Sastra
memang beraneka ragam. Anak-anak muda tertentu menulis dengan emosinya sendiri.
Apalagi cerita yang ditulisnya dipengaruhi suasana hati pada saat usia masih
belia. Kisah lelaki selusur foto diyakini sebagai suatu fiksi yang
menggambarkan seorang pengajar yang
masih berhasrat terhadap pelajar perempuan.
Lelaki
Selusur Foto
Foto PNM |
Tanpa
sepengetahuan Datok Nikmat Aruma Rungga (DNAR), Tun
Jakar Belagak Binal (TJBB) mencari jejak perempuan dari sebuah foto. Berbulan
ia menelusuri kampung dan dusun. Namun foto perempuan yang didapatkan dari
sekolah tinggi tempat ianya mengajar tidak memberi informasi apa-apa. TJBB
memang kepala sekolah yang lazim memasang wibawa udik di tempat itu. Dia
meyakini, bibir bawahnya yang lebih, banyak diminati pelajar wanita. “Ini perempuan idamanku,” bisik hatinya,
setelah foto identitas pelajar perempuan rupawan berhasil disobek dari sebuah
daftar.
DNAR mengajar juga di sekolah yang dipimpin TJBB,
meskipun hanya satu mata pelajaran saja. Ia tidak menyukai eksen udik yang
diperankan TJBB. Suatu hari DNAR melihat samar foto seorang perempuan di
kantong baju tipis bewarna putih yang dipakai TJBB di hari seminar. DNAR
terperanjat, karena meskipun tersamar foto itu diyakini milik Putri Nganga Mananti
(PNM), kekasihnya. Terkesiap dia menyaksikan foto di dalam saku pria beroman rada
idiot itu. Darahnya mengalir kencang dan berusaha merampas, tapi hatinya
menenangkan. TJBB tidak menyadari pengamatan tajam DNAR karena matanya tak
lepas dari barisan pelajar perempuan yang antri mendaftar di program studi.
Akhirnya, TJBB menemui yang
dicarinya, PNM. Lidahnya terjulur tertahan
bibirnya yang lebih. Matanya berbinar dan berkaca-kaca, seakan menahan rindu. Sesekali
diambilnya foto di saku untuk dicocokkan dengan perempuan yang dilihatnya. Sesekali
PNM melempar senyum dan disambut meriah oleh lelaki selusur foto alias TJBB.
Di sudut ruang, DNAR menyaksikan
adegan itu dengan geram. Serba salah dalam gerakan sambil mengambil sebuah buku
bertulisan Arab Melayu. Rupanya buku itu merupakan kumpulan doa penyelamat rasa hati yang ditulis orang tua terdahulu.
Di dalam buku itu terdapat lafadz perubah wajah ke masa depan. Tanpa pikir
panjang DNAR membaca kalimat lafadz itu berulang tanpa diketahui TJBB. Dalam sekejab
raut wajah PNM, perempuan tersayang yang bersemayam di hati DNAR, berubah ke
masa depan. TJBB kehilangan sasaran. Dipanjangkannya lehernya untuk mencari
pandangan indah yang hilang di kerumunan. Ia bangkit dari duduknya sambil
marah-marah kepada Cuta Mungil Camburu, pengurus pelajar di tempat itu. DNAR
puas, perasaannya terselamatkan dari gangguan TJBB yang kejam kolokan. Namun di luar niatnya, lafadz yang dibacakan DNAR berpengaruh pula terhadap TJBB. Wajah kepala pengajar inipun beralih ke masa depan. Suasana menjadi saling mencari di antara PNM dan TJBB. Mereka tidak lagi saling mengenal antara satu dengan lainnya. Terlihat wajah TJBB muram mencari cermin, khawatir bibirnya tidak lagi lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar