Jumat, 17 Agustus 2012

ALAMIAH


Kompetisi
Pelantikan Saat Menjadi Asisten II Setdakab Bireuen, 2001
09122001

Kata itu biasanya dikonotasikan sebagai suatu upaya untuk melahirkan sosok pemenang atau juara. Makna seperti itu parsial yang terbangun dari situasi masyarakat moderen yang lebih mementingkan apresiasi sosial dari suatu pemenangan pertandingan.

Namun perlu disadari, bahwa nuasa kompetisi selalu dilakukan oleh setiap makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Konteks seperti ini lebih mengarah kepada memahami bahkan menyiasati makna kompetisi makhluk hidup dengan lingkungannya. Sulit dibayangkan, bagaimana mungkin ikan-ikan rawa tetap bertahan hidup dalam air minim dipersawahan kering setelah ianya berkompetisi dengan kemarau.  Peristiwa ini merupakan kodrat alamiah dan akan terselesaikan dengan sendirinya.

Perlu dicermati lebih lanjut, makna kompetisi dalam arti pertandingan, perseteruan, perlombaan, dan lainnya, secara mendetail dan sportif. Meskipun parsial, makna memenangkan kompetisi seperti diuraikan di atas, lebih banyak dimanfaatkan oleh manusia moderen untuk menyatakan keunggulannya, seperti komunitas peserta pemilu. Tidak pula jarang peserta kompetitor itu melakukan tindakan di luar batasan objektif dan fair-play. Berlanjut dengan berbagai upaya agar sistem penentu pemenangan dapat memberi nilai keunggulan bagi sosok kompetitor tertentu. Peluang yang terbuka terhadap berbagai upaya itu lebih membangkitkan keleluasaan bagi kompetitor yang berhasrat dan mengenyampingkan hak-hak objektifitas. Sehingga tak jarang para kompetitor membangun kredibilitas dirinya dengan menginventarisir kelemahan lawan kompetisinya. Bahkan memperbanyak jumlah kekurangan dengan menambah hal negatif yang sesungguhnya tidak dimiliki oleh lawan kompetisi sekalipun.

Fenomena ini lebih mudah diibaratkan dengan suatu pertandingan bulu tangkis. Kedua belah pihak berhasrat memenangkan pertandingan dengan berbagai ketangkasan yang dimilikinya. Namun, karena kegagalan pemukulan bulu ayam (bola badminton) diperhitungkan sebagai point bagi lawan maka setiap pihak sangat menantikan lawan bertindak ceroboh agar lebih banyak out-ball dari masing-masing pihak lawan. Lalu, perlu dicermati bersama pula, bagaimana kelayakan seorang pemenang pertandingan itu, jika kemenangan yang diperoleh hanya melalui kegagalan smash dari pihak lawannya. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, jika lawannya melakukan smash, atlit curang itu meninggikan net, sehingga bola kerap tersangkut di net. Dan menanglah ia dalam pertandingan itu.

Cerita kompetisi ibarat pertandingan bulu tangkis ini banyak diamalkan oleh para birokrat. Mempertinggi kualitas diri dengan mengurangi kredibilitas birokrat lain yang dianggap berpeluang menjadi kompetitor dalam menduduki suatu jabatan tertentu. Di sinilah diperlukan wasit untuk menginformasikan kriteria pertandingan yang berkualitas, dengan tujuan agar pertandingan yang dilakukan memuaskan seluruh penonton.

Catatan di atas kutulis pada 9 Desember 2001, setelah Kabupaten Bireuen melakukan beberapa kali pelantikan pejabat. Di saat itu aku menyaksikan beberapa rekan mulai kasak-kusuk melobi para pihak berkepentingan yang kuasa menempatkan posisi pejabat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar