Fikar
dan Kopi
Malam
itu, Sabtu malam Minggu, 21 September 2013, Fikar W Eda mengundang aku dan
beberapa kawan untuk hadir di Tower Coffee, mendengarkan para sastrawan membaca
puisi Secangkir Kopi. Banyak para
penyair hadir malam itu, level nasional. Tidak pula ketinggalan para politikus
dan penyanyi Rafli. Fikar memang penyair handal yang mampu memukau banyak
kalangan. Tidak terbantahkan, bahwa Fikar mampu memberi nilai tambah bagi kopi,
produk asal dataran tinggi Gayo yang memang mendunia. Seakan ia tiada lelah untuk
men”syiar”kan dalam syairnya tentang keberadaan kopi yang memang berperan
sebagai penopang ekonomi masyarakat di kampungnya, Aceh Tengah. Aku dan Fikar
sudah berkenalan lama, bukan dalam kapasitas seni. Tetapi dalam pertemuan
bincang budaya yang ringan saja di Jakarta. Sebelumnya, memang aku pernah
mengenal Fikar lewat sosoknya yang sering tampil dalam baca puisi. Sekarang
Fikar sudah menjadi aset budaya nasional yang sekaligus membanggakanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar