Memo Joljazz
Joljazz senang menanti aku membuat memo Kualasimpang, 27.02.14 |
Pagi ini, Kamis (27/02/14) Joljazz singgah ke
rumahku di Komplek BTN Karang Baru, Kualasimpang. Adik kelasku tatkala di
kampus dulu itu datang dari Jakarta menuju Lhoksemawe dengan mengedarai mobil
Kijang Inova bersama seorang supir. “Sampe
juga aku ke tempat abang,” katanya berkomentar senang. Aku mengajaknya
sarapan nasi goreng yang dimasak Mulyadi namun dia menolak, “aku udah sarapan di kota tadi pagi bang,”
katanya lagi. Setelah minum teh yang dibuatnya sendiri Joljazz mengutarakan
hendak bertemu Bupati Hamdan Sati, “udah
lama aku gak jumpa bang ama bupati, nanti dibilang sok pula,” jelasnya
meyakinkanku. “Eh cepat aja ke sana Jol,
nanti payah itu, pengawalan ketat,” sergahku meyakinkannya. “Jadi gak bisa masuk ?,” tanyanya
penasaran. “Bentar, biar aku buatkan memo-lah,”
kataku sambil menunjukkan kekhawatiranku, jangan sampai ia akan ditahan Satpol
PP penjaga Pendopo, jika salah masuk. Joljazz senang bukan kepalang mendapat
memo dari aku. “Bentar bang, aku ke
Pendopo dulu, nanti aku balek lagi kemari,” katanya seraya meninggalkanku.
Sebenarnya, aku kasihan sekali melihat
ekspresi wajahnya yang gelisah tentang kesulitan menemui Bupati Hamdan Sati. Pun
aku khawatir Joljazz ditahan Satpol PP tatkala dia menerobos barikade
pengamanan rumah resmi kediaman Bupati itu. Apalagi kadang kala Satpol PP
dilengkapi borgol, sebagai kelengkapan atribut dalam tugas penjagaan. Setelah
Joljazz bergerak, hatiku berdoa agar dia tidak menemui hambatan dalam upaya
menjumpai Bupati. Dugaanku tepat, sekira 1 jam Joljazz kembali ke rumahku
dengan wajah ceria. “Untung ada memo bang
Esek, kalo gak entah kapan aku bisa jumpa Bupati,” katanya dengan mata
berbinar. “Itu memang tugas abang Jol,
jangan berterima kasih berlebihan lah,” kataku membalas. Diapun
menceritakan kepadaku bahwa ketika dia sedang berdiri antri menunggu Satpol
penjaga melapor ke dalam, Miren, supir Bupati melihatnya dan langsung
memanggilnya untuk masuk. “Terimakasih
bang Esek, nanti kalo aku kemari lain waktu tolong memonya lagi ya,”
pintanya seraya mohon pamit melanjutkan perjalanan. “Karena pake memo bang Esek, belum dibacapun supir keluar memanggil
aku,” gumamnya sambil melangkah menuju mobil.
Pateeen...
BalasHapusya paten lah bang, bantu kawan jangan sesat kan?
BalasHapus