Penggalan
Hikayat Melayu
Suatu
hari di kota pinggir kampung Melayu. Lelaki paruh baya bergumam pagi sahuti
suasana hati polos. Ia laksana pujangga tanpa mahakarya tapi berupaya berteriak
panjang di udara dan tersahuti pula dari seberang. Sayup suara Putri Tunggal
Sari Beruntai Ratna menggugah. Orang-orang banyak memperdebatkan tentang wajah
Putri Tunggal Sari tatkala memegang tampuk kepemimpinan negeri warisan. Mereka
dialog singkat dalam bayang,
dialog tak duga
sungkan juga
hampiri gemilang terawang
yang tersenyum memanggil
terawang lain gusar manja
yang kerap mendobrak suasana
hati
karena
hasrat senantiasa muncul
terawang
ingin mengulang
padahal
tak sedia adanya
tatkala
harap membuncah dan ingin itu menggelitik
memang
kita sulit menghindari
menyenangkan kata-kata itu
sama merindu
sulit
menepis kerinduan yang senantiasa menyapa
pada
buku, baju, hingga bantal lucu dari sosok sempurna
yang
pernah menghiasi hari-hariku
andai
bisa tergantikan.......
ya,
kata-kata menyenangkan
dan
menenangkan semata
orang desa berdebat tentang inilah sosok Putri Tunggal Sari tatkala tua kelak. Namun pujangga paruh baya berkeras tidak |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar