sketsa kasih ibu yang tak ternilai |
titisan enam tahun
mengingat jasa zaman
siang gerah di negeri asal
terlintas hari yang ditunggu
ketika musim election enam tahun silam
rona yang selalu menyeringai
pernah menyapu halaman tempat tinggal
pagi-pagi sekali
antarkan sarapan sukanya
malu-malu bersebab malu
anak kecil satu
yang merengek menunggu ibu
anak kecil berganti kali ini
merengek juga buktikan lazim
sesekali menyibak
sekejab merekam adegan kilat
ditariknya lagi membenah
takpun suka buku itu
yang dilemparkan asal di atas sofa
ungkapan ketus menghiasi
tak jelas musabab
marah tak juga
ada cerita di sana
pria berpeci pulang
bersapa kapan tiba
ramah layak hari biasa
yang tak duga suasana itu istimewa
waktunya pulang
benahi ingatan untuk bekal di perjalanan
untuk digores dalam apresiasi
yang tak mesti lupa
antarkan hari ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar