan Allah, bahwa Allah menciptakan proteksi bumi dengan lapisan ozone (O3). Oleh karenanya, semakin tebal lapisan ozone semakin hijau pula bumi kita,” kata dokter berwajah imut-imut ini. Dia juga menerangkan, bahwa para pakar kedokteran menterjemahkan konsep alam ini ke dalam teknologi kedokteran. “Sebenarnya teknologi OT ini sudah ditemukan sudah lama, pada 1957,” katanya. Namun menurutnya, akibat berbagai hambatan zaman, perkembangan pengobatan OT ini baru dikenal dan berkembang pesat pada era millenium ke-tiga sekarang.

Proses pengobatan OT ini tidak rumit, yaitu dengan cara mengeluarkan darah dari dalam tubuh untuk disaring dengan peralatan Concentrat Ozone melalui Tranfusion Bag (kantong transfusi) yang terdapat di dalam alat Ozone Generator kemudian dikembalikan lagi ke dalam tubuh. “Saya sudah mencoba pengobatan ini,” kata dokter Mustakim.

Terkait dengan kelangkaan pengobatan OT, dokter Mustakim dalam waktu dekat akan melanjutkan studi spesialis bidang ini di Ozone Therapy, Nevada, Amerika Serikat. “Saya bercita-cita, agar kepulangan saya nanti dapat mengembangkan pengobatan OT ini di Aceh Tamiang untuk kemudahan dan kemashlahatan umat,” terangnya.      



INGIN MELUKIS


Razuardi Ibrahim, melampiaskan bobby, Kualasimpang 11.01.14

Sore tadi (10/01/14) aku lelah sekali sepulang dari Pendopo Tamiang. Ada kunjungan Menteri PAN dalam wujud silaturahmi di sana. Namun satu kehendak jiwa tak mungkin kuabaikan. "Aku ingin melukis," bisik hatiku tanpa dapat kubantah dalam lelah yang lumayan. Jelang Maghrib aku pulas dalam bayangan kanvas dan cat yang aku beli di Medan beberapa hari lalu. Hobby lama yang datang di sela-sela kesibukan semakin menghunjam saja. Selepas beberapa kerabat mengunjungi, aku lampiaskan desakan itu. Tengah malam mata menyiratkan besok saja kubuka kotak cat dan kuas. Tiada kuat aku menahan perselisihan mata dan hati pada pukul 01 WIB dinihari. Begitulah.

Rabu, 08 Januari 2014

PUISI TERJAGA

terjaga

jelang pagi lelapku pupus
 menerawang sepintas di peraduan
sekelebat galau tipis hampiri
tidak bermakna menyusahkan
ada catatan yang mesti kuungkap
seputar pilihanku selaku pengabdi negeri
yang bergumul ragam soal

aku bukan nabi
yang bebas salah atas tuntunan pencipta
meski aku saban waktu menggapai kebenaran
untuk kuceritakan bagi yang datang

sejenak kerongkongan tersendat
mengingat orang-orang masih susah
di hamparan gelimang rahmat
yang belum menyirami tubuh-tubuh anak negeri

aku tak sabar 
memandang sulit menghadang
semoga bangkit tidurku malam ini
kuatkan hasrat merubah suasana
membalut kaki telanjang di pematang 

o, tuhan
pilihanku atas tunjuk dan lindungmu


kualasimpang, 09.01.14

RESPON EKONOMI

Respon Ekonomi Masyarakat
Respon kawasan terhadap ekonomi, Padang Tiji, Pidie, 07.01.14


Aku mencermati ada dua kondisi masyarakat yang berbeda dalam menyahuti kondisi ekonomi dirinya. Pertama, manakala satu sosok melintas dari kerumunan masyarakat tertentu, seketika terjadi bahasan tentang prilaku negatif dari sosok itu. “Kalian tau berapa keuntungan yang dia dapat dari tambaknya di sini.....,” kata salah seorang dari kelompok itu. Ke-dua, seketika terjadi bahasan seputar upaya mendekati sosok itu agar terimbas kemakmuran seperti yang disaksikan. Respon pertama yang sejak lama bersemayam dalam pola pikir masyarakat ini masih terjadi hingga awal 2014 sekarang, meskipun relatif semakin kecil dari persentasenya. 

MENGAPA TSUNAMI

Mengapa Tsunami

Beberapa bulan pasca peristiwa dahsyat tsunami Aceh, di berbagai tempat banyak dibicarakan orang tentang “mengapa peristiwa itu terjadi di Serambi Mekah”. Tidak saja di forum seminar, tetapi topik ini menjalar hingga ke pelosok surau. Tentu dengan kemampuan nalar, pengetahuan, keyakinan, dan lain sebagainya. Salah satu isu terheboh, tsunami yang terjadi akibat percobaan nuklir oleh Amerika Serikat di Lautan Atlantik. “Coba lihat, jenazah korban tsunami itu pada hangus kayak terbakar,” kesimpulan orang-orang di Warung Kopi di kawasan Banda Aceh. Aku perhatikan beberapa dari peserta diskusi informal itu mulai menghujat negara adidaya itu sambil, “pantasan, dalam beberapa hari kapal induk Amerika telah tiba di dekat Banda Aceh,” gumam dari mereka.
 
Kawasan Peunayong, Banda Aceh, 26 Desember 2004
Di satu komunitas majelis taklim, lain lagi isu yang berkembang. “Bahwa Allah menurunkan musibah karena tiga sebab,” kata salah seorang dari mereka. “Pertama karena ingin diuji, kedua sebagai peringatan, dan yang ketiga merupakan azab,” sambung orang itu lagi. Semua orang di tempat itu diam, mencermati apa yang disampaikan dengan penuh makna. Terakhir orang itu mengingatkan, “kita bisa rasakan sendiri, pada sebab yang mana musibah itu diberikan kepada kita,” katanya seraya menjelaskan bahwa salah satu hal yang dibenci Allah, yakni kemunafikan.    


Selasa, 07 Januari 2014

KATA BIJAK 2014

Razuardi Ibrahim, 01.01.14

"terbebani diri terhadap anak kandung adalah kehendak naluri, namun membebani diri terhadap anak orang lain merupakan kinerja nurani" 

penyempurnaan dari yang pernah didengar, 07.01.14

CITA-CITA DALAM SISTEM

Cita-cita Dalam Sistem

Semudah-mudahnya orang melakukan aktivitas ekonomi, yakni dengan mengeksploitasi langsung potensi alam seperti mengambil hasil hutan dan lautan. Setingkat lebih tinggi setelah teknologi dan pasar mulai dikenal, orang melakukan cokok tanam atau budidaya. Dalam tingkatan ini orang sudah bebas bercita-cita untuk meningkatkan ekonominya baik secara individu maupun kelompok. Tatkala sosok tertentu mengesankan kemapanan oleh suatu usaha atau pekerjaan, tidak jarang mindset orang se-kampung, se-kecamatan, bahkan se-kabupaten mengarah kepada sosok itu.
 
Penjajaan palawija, Padang Tiji, 07.01.14

Aku teringat di awal tahun 1970-an, pemuda di Kampung Seutuy, Banda Aceh, bercita-cita menjadi TNI Angkatan Laut. Waktu itu aku masih kelas 3 Sekolah Dasar yang saban waktu mendengar kawan-kawan bercerita tentang kepulangan  salah seorang abangnya yang selama ini bertugas di lautan Indonesia Timur. Anak-anak sebayaku berkeliling mendengar dengan kekaguman. Terlebih lagi kawan tadi membawa makanan atau buah-buahan seperti apel yang masih langka di pasaran. Di akhir tahun 1980-an, cita-cita di kampung ini mulai bergeser ke pendidikan tinggi. Indikasinya, banyak anak-anak muda yang mulai masuk ke perguruan tinggi dengan harapan menjadi sarjana.

SMS PUNGLI

SMS Pungli

Di suatu pagi, Senin (30/12/13), aku mendapatkan SMS yang berisikan kalimat hujatan untuk DPKKA dan aku sendiri. Menurut SMS yang berasal dari hape bernomor +6281361105919, aku menerima uang dari Kepala DPKKA sebanyak lima puluh juta rupiah dari kutipan yang dilakukan dinas itu. Awal kalimat SMS itu lumayan menarik yakni, “KASIHAN PAK SEKDA”.......dan seterusnya hingga di penutup SMS itu tertulis tambahan kalimat yang aku yakini dari pemilik hape di atas, “Sms masuk ke hp sya..,” tulisnya. Aku membalas dengan kalimat singkat, “Oya, saya gak tau. Tapi kok ada karangan begitu ya, he he he,” tulisku. Namun dapat ditebak, tanpa balasan. Berselang beberapa jam, aku menerima lagi SMS serupa dari hape berbeda bernomor +6285370107506 yang pemiliknya aku kenal. Sekira pukul 09.00 WIB hari itu juga, Bang Ucok Brimob datang menemuiku di ruang kerja. Kami membahas tentang surat permohonan  bantuan yang dikirimnya untuk  Pemkab Aceh Tamiang. Bang Ucok juga menulis dalam awal suratnya salah sebuah ayat dari Surat Yasin sembari dibacakan dan diartikannya kepadaku. Aku memujinya karena sosok ini sering diceritakan beberapa kalangan sebagai sosok bernilai negatif, namun selama berdiskusi dengannya tidakpun aku pernah mendengar dia memojokkan sosok tertentu. Dia  merendah, “ah, nggak lah itu kan hanya satu ayat saja yang agak saya tahu,” katanya. Tidak lama dari diskusi kecil itu, Bang Ucok membahas tentang SMS itu yang juga dikirim kepadanya, “begitu saya telpon hapenya mati, saya SMS tidak dibalas,” terangnya. Beberapa kepala dinas yang menemuiku juga bercerita hal serupa seputar isu SMS itu sambil berkomentar, “di sini biasa hal begitu pak,” kata salah seorang dari kepala dinas waktu itu. Padahal aku pernah mengalami hal serupa, tatkala jelang bertugas di kabupaten ini bahkan mengancam demo. Waktu itu berita tentang demo dibicarakan banyak orang dan disampaikan pula oleh orang-orang tertentu kepadaku.   
Ucok Brimop, 2013
Beberapa hari sebelumnya, ada juga SMS dikirimkan kepadaku dari seorang jurnalis, “pak tolong selesaikan konflik pungutan liar di DPPKA Tamiang,” katanya. Aku tidak paham yang dimaksudkan jurnalis ini namun kubalas juga sekedarnya, “ya kalau pungli seperti katamu, lapor ke pihak terkait lah,” seingatku begitu SMS ku. Setelah kuterima SMS seperti cerita di atas, tentu pikiranku menerawang ke SMS jurnalis ini. Tanpa harus mencari tau tentang muasal berita seperti ini, kucoba memaknai kondisi sistem sebagai bahan pembelajaran bagi yang memerlukan. Kesimpulanku,  karena aku tidak peduli bahkan tidak tertarik untuk merespon hal serupa ini maka aku dilibatkan. Sesungguhnya hal ini merupakan suatu gejala sosial akibat tradisi sistem yang responsif terhadap berbagai isu tanpa pencermatan. 

Rabu, 01 Januari 2014

PUISI TAHUN BARU

Usai Mandi Usai
Kualasimpang 01.0114

taut angkasa tahun baru

menapak awal tahun
kemas rasa dalam bingkisan harap cemas asa
bergulung penat menumpuk pesat
tak terbiar mengurai jenuh erat
menapak masa bertambah
ada keluh kesah gurat alamiah
bergelayut jeda semasa
songsong 2014 cerah merekah

itulah makna alam
yang tampik pendustaan
naluri banyak bercerita
yang tak mesti terpupuskan
semoga semakin sukses di perjalanan baru

kualasimpang, 01 januari 2014