Sastra negeri seberang
Kisah Datok dan Putri
“Aku palak,” kata Datok Merindu
Rungga Aruma (RA). “Tidak ada urusan palak,” sahut Putri Tunggal Sari Mutu Manikam
(SMM). Mereka berdebat hingga larut malam di dua perjalanan berbeda, ke timur
dan ke barat. Datok Merindu RA memang teramat gusar rembang petang itu kerana
Putri Tunggal SMM menghindar jadwal lawatannya. Namun dalam usia jauh beda
dengan kekasihnya itu, Datok Merindu RA tidak kuasa menunjukkan gusar berlebih.
Ada pasal mendasar atas gusarnya kerana Putri Tunggal SMM membantah tudingan. Hingga
maklumat esok hari Datok dan Putri saling bantah dan bela diri atas ihwal
perasaan keduanya. “Selamat bermalam minggu,” kata Putri menutupi perbicangannya
tengah malam. Selayak namanya, Datok Merindu Rungga Aruma berkata dalam hati,”tak
berbanding aruma bunga setaman ini dengan aruma Putri Tunggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar