Membangun
Investasi Tamiang
Setelah
lebih sepuluh tahun pemekaran Aceh Tamiang perlu berbenah. Tidak berbeda dengan
kabupaten lainnya di Aceh, Tamiang juga berpersoalan dengan pertumbuhan ekonomi
wilayah. Belum terpenuhinya berbagai infrastruktur termasuk simbol pemerintahan
seperti Pendopo Bupati, cukup memerlukan
perhatian khusus. Di samping untuk memaknai otonomi daerah, tempat kediaman
pemimpin daerah ini berfungsi sebagai titik sentral akses publik. Potensi lahan
dari sektor pertambangan hingga perkebunan sudah saatnya dikemas dalam suatu
kekuatan ekonomi Aceh secara umum. Dengan luas wilayah sebesar 1.956,72 Km2 yang
didominir perkebunan kurang lebih 150.000 hektar serta sumur-sumur minyak kurang
lebih 700 unit, Tamiang memiliki modal besar untuk menggerakkan perekonomian
daerah. Letak kabupaten di perbatasan timur Aceh sangat berpengaruh terhadap
banyak hal seperti sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
pertokoan tua Kualasimpang, 1930 |
Meskipun hambatan
alamiah yang relatif banyak, Bupati Hamdan Sati berusaha membangun serta
berupaya keras agar akses pelayanan publik dan investasi dapat dilakukan
se-sederhana mungkin. Perubahan yang terjadi cukup positif, terindikasi dari
banyaknya peminat investasi mengunjungi petinggi pemerintah daerah untuk
membangun hubungan, meskipun tidak tersosialisasi dengan baik. Pembenahan
sistem pelayanan yang menjadi tujuan utama Bupati Aceh Tamiang, memerlukan
kearifan khusus sehingga peluang investasi yang terdorong oleh aspek geografis
strategis di kabupaten batas timur Aceh ini dapat dengan mudah dijangkau para
pihak yang berkepentingan. Sudah saatnya, berbagai elemen tidak lagi terjebak
dengan konsep retorika untuk menghadapi tantangan ekonomi global di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar