Input
SMS
Suatu
sore aku mendapat SMS dari nomor yang tidak tercatat dalam hape-ku. Beritanya,
seputar mengkritisi sikap Pak Helmi, SE, Kepala Dishubkominfo Aceh Tamiang yang
menyampaikan beberapa pesan. Aku cermati SMS ini sebagai input untuk
pembelajaran sosial bagi aku sendiri dan generasi yang memerlukan. Tentu respon
yang kulakukan sudah semestinya dalam bingkai berfikir positif. Berita SMS itu
adalah sebagai berikut :
Sore pak,
tadi pagi pak helmi menyampai kan kepada kami dalam sambutan apel pagi bahwa
beliau minta maaf dan pamitan kepada semua staf dishub bahwa beliau hari ini
merupakan mengambil apel terahir selasa 4 februari akan menduduki jabatan baru
sebagai Asisten I dan masuk dalam tim baparjakat kami hanya prihatin saja kalau sesuatu yg
belum terjadi udah diumumkan ke publik bagaimana nantinya kalau udah duduk di
baparjakat bupati belum meneken sk nama calon pejabat udah beredar dimasyarakat
mau jadi apa pemkab ini kedepan
Pengirim:
+6282304030294
Dikirim: 3
Feb 2014
06:15:22pm
Enam
hari kemudian, tepatnya usai mutasi pejabat di lingkungan Pemkab Aceh Tamiang,
Jum’at (07/02/14), aku mendapat SMS dari nomor yang sama dengan berita berbeda.
Kali ini berita yang disajikan rada protes tentang pengangkatan Pak Helmi
sebagai Asisten I Pemkab Aceh Tamiang. Isinya terpancung, mungkin hape-ku tidak
mampu menerima kalimat panjang.
Ass ! Pak apa
tidak salah minum obat kalau Helmi .SE diangkat sbg Asisten I apa di Tamiang
udah ngak ada orang lagi kalau udah habis stok kan bisa di imp*sebagian teks
hilang*
Pengirim:
+6282304030294
Dikirim: 9
Feb 2014
06:37:38pm
Aku
meyakini, SMS ini menyebar kepada beberapa yang lain karena beberapa hari
setelah itu, Bupati Hamdan Sati memperlihatkan SMS yang sama kepadaku. Sebaiknya,
prosesi ini disimpulkan ke dalam suatu kondisi yang tercatat sebagai perjalanan
kabupaten ini. Tanpa harus menelusuri asal SMS, selayaknya kondisi ini-pun
menarik dijadikan objek ilmiah dari aspek sosial. Adapun kesimpulan sementara
yang didapat adalah sebagai berikut :
a.
Pengirim
SMS tidak menyenangi Pak Helmi;
b. Kebiasaan dari opini yang
terbangun, bahwa input SMS dapat merubah kebijakan pimpinan;
c. Membangun kampanye buruk
terhadap Pak Helmi;
d.
Beberapa
hal lain yang belum tersimpulkan.
Setidak-tidaknya,
SMS serupa ini menjadi masukan dan dapat dijadikan objek penelitian suatu
gejala massa di era millenium ke-tiga ini. Aku pun tertarik untuk menulis judul
tentang pengaruh SMS terhadap mindset massa akibat kemajuan teknologi IT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar