Alasan
pernikahan
Banyak
orang tidak menikah atau melajang, khususnya para lelaki, dengan ragam alasan
logis yang sulit terbantahkan. Menurut informasi tertentu yang belum teruji
kebenarannya, dalam 10.000 orang terdapat satu yang berpendapat untuk tidak
menikah. Alasan terbanyak, yakni belum
mampu, menyusahkan, dan belum
menemukan pasangan yang pas. Meskipun aspek ini merupakan wilayah privasi
masing-masing orang, namun menarik untuk dicermati sebagai pengayaan ilmiah
jika diperlukan.
Di
samping itu, banyak pula pasangan menikah yang tidak mampu menjawab tentang
alasan pernikahannya. Alasan umum yang lazim terdengar di tengah masyarakat,
yakni untuk membangun rumah tangga. Beberapa pakar menyebutkan bahwa
terdapat alasan mendasar yang
disembunyikan orang, yakni penglegalan lampias syahwat. Aku memaknai alasan ini
sebagai hal yang positif bagi manusia selaku makhluk bermoral, bahkan
religious. Tetapi tatkala dimaknai lebih dalam, dengan mengaitkan persentase
perceraian yang memiliki trent meningkat saban tahun, alasan klise seperti
yang diungkapkan di atas semakin semu.
Mencermati
berbagai informasi yang ada, perlu kiranya mengungkap tentang alasan pernikahan
dilangsungkan. Setidak-tidaknya, tatkala terjadi friksi di dalam hubungan
pernikahan tersebut diperoleh informasi awal untuk penyelesaiannya. Berikut
hasil penelusuran dan diskusi informal terhadap beberapa alasan pernikahan yang
dilakukan pasangan, antara lain :
1. Karena
cinta dan kasih sayang. Alasan ini cukup dapat diterima dan biasanya pernikahan
ini terjadi andil sukses menjaga kelanggengan cinta pertama dari keduanya.
2. Karena
pasangan saling mampu membangkitkan birahi. Alasan ini jarang terungkap namun
lebih alamiah dan terakui.
3.
Karena
politis. Tradisi pernikahan seperti ini biasa terjadi pada masa pemerintahan
kerajaan berkembang. Tujuannya lebih kepada menjaga hubungan harmonis dari
kedua pemerintahan itu.
4. Karena
premordialisme atau hubungan family. Alasan pernikahan seperti ini masih banyak
terjadi, terlebih pada komunitas kecil yang terancam punah keberadaannya.
5.
Karena
paksaan para pihak. Alasan ini biasa terjadi karena intervensi kuat dari
keluarga atau para pihak yang menentukan terhadap sosok pasangan.
6.
Karena
pertimbangan usia. Alasan ini didasari atas kekhawatiran pasangan tentang
berbagai hal yang dapat menjadikannya termarjinal.
7. Tekanan
ekonomi. Alasan ini termasuk dominan dan biasanya terjadi akibat kompromi batin
perhitungan nilai tawar.
8.
Karena
keharusan dalam adat istiadat.
9.
Dan
lain-lain alasan yang belum terungkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar