yang kecut salah
manakala tiada maklum itu
dada menyesak lengkapi sengal suara
tegar tertantang dalam tatap tanya
berisik di telinga semakin berat
petanda peka datang hampiri
upaya demi upaya
untuk yang mengasihinya
terlebih menjaganya
meyakini sosok itu tulus dampingi
jelita tuju yang berjarak
pun tersayangi
tiada upaya maaf
kecut salah andil keterbatasan
relung tetap berkata
penuhi pintanya
harapan sepasang mata bola
tiada pupus bergelayut di langit-langit
kualasimpang, 23.02.14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar