Berkembang
Yang Tak
Razuardi Ibrahim, Jakarta 13-01-14 "Menanti Cahaya" |
Komunitas
internasional menjuluki kita dan beberapa negara lain dengan istilah masyarakat
negara dunia ketiga. Ada lagi yang mengistilahkan dengan masyarakat negara
berkembang. Ukuran istilah itu tentu didasari perbandingan kondisi kita dengan
negara barat termasuk Amerika Serikat yang ditabalkan sebagai negara maju di
dunia. Konsep kesejahteraan masyarakat dunia yang hangat dibicarakan pada abad
ke-20 adalah mencapai status negara maju sesuai kriteria negara barat itu. Namun
konsep itu semakin kabur untuk dicapai karena kemajuan negara-negara barat dan
Amerika tersebut sudah membendung perjalanan negara berkembang untuk meraih
titik puncak dengan teknologi IT yang disebarkan meluas. Tidak saja mendapat sambutan meriah dari berbagai pelosok
negara dunia, teknologi IT menciptakan ketergantungan massal. Tanpa disadari kondisi
negara berkembang tidak akan meraih puncak akibat titik balik kemajuan negara
barat kuat mendorong kembali ke landasan. Seakan arus balik itu berujar, “tidak ada apa-apa di puncak mari kita
turun saja”. Dengan demikian, posisi kita masyarakat negara berkembang
bertahan di pertengahan menuju puncak seraya berujar semu, ”kamipun tak memerlukan lagi puncak itu, karena budaya massa lewat IT cukup
ternikmati dan menjanjikan ragam pesona”. Artinya, pada jelang dekade kedua
millenium ke-tiga ini konsep tujuan negara berkembang perlu diformat ulang guna
meraih kembali perjalanan menuju puncak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar