Lampias
Kemarahan
Aku
mendengar cara orang-orang mengungkap kemarahan terhadap yang lain relatif berbeda.
Setidak-tidak terdapat tiga cara orang melampiaskan kemarahannya yang aku
cermati dalam puluhan tahun, yakni sejak aku mulai bekerja sebagai pegawai
negeri sipil, 1990.
Pertama,
yakni dengan memperlihatkan emosi bahkan berupaya menghadirkan kekuatan fisik
untuk penyelesaian kemarahan itu. Ekpresi serupa ini mudah diselesaikan karena
persoalan mudah dipahami dan mudah dicarikan solusi. Kedua, yakni dengan
berpura-pura santun namun berupaya keras agar orang yang tidak disenanginya itu
bermasalah akibat tebaran isu pembusukan. Ekspresi kedua ini relatif sulit
karena musabab kemarahan tidak terungkap jelas. Ketiga, yakni dengan ekspresi
penghindaran, tidak ingin untuk bertemu atau dipertemukan dengan kata lain memutuskan
tali silaturahmi. Ekspresi ketiga ini sebenarnya tidak berpengaruh kepada kedua pihak, asal dari
keduanya tidak memunculkan masalah baru. Lantas, aku merenung sejenak
memperhatikan seorang kerabat, Raqai, adik kelasku di Fakultas Teknik Unsyiah. Aku
menyaksikan ekspresinya ketika dimarahi seniorku Rachmatsyah Nusfi pada, 4
Nopember lalu. Dia diam saja, tanpa komentar perlawanan. Raqai seorang pelukis
yang juga pecinta alam, sama profesi dengan Rachmat. Aku memaknai, bahwa ada
karakter marah tertentu yang tidak menimbulkan marah balasan yang aku simpulkan
karena sama profesi dan tingkat senioritas.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^