Kabinet
Perdana Bireuen
Jum’at
malam Sabtu, 27 Desember 2013, tatkala
dalam perjalanan dari Banda Aceh menuju Bireuen, aku dihubungi Pak Zul via
hape. Katanya, mereka lagi duduk santai dan minum kopi bersama Busra Nursyah,
Bang Wan, dan Pak Zulkifli Asisten 3 di toko pengkolan Pulo Kiton, Bireuen. Aku
mampir di situ karena mereka kangen berkelakar bersamaku malam itu. Tak lama
dari ketibaanku, Murdani Asisten 1 pun datang setelah di-SMS salah seorang dari
mereka. Dapat ditebak topik cerita yang kami bahas, tidak bergeser dari
kenangan masa lalu tatkala Bireuen baru pemekaran dan kondisi kerja
masing-masing saat ini. Aku merasa tidak tuntas bahasan malam itu karena aku
tak mampu mengungkap sosok-sosok kabinet perdana tatkala Bupati Bireuen dijabat
Pak Hamdani Raden. Selepas ngobrol
bareng, aku menerawang ke masa lalu seraya mengingat kembali sesama kerabat
yang membantu Bupati di masa itu. Seingatku, pelantikan kabinet perdana
Kabupaten Bireuen dibagi ke dalam tiga tahap, yakni tahap pertama Nopember
1999, khusus Sekdakab. Pelantikan pejabat Bupati dan Sekdakab Bireuen
dilaksanakan di Jakarta, dan prosesi ini menandai kabupaten ini telah
terbentuk. Tugas Pejabat Bupati dan Sekda yakni menyusun struktur organisasi
lembaga, dinas, badan, dan kantor daerah serta personal yang akan diposisikan
dalam struktur dimaksud.
Razuardi Ibrahim saat pelantikan pemekaran Kabupaten Bireuen, 05.02.00 |
Tahap
kedua pada 5 Pebruari 2000, dilakukan pelantikan pejabat lembaga, dinas dan
kantor. Sementara, pelantikan yang ketiga dilaksanakan beberapa bulan kemudian,
di tahun itu juga. Pola rekrutmen pejabat yang dilakukan Pak Hamdani Raden
waktu itu relatif sederhana, yakni dengan menerima nama-nama sosok yang akan
menduduki jabatan tertentu sesuai dengan disiplin ilmu dan kepangkatan
sebagaimana ketentuan berlaku. Dari beberapa nama yang terekrut, Pak Hamdani
Raden memanggil masing-masing untuk menanyakan beberapa hal termasuk kemampuan
penyelesaian masalah pelayanan publik di dinas tersebut. Ketika itu, pejabat
kepala dinas masih ber-eselonering III-b, sementara asisten dan Kepala Bappeda
bereselonering III-a. Banyak hambatan dalam penyusunan kabinet di masa itu, di
samping kondisi yang tidak kondusif. Terumit, kabupaten asal para calon pejabat
tidak serta merta melepaskan dengan berbagai alasan. Namun kegigihan Pak Hamdani Raden menghadap
Gubernur Aceh, Syamsuddin Mahmud, semua persoalan administrasi dapat
terselesaikan dengan cepat.
Pj
Bupati Drs Hamdani
Raden
Sekdakab
Bireuen Drs
Hasan Basri Djalil (tahap-1)
Asisten
I Drs Amiruddin (tahap-2)
Asisten
II Drs
Maimun Rasyid (tahap-2)
Asisten
III Drs
T Syarifuddin (tahap-2)
Ka
Bappeda Drs Aiyub
Ahmad, MSi (tahap-2)
Inspektorat Hamdani, SH
(tahap-2)
Kadis
Pendidikan dan Kebudayaan Drs Ibrahim
Ali (tahap-2)
Kadis
Kesehatan Drg Hadi Kesuma, MM (tahap-2)
Kadis
BM Ir Razuardi
Ibrahim (tahap-2)
Kadis
Pengrn Ir
Syahbuddin, Msi (tahap-2)
Kadis
CK Ir Razali
Muhammmad (tahap-2)
Kadis
Perhubungan Drs Bachtiar Abdullah (tahap-2)
Kadis
Pertanian Ir
Bustami Hamid (tahap-2)
Ka
BPM Drs
M Yahya (tahap-2)
Kadis
Peternakan Drh Nurdin Hasballah (tahap-2)
Kadis
Perkebunan Ir Khatijah Hasan (tahap-2)
Kadis
Kesbangpol Drs Maksalmina (tahap-2)
Kakan
Sosial Drs Aziz
Mansur (tahap-2)
Mawil
Hansip Najamuddin,
SH (tahap-2)
Kadis
Perikanan Ir Helmi hamid (tahap-3)
Kadis
Perindagkop Sayed Zainuddin, SE (tahap-3)
Kadispenda
Safwan, SE (tahap-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar