Sastra
dialog rembulan dikisahkan oleh sepasang kasmaran yang berjauhan dalam balutan
saling merindui. Kisah roman yang biasa juga ditulis dalam dialog puisi ini
lebih mudah dipahami para pembaca. Dalam antologi puisi sekarang jarang ditemui
dialog puisi yang diutarakan atau diungkapkan oleh pasangan berketerbatasan
dalam banyak hal. Dialog rembulan merupakan karya sepasang pujangga amatiran di
era millenium ke-tiga yang memiliki hambatan jarak temu, di Asia Tenggara
.
Dialog Rembulan
Pada
bulan
kutitip
rindu padanya yang terpisah jarak
pada
bulan
kusampaikan
keluh akan kerinduan yang bergejolak
pada
malam
ingin
kutangisi masa silam yang menyeruak
pada
malam
kukisahkan
andil bulan warnai perjalanan
mencumbui
mesra disirami temaram
tiada mantan dalam kisah
tiada tangis dalam terawang
hanya penantian buluh perindu
pun harap tersahuti saban
waktu
Satu
waktu yang dirindu
Musykil
bahagia ternikmati
Endapkan
rasa tersisa yang hampir mati
Takpun
ingin masa diganti lagi
Tiada jawaban serupa itu
Tak relapun ungkapan itu dirajut
Nikmati saja apa adanya
Tak
butuh kerelaan untuk suatu pengorbanan
Dirasa
tercukupi bahagia silam
Lamunanpun
dirasa salah
Kendati
cinta dan rindu kian membuncah
Jangan pungkiri kata hati
Anugerah illahi termiliki
Tiada pun perlu berbantah
Rengkuh milik kita
Bantah
rengkuh karena terlewati
Di
saat hati terpaut jauh kondisi
Tak
lagi terlayani
Kerontangkan
hati yang merindui
Tidak, tidak dan tidak
Tiada kerontang dari kita
Ikatan tetap subur dan
menyuburkan
Tiada bantah dan gusar
Saksi olehmu rembulan untuk
sebuah titipan
Diterjemahkan di Kualasimpang, 14.12.13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar