Jumat, 13 Maret 2015

MARAH UNTUK MADONNA

Marah Untuk Madonna

Suatu kali aku menghampiri bajaj yang sedang mangkal di kawasan pasar baru, Jakarta, untuk menumpang. Pengemudinya pria paruh baya berkulit legam dengan rambut lurus belang hitam putih, kusut masai. Dia bersedia mengantarku ke Hotel Sriwijaya yang tidak jauh dari tempat itu. Banyak cerita yang kami ungkap sepanjang jalan dan sesekali ia terbahak mengulas keadaan zaman. Terkesan pria ini senang menghujat pihak lain, tersirat dari caranya mengungkap tanpa enggan mengulas kekurangan orang tertentu. Tidak jarang ia memonyongkan kedua bibirnya yang tipis, meyakinkan keburukan orang yang dikisahkan.
Dalam bahasan ringan waktu itu, terkesan ia nyaman menikmati kehidupannya dengan pola hidup sederhana. “Kalau pendapatan sudah mencukupi saya pulang, karena jam kerja saya tentukan sendiri,” katanya dengan sumringah.  Tiba-tiba intonasi suaranya berubah, tatkala bahasan beralih ke ranah kehidupan artis. “Memang Madonna itu tak tau diuntung,” katanya mengomentari sosok artis, penyanyi cantik level dunia. Aku terperanjat seketika menyaksikan perubahan spontan dalam dirinya, tanpa gejala terlebih dahulu. Keningnya mengerut seakan berfikir keras tentang sosok artis idola banyak orang itu. Penasaranku semakin memuncak, manakala mulutnya tak henti menghujat Madonna, mulai gaya berpakaian hingga tampilan goyang panggung. Aku memperhatikannya dalam-dalam sambil membangun dialog.

“Wah, ada apa dengan Madonna?,” tanyaku.
“Dia memang sombong, sok cantik,” jawabnya singkat.
“Lho, apa dia kenal dengan abang?,” tanyaku penasaran.

            Orang itu diam seakan tak mendengar pertanyaanku selain matanya memandang tajam lalulintas lain yang berada di depan bajaj bututnya. Sesekali hidungnya mendesis mendorong nafas petanda amarahnya belum reda. Kuulangi pertanyaanku beberapa kali sambil menjulurkan kepala ke depan.

            “Apa Madonna mengganti nomor handphone-nya?,”
“Terserah dialah, itu bukan urusanku,” jawabnya keras seraya sekilas`memandangku. Aku semakin penasaran setelah beberapa pertanyaan seputar kedekatannya dengan Madonna kupertanyakan dan ditepis olehnya.

“Jadi apa urusan abang dengan Madonna?,” tanyaku keras ke telinganya dengan sedikit jengkel, berharap mendapat jawaban. Wajahnya masih legam memerah petanda menahan marah. Tanpa kuduga, dia berujar perlahan, “bagaimana saya tidak marah, sudah cantik, suara bagus, kaya lagi, tinggal jauh pula di sana”. Aku terdiam lama memperhatikan pemegang kemudi bajaj itu sambil menerawang tentang suatu gejala. “Lantas, apa urusan dengan abang?,” tanyaku rada mengejek. “Ya terserah saya lah, tidak bisa menjangkau, bisa marah kepadanya,” jawabnya dengan tendensius. “Betul bang, abang benar, minimal abang bisa nikmati hubungan dengan Madonna lewat cara abang,” kataku sambil berdoa agar Madonna merasakan kemarahan pemilik bajaj itu bahkan menyesali. “Untung-untung dia datang ke Jakarta minta maaf kepada Abang atas keteledorannya selama menjadi artis terkenal,” tambahku lagi disambut senyum dan binar matanya.  


Kamis, 12 Maret 2015

AKTIVITAS MORAL

Razuardi Ibrahim bersama Bahagia Hadi, 12 Maret 2015

Penilaian Aktivitas Moral

Tradisi penilaian terhadap sosok tertentu di Indonesia tidak terlepas dari aktivitas moral yang dilakukannya. Tatkala aktivitas itu terakui di tengah masyarakat sebagai perilaku positif, tentunya sosok tersebut memperoleh respon positif, begitupula sebaliknya. Dalam kultur masyarakat muslim, biasanya berbagai aktivitas moral tersebut terikat dalam anjuran Islam. Oleh karenanya, dapatlah dilakukan pengelompokkan aktivitas moral yang berlaku di tengah masyarakat ke dalam tiga kategori, yakni positif, normal, dan negatif. Kelompok aktivitas positif antara lain, rutin melakukan shalat, mampu mengaji, suka bederma atau bersadaqah, peduli sesama, dan lain sebagainya. Dalam kategori normal antara lain, melakukan tegur sapa, mematuhi adat setempat, dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas yang terkelompok negatif antara lain, suka memfitnah, adu domba, propaganda, menghujat, menghina, dan kecenderungan negative lainnya.
            Pada masa sebelumnya, tatkala iklim informatika tidak semarak seperti sekarang, pria yang beristeri lebih dari satu orang juga mendapat respon negatif. Terlebih lagi pria yang memiliki kebiasaan mengunjungi tempat-tempat hiburan. Namun penilaian terhadap kondisi ini, tatkala teknologi informatika merambah ke berbagai wilayah privasi, perlahan mulai ditinggalkan orang karena wilayah itu telah termaklumi sebagai domain privasi. Artinya kinerja moral juga dipengaruhi oleh perkembangan budaya teknologi yang semakin eksis di abad ke-21 ini.


KUNTORO

Razuardi Ibrahim Bersama Kuntoro, 9 Pebruari 2015

kuntoro
sosok pekerja tulus di aceh
penuntas poranda tsunami dahsyat
yang sesekali terhujat
oleh hasrat lain

kuntoro
sosok guru bagi generasi aceh
sisa tsunami
yang mengajarkan cara bekerja

kuntoro
dalam ibadah berikut abdi

jakarta, 09.02.15


PANTUN PINANGAN

Pantun Pinangan

Tradisi pantun biasa juga digunakan dalam upacara peminangan. Ungkapan pantun dalam tradisi prosesi ini lebih diarahkan kepada sasaran untuk menjelaskan maksud kedatangan para keluarga calon mempelai pria. Tidak jarang pihak keluarga mempelai perempuan menyiapkan pemantun yang juga dapat membahasakan jawaban melalui pantun secara spontan. Pantun ini juga terdiri dari empat baris dalam satu bait, dengan masing-masing baris terdiri dari sepuluh suku kata.  Contoh pantun dari tamu mempelai pria sebagai berikut :

Assalamu alaikum warah matullah (10 suku kata)
Tangan menadah memohon doa (10 suku kata)
Semoga tuhan memberi berkah (10 suku kata)
Untuk amalkan syiar agama (10 suku kata)

Ketika putra kami mendesak (10)
Wajarlah hati sedikit malu (10)
Melihat senyum ibu dan bapak (10)
Tepatlah ini rumah dituju (10)

Tatkala putra ungkap hasratnya (10)
Hati bertanya apa gerangan (10)
Bukanlah bunga sembarang bunga (10)
Bunga raya yang jadi sasaran (10)

Silaturrahmi sebuah kultur (10)
Ajaran Islam memang begitu (10)
Tidaklah kami ahli bertutur (10)
Mohonkan maaf jika keliru (10)


PURNAMA MARET


jum at malam sabtu
hari enam mengantar tujuh
purnama diberitakan
yang semula tertutup awan

berbinar benderang
tersaksi ibu dan anak perempuan
yang juga ibu
dari balai-balai sisi rumah

medan 6/7 maret 2015

Senin, 23 Februari 2015

ASSET MEMO DESAIN

Razuardi Ibrahim dan Suhairi PDAM di Kemenkeu, 23.02.15, meneliti
naskah perjanjian hibah PDAM 

Asset Lain


Pada prinsipnya, semua produk pembelanjaan Negara atau daerah merupakan asset, dengan kata lain menjadi kekayaan Negara atau daerah. Termasuk berbagai catatan pendukung yang menghadirkan berbagai produk pembelanjaan. Oleh karena itu, memo desain dari suatu produk rancang bangun juga merupakan asset Negara atau daerah. Logikanya, manakala terjadi persoalan pada produk rancang bangun tersebut, katakan saja terjadi kegagalan konstruksi oleh berbagai sebab, pihak pemerintah dengan terpaksa mengalokasikan sejumlah biaya untuk menganalisa atau meneliti musabab kegagalan tersebut. Dengan demikian, memo desain cukup beralasan memiliki status sebagai asset Negara atau daerah.

Minggu, 22 Februari 2015

AKTOR SEJARAH


Sabtu, 21 Februari 2015, aku berkeinginan mewujudkan dua wajah pelaku sejarah Perang dunia ke-2, Hitler (Jerman) dan Mussolini (Itali). Meskipun belum relatif sempurna, namun ekspresi kedua tokoh tersebut sudah dapat dikenal. Hitler merupakan aktor yang banyak diceritakan dalam buku sejarah dunia sebagai tokoh kejam yang mengusung konsep hollocous bagi komunitas tertentu. Sementara, Mussolini selaku pemimpin suatu negara berperan selaku pengikut setia yang diklaim sejarah sebagai sekutu sosok antagonis itu.  Tentu bagi pihak tertentu, kehadiran mereka diakui sebagai pelaku sejarah yang telah merubah zaman.