Berkarya
Dalam Prihatin
Razuardi Ibrahim, Jakarta 11 Oktober 2013 |
Adalah
suatu kenyataan, di negeri yang belum berpihak kepada pekerja seni kehidupan
komunitas ini sangat bergantung kepada sumber penghidupan lain yang kadang kala
kontra produktif dengan harapan seni itu sendiri. Tidak terkecuali di Aceh.
Kehidupan mengharuskan mereka menyusuri belantara nafkah yang tidak jarang
menghimpit dan lazim pula mempersulit kesempatan berkarya. Alasan ini
memperkuat perlunya pemikiran untuk membangun apresiasi bagi mereka lewat event
tertentu yang dapat memberi ruang gerak di antara ragam himpitan hidup untuk
berkarya. Hingga jelang akhir tahun 2011, saat menjabat sebagai sekretaris daerah
aku masih mendapatkan uang jerih payah dari sebuah karya seni. Aku rasakan kenikmatan
uang itu mengalahi sumber pendapatan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar