Rabu, 26 September 2012

BERSAMA STAF


Gerbang
Ekonom
Razuardi Ibrahim, Yanfitri, Zulkarnaini, dan Okta

Gerbang 




Ekonomi Bireuen




Samudera Hindia masih sebiru dulu, tatkala sukses mengantar para leluhur Aceh asal belahan barat dunia. Keramahan bahari layani armada, andil membangun toleransi antar bangsa dalam wujud pertautan jual beli saling menguntungkan. Lebih dari itu, solidaritas terbangun cukup menjamin keberlanjutan hidup damai antar generasi di berbagai jazirah dan pulau.

Di sisi lain, kehendak alamiah tidak pernah alpa dampingi metamorfosa masa. Perlahan, perjalanan waktu unjuk kuasa menggiring kecerdasan kelompok untuk proklamirkan identitas perbedaan. Ikatan kedamaian termarjinalkan akibat iklim kompetisi lebih dominan dalam banyak hal.

Aspek kuat terusung yang dipahami sebagai sistem ekonomi semakin meyakinkan segala bangsa untuk dijadikan alat ukur kekuatan. Nuansa peningkatan daya saing masing-masing negeri terpilih jadi simbol prestise keharusan. Perseteruan ekonomi  yang terlegalisasi seakan memupuskan kepedulian sesama, kendati   disadari turut memperparah kehidupan masyarakat di beberapa negeri atau tempat tertentu. Tidak terkecuali di Bireuen, wilayah kabupaten yang memiliki pantai laut dalam di pesisir utara Aceh.

Situs mengabarkan, sejak abad ke-XVII hingga pendudukan Belanda dan Jepang, pantai Teupin Jaloe yang terdalam di Bireuen, termanfaatkan optimal sesuai misi zamannya. Namunseiring waktu kian menjauh dari masa gemilang, eksploitasi pantai strategis itu sayup-sayup terlupakan. Cerita seputar kehandalan laut sukses merajut hubungan dagang antar negara menjadi tak menarik dibahas. Keyakinan tentang laut masih sebiru dan seramah dulu tak lagi mampu mengilhami. Kinerja masa lalu pantai pendaratan alami itu hanya mampu dikemas guna mempertebal cacatan sejarah. Kondisi terjebak ke dalam situasi merugi, yakni pembiaran pendegradasian nilai keunggulan suatu titik bangkitan ekonomi kawasan.

Tiada alasan patut didulang terhadap pembenaran atas keberpihakan sistem yang tidak melakukan tindakan pencegahan kegagalan atas berbagai potensi ekonomi. Saatnya membangun kebersamaan melalui keragaman komoditas untuk kembali ke laut mengulang kejayaan gerbang ekonomi nusantara. Maknai  arti saling ketergantungan di samudera seraya memupus aneka kepentingan yang kerap ciptakan persaingan kontra manusiawi.

Laut tak pernah ingkar jalankan tugas Illahiah untuk pererat jalinan interaksi anak di semua benua. Tidak terkecuali dengan penciptaan gerbang ekonomi Bireuen yang terekspresi melalui anugerahNya di pantai dalam Teupin Jaloe. Lokasi bisu penyimpan tabir ekonomi Aceh yang  bertatapan langsung dengan Selat Malaka hanya mampu saksikan lintasan padat pelayaran pembangkit ekonomi dunia.

  

 Razuardi-13 Mei 2010




Seberat apapun bayangan bimbang,
tak mesti ingkar di hari mengungkap dengan cara sendiri, krueng geukueh 13o52oo7

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar