Pembukaan PKA-6, Banda Aceh, 20 September 2013 |
Rintih Banda Dalam Geliat
Pembukaan PKA-6, 20 September 2013
Tengarai
banda merintih dalam geliatnya
Siratan
tangis dalam layannya
Tak
kuat menghadang serbuan umat seni budaya
Dari
penjuru persada sarat ronta
Ibukota
pasrah adanya
Belia
menari di hamparan datar
Petinggi
duduk berselimut baju adat
Unjuk
kasta terbungkus rapi
Dibalut
wewarna yakinkan diri
Ribuan
pasang mata tertuju
Sumringah
para istri sesekali kepada atas
Pertanda
beda kelas hari ini
Bahana
perkusi buka, awali pesta Jumat pagi itu
Umbul-umbul
sibak kibaran angin
Tiada
hirau bakaran dari langit
Yang
lelehkan peluh melilit leher
Pun
enggan cegah telapak mungil melepuh
Tempat
sempit itu tumpah ruah
Tanpa
peduli batas tampung
Kenangan
lahan paksa cipta tanpa kompromi
Di
tahun terpaan tsunami dahsyat
Di
akhir dua ribu empat silam
Pemangku
jabat saling sapa
Dalam
hati tanya siapa
senggolan
andil sorot mata tajam
Takpun
bersapa sesama anak bangsa
Hari
itu jarakkan antar sosok dari panggung dan tenda
Aroma
kembang berbaur kental
Hampiri
ciuman khalayak
Malam
di tanah kumandang syariat
Benturan
suara ekspresi seni memuncak
Perseteruan
daya pikat lepas kendali
Adu
kuat semakin niscaya
Hadirkan
sorak sorai
Lunglai
lesu bagi yang sepi
Tiada
satu hampiri
Ramai
orang-orang tanpa tuju
Nikmati
kerumunan harapan menggebu
Jeritan
balita dalam panas malam
Yang
datang empat tahun sekali
Yang
tumpahkan banyak uang sirnakan arti
Takpun
sisa terwarisi
Berlalu
waktu dalam nanti
Lahan
itu tak kuat lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar