Kasihan
Pramugari
Ketika
di dalam pesawat dari Jakarta menuju Medan kemarin sore (25/10/2013) duduk di
sebelahku seorang yang necis dengan postur sedang. Dia belakangan masuk dan
duduk di tepi lorong pesawat karena dari dua kursi itu, aku berposisi di dekat
jendela. Mata orang yang terkesan bos ini tidak lepas dari beberapa pramugari
yang hilir mudik di lorong itu. Sesekali dia senyum pada salah seorang
pramugari yang agak gempal namun menarik, layaknya pramugari secara umum. Tidak
lama setelah itu pesawat mulai bergerak perlahan menuju runway, landasan pacu untuk
terbang. Aku tertidur pulas hingga pesawat mengudara beberapa menit kemudian. Dalam
nyenyak aku terbangun akibat suara-suara kecil yang sedikit mengganggu. Aku
lihat pramugari tadi sedang menanyakan menu makanan kepada penumpang. Tiba
giliranku pramugari bertanya, “bapak mie
ayam atau mie plagna,” tanyanya tanpa aku pahami entah plagna atau apa yang disebutnya. “Mie Placenta,” jawabku sambil berfikir agar toke di sebelahku itu
minta mie yang aku pinta. Tentu pramugari minta aku ulangi permintaan, “mie apa pak?,” katanya lagi. “Yang mbak sebutkan tadi apa?,” kataku
sambil aku iyakan pilihan kedua dari tawarannya. Lantas aku disodori kotak berisi
makanan yang aku juga tidak pernah lihat sebelumnya diikuti pandangan seliweran
toke sebelah. Aku rasa dia tersinggung karena aku melelahkan dan merugikan
pramugari itu. Giliran pertanyan kepada sosok sebelah, toke itu menjawab, “saya tidak apa, air putih saja,” jawabnya
singkat. Tanpa membuang waktu, pramugari itu menyodorkan aqua ukuran kecil padanya. Tentu dengan senyum dia menerima air putih seraya menyiratkan aku keterlaluan
meminta makanan segala dan membuat rugi pramugari itu. Ketika makan aku
mengekspresikan kelezatan sehingga toke memperhatikan serius dibarengi
penyesalan, karena lapar. Aku menduga dia tidak memilih makanan khawatir membayar
atau kasihan kepada pramugari kehabisan makanan miliknya. Setiba di Kualanamu,
Medan, jelang magrib toke berlari kecil mencari cafe, menyelesaikan urusan perutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar