Tabir
Tak Suka
Aku
biasa tidak memperdulikan ketidaksukaan orang kepadaku sejauh aku merasa tidak
pernah merugikannya. Namun saat ini aku tertarik untuk mencermati keadaan
tersebut, minimal sebagai evaluasi diri.
Beberapa hal yang kutemui secara umum dalam pergaulan persahabatan yang
erat di antaranya, karena aku dianggap bersikap adil. Hal ini kerap aku rasakan
ketika aku masih berstatus pemimpin proyek. Biasanya, ketika aku membuat aturan
yang adil dalam hal-hal tertentu pihak yang dirugikan dari keadilan itu merasa
terusik dan memperlihatkan ekspresi kurang menyenangkan atau terjadi kesungkanan setiap bertemu. Terparah,
manakala orang tertentu memohon bantuan sesuatu kepadaku dan aku sejak awal menolak
atas alasan ketidakmampuanku hingga menuruti dampak kesedihannya, ternyata
membangun suasana tak suka.
Razuardi Ibrahim, 24-10-13 |
Selanjutnya,
karena tidak sepakat. Hal ini pernah juga aku rasakan ketika pihak tertentu
tersinggung atas ketidak-sepakatan terhadap kehendak yang diusungnya. Ada lagi,
karena tidak mendukung keinginannya (yang
teraneh menolak mendampingi sosok tertentu dalam pilkada), karena tidak
menurut perintahnya, karena dirasakan memiliki kelebihan darinya, karena tidak
membatasi pergaulan sesuai seleranya (pengkastaan), karena kelugasan mengungkap
sesuatu, karena aku sering mengganggu atau usil, karena terganggu peluang yang
lain, karena membendung premordialisme dan mungkin masih banyak lagi alasan
yang lain. Namun itu semua hanya penelusuran lewat pengamatan dan dialogis
tanpa pendalaman. Minimal catatan ini relatif bermanfaat bagiku dengan harapan
aku tidak berupaya menjadi orang yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar