Promosi
Mekkah
Hampir
semua praktisi pembangunan ekonomi meyakini untuk meningkatkan pemasaran
diperlukan promosi. Tidak berbeda dengan pemasaran objek wisata dalam rangka
meningkatkan angka kunjungan. Tujuannya tiada lain untuk meningkatkan devisa
negara atau daerah. Tapi berbeda dengan Kota Mekkah
tempat orang berhajji,
dengan ikon Kakbah di Masjidil Haram. Tanpa promosi sekalipun Mekkah setiap
hari ramai dikunjungi umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Tak terbantahkan
dampak ramainya kunjungan, devisa negara berlimpah di tempat itu. Pihak
tertentu memberi argumen bahwa banyaknya devisa di Makkah lebih dikarenakan alasan
sakral dan religius. Namun demikian, pembuktian ilmiah dapat diarahkan kepada suatu
promosi lewat rukun Islam. Hingga hari ini, rukun Islam mampu membangun cita-cita
setiap muslim untuk berkunjung ke Kakbah Baitullah (Rumah Allah). Meskipun
belum setiap muslim melaksanakan secara utuh urutan rukun Islam tersebut, yakni
syahadatain, shalat, shaum,dan zakat, namun kewajiban ke-lima itu
kerap dicita-citakan. Tatkala kesempatan berhajji dibatasi dengan cara mengatur
daftar tunggu (waitting list), kaum
muslim memilih mengunjungi tempat itu dengan cara melakukan umrah, yakni
menunaikan ibadah hajji kecil di luar musim hajji bulan Zhulhijjah. Artinya, promosi terbaik bagi suatu
tempat atau barang adalah sesuatu yang dapat melekat ke dalam mindset idiologi yang dicita-citakan
untuk diraih.
Bappeda Bireuen, 2009 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar