07.11.14 |
Di perjalanan pulang dari Banda Aceh,
tersaksikan model berboncengan gaya baru. Pengendara (pengemudi) sepeda motor
tidak mengizinkan pinggangnya didekap kerabatnya yang dibonceng, tanpa alasan
yang jelas. Tatkala kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha, kedua siku
sosok boncengan itu mengganggu kebebasan samping kendaraan lainnya. Dengan
segala keterpaksaan, dijulurkanlah kedua lengan itu sebebasnya ke bawah.
Persoalan menjadi lain tatkala ayunan lengan menyentuh knalpot panas dan
putaran jari-jari roda. Mungkin aku terjebak sence of engineering (kepekaan enjinering) dalam pemandangan itu, terkait
materi kuliah teknik lalulintas yang pernah diajarkan Ir Bukhari RA, M Eng, di
tahun 1993. Beliau mengungkap ketika itu, bahwa lebar efektif bagi pengendara
kenderaan roda dua juga perlu diperhitungkan, di samping diperkenalkannya juga
standar umum berlaku untuk perencanaan lalulintas. Meskipun demikian, aku
memaklumi tentang berbagai kemungkinan pengecualian standar untuk itu, termasuk
kemungkinan data menyimpang. Tidak lupa pula aku berpikir, semoga sosok
boncengan itu tidak memprotes standar berlaku, seraya berdoa agar dia selamat
sampai ke tujuan tanpa cedera di kedua tangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar