Pelaminan ini merupakan rekonstruksi hasil bahasan beberapa perajin pelaminan Bireuen masa lalu, 2001 |
PELAMINAN KHAS BIREUEN
Aceh kaya akan budaya dan
adat istiadat
warisan masa lalu. Bagi
komunitas tertentu, merupakan satu keharusan agar budaya peninggalan tersebut perlu
dipertahankan sebagai satu kekayaan
yang tak boleh pupus keberadaannya. Termasuk keberagaman motif khas Aceh dari
sejumlah kabupaten di Aceh.
Menelisik lebih jauh, masing-masing daerah memiliki ciri khas tertentu dengan
gaya, aksen maupun pesona motif tersendiri. Cara pembuatannyapun relatif berbeda dengan daerah Aceh lainnya. Di samping menarik, makna dan
nuansa magis tersirat pula di dalamnya. Begitu halnya di Kabupaten Bireuen, motif orisinil
seperti pada pelaminan Aceh semakin hambar
karena jarang ditampilkan. Di banyak bagian, motif, corak bahkan permainan warna
telah berbaur dengan daerah
Aceh lainnya. Padahal kekuatan pesona motif
Bireuen terletak pada lekukan tipis yang dibuat oleh tangan-tangan terampil
perempuan setempat di masa lalu. Menurut
perajin pelaminan masa lalu, pelaminan Aceh khas Bireuen hanya didominasi empat
warna dasar, yakni merah, kuning, lembayung, dan hijau. Aksennya pun terbilang
sederhana, sarat pengaruh kawasan berpenduduk dengan etos kerja tinggi.
Pada tahun 2001,
pernah diadakan seminar nonformal bersama beberapa bidan pengantin masa lampau
untuk mendapatkan gambaran bentuk asli pelaminan khas Bireuen, yang
difasilitasi Dekranas Bireuen. Pelaminan tradisional khas Bireuen lebih
menggambarkan kesederhanaan dengan memposisikan tempat duduk pengantin
tersembunyi di bahagian dalam. Warna dominan pada pelaminan ini adalah merah
buah jemblang (bahasa Aceh disebut mirah jambe kleng). Kekhasan lain yang
ditemukan pada pelamin Bireuen ini adalah penggunaan tirai terikat pada bagian
depan dengan warna hijau, kuning, dan merah. Gambar di bawah merupakan
rekonstruksi pelaminan tradisional yang diinformasikan oleh beberapa bidan pengantin
terdahulu, dalam rangka mendukung Pekan Kebudayaan Aceh ke-IV, Agustus 2004 di
Banda Aceh. Sebagian bahan-bahan pendukung diperoleh dari sisa peninggalan masa
lalu. Namun kasap bagian luar banyak dipakai dari produk terbaru dan bukan
bermotif Bireuen. Di samping itu, pelaminan ini tidak dilengkapi dengan
gantungan bola-bola benang (boh
keuleumbu), bewarna merah, kuning, dan hijau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar