Aceh Reptile Park
Tadi
malam (Rabu, 24/04/2013), kami makan bersama rekan-rekan pecinta lingkungan di
salah satu cafe di Banda Aceh. Dari banyak hal yang kami ceritakan, Bupati
Hamdan mengungkap bahwa dia akan mewakafkan lahan keluarganya seluas satu
hektar untuk penyelamatan tongtong, sejenis penyu rawa yang mulai langka. Bahasan
semakin hangat, tatkala kami juga mengulas banyaknya buaya di muara sungai di
salah satu kecamatan di Tamiang. Rekan-rekan pecinta lingkungan semakin
bersemangat dalam menyahuti komitmen Bupati Hamdan. Aku mengajak para
volounteer tersebut untuk membuat taman reptil di muara itu. Langsung saja
kawan-kawan, khususnya Azhar dari WWF memberi judul terhadap rencana awal itu, “Aceh Reptile Park”, katanya. Semua kawan setuju dengan ragam
khayal masing-masing, namun yakin untuk terealisir. Setidak-tidaknya, kami
telah memulai berpikir dalam santai yang terdiri dari :
Hamdan
Sati (Bupati Aceh Tamiang)
Razuardi
Ibrahim (birokrat)
Ratno
Sugito (TI)
Badrul
Irfan (Forum Orang Utan Aceh)
Azhar
(WWF)
T
Multazam (Micro Hidro Community)
Yusman
(WWF)
Ridwan
Setiawan (WWF Ujung Kulon)
Muhajir
(Micro Hidro)
Jangan lupa dgn ikan kerling yg dulu juga berlimpah di Sungaitamiang utk diestarikan....Semoga pak Hamdan terus menjadi pelopor utk menjadi pelopor pelestarian alam... Tread the earth lightly...,,,, apresiasin dan atensi om essex n tuan semex berkolaborasi dgn bang hamdan menjadi contoh bagi kabupaten lainnya dalam hal environtment... Keberhasilan pembangunan tidak semata2 kepada pembangunan menuju metropolitan..... Tetapi dapat Mengembalikan ekosistem pada posisi sewbenarnya adalah keberhasilan yg tidak mudah dan patut mendapat reward tertinggi diantara reward2 yg selama ini diberikan pemerintah pusat...... Lanjut bapak2..... Semoga menjadi three musketeer bagi keseimbangan bumi... وَلسَّلاَمُ Herry Thaib
BalasHapussip eric, mohon doanya
BalasHapus