Kamis, 13 September 2012

TULISAN ILMIAH

Razuardi, 1983  



MEMBUAT JUDUL KARYA ILMIAH (SKRIPSI)


Bagian 1
Sekilas Definisi Karya Tulis Ilmiah

1.1       Definisi
Tulisan ilmiah merupakan suatu produk karya tulis yang bertujuan mengungkap kondisi  permasalahan, yang diperkuat data dengan sumber yang jelas, metodologi yang diperkuat literatur, sehingga dapat disimpulkan untuk pengungkapan hubungan kausalitas antara data dengan permasalahan yang ditulis.
Jasin, M, 1992, mengemukakan bahwa pengetahuan masuk kategori ilmu pengetahuan, bila kriteria berikut terpenuhi, yakni teratur, sistematis, berobjek, bermetoda, dan berlaku secara universal. Selanjutnya, beliau mengatakan, pemecahan segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.
1.2       Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Menurut Suryabrata, 1995, pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah dan dibangun atas teori tertentu. Teori itu berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar atas dasar empiris. Selanjutnya menurut Suryabrata, laporan ilmiah hasil penelitian memenuhi syarat keterbukaan ilmu pengetahuan sehingga ilmuwan lain dapat memahami, menilai, bahkan menguji kembali  hasil penelitian itu.
Penulisan karya ilmiah bertujuan untuk menjaga kelangsungan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu agar perjalanan ilmu pengetahuan tidak berhenti sepanjang masa. Para penulis karya ilmiah harus memahami teknik penulisan ilmiah, pengelolaan data, metodelogi, referensi kepustakaan, pemberian judul, tata bahasa, sehingga mudah dipahami berbagai pihak yang membacanya. Contoh karya ilmiah yang digunakan hingga saat ini, seperti penemuan masa lalu oleh ilmiawan di abad terdahulu. Di antaranya, Newton, Boyle, Galileo, dan sebagainya.
1.3       Jenis Tulisan Ilmiah
Beberapa jenis tulisan ilmiah yang beredar di Indonesia dan telah memenuhi standar penulisan ilmiah baik di dalam, maupun di luar negeri yakni :
·         Buku hasil temuan
·         Jurnal
·         Paper atau makalah atau kertas kerja
·         Laporan penelitian laboratorium, lapangan, dan lain-lain
·         Skripsi atau tugas akhir bagi pendidikan strata 1(S1)
·         Tesis atau tugas akhir bagi pendidikan strata 2 (S2)
·         Disertasi atau tugas akhir bagi pendidikan strata 3 (S3)
·         Dan lain-lain
1.4       Unsur Pokok Dalam Penulisan Ilmiah
Tulisan ilmiah merupakan karya yang mampu dibuktikan kebenarannya melalui alasan-alasan tertentu. Karya tulis ini ada yang berbasis sains dan teknologi, juga ada yang berbasis sosial. Namun demikian,  dalam penulisan ilmiah beberapa unsur pokok penting yang tidak dapat diabaikan yaitu :
1.     Informasi masalah, ditentukan oleh penulis berdasarkan pemilihan masalah yang dirasakan perlu untuk diungkap dalam rencana penulisan.
2.     Data yang valid produk peneltian, primer atau skunder, diperoleh dari lapangan atau informasi sesuai dengan metode penelitian yang didasari ketentuan penelitian ilmiah.
3.     Pendapat atau teori terdahulu berdasarkan literatur, diperoleh dari kepustakaan sesuai dengan hipotesa penulis untuk memperkuat misi penulisan.

4.     Metodologi pemecahan masalah, diperoleh dari kepustakaan namun disesuaikan dengan hipotesa dan masalah yang akan dipecahkan dalam penulisan.
5.     Kesimpulan yang didasari ulasan, analisis, bahasan.
1.5       Sistematika (Outline)  Penulisan Ilmiah
Dalam penyusunan laporan atau karya tulis ilmiah, Suryabrata, 1995, mengatakan bahwa banyak tatatulis penulisan ilmiah yang telah diusulkan orang atau profesi, yang masing-masing dapat dianggap merupakan suatu sistem yang mempunyai pertimbangan-pertimbangan dan alasan tertentu. Sistem mana yang digunakan tidak merupakan soal, yang penting sekali ialah suatu sistem dipilih hendaknya diikuti secara baik, sehingga terdapat konsistensi dalam laporan itu.
Oleh karena kecenderungan tulisan ilmiah lebih mengutamakan hubungan sebab akibat maka kesepakatan sebagian para ilmiawan mengatur tatacara penulisan dengan mengharuskan adanya unsur-unsur yang dijadikan bahan tulisan. Sekurang-kurangnya, penulisan ilmiah dikelompokkan ke dalam lima bahagian yang terdiri dari :
A          Outline untuk kelompok penelitian, bagian pokok terdiri dari lima bab yaitu:
§  Bab      I           Pendahuluan;
§  Bab      II           Tinjauan Kepustakaan;
§  Bab      III          Metode Penelitian;
§  Bab      IV         Hasil dan Pembahasan: dan
§  Bab      V          Kesimpulan dan Saran.
B          Outline untuk kelompok perencanaan, bagian pokok terdiri dari lima bab yaitu:
§  Bab      I           Pendahuluan;
§  Bab      II           Tinjauan Kepustakaan;
§  Bab      III          Metode Perencanaan;
§  Bab      IV         Hasil Perhitungan dan Pembahasan; dan
§  Bab      V          Kesimpulan dan Saran.
C          Outline untuk kelompok studi literatur, bagian pokok terdiri dari lima bab yaitu:
§  Bab I                Pendahuluan;
§  Bab II                Telaah Kepustakaan;
§  Bab III               Metode Studi;
§  Bab IV              Pembahasan; dan
§  Bab V               Kesimpulan dan saran.
1.6       Penggunaan Bahasa Indonesia
Tulisan ilmiah menggunakan Bahasa Indonesa fasif, yang bertujuan untuk mengedepankan objektivitas dari tulisan itu sendiri. Penggunaan bahasa yang dilakukan haruslah dengan Bahasa Indonesia sesuai standar tatabahasa yang digunakan dalam dunia akademis.












Bagian 2
Outline Skripsi/Tugas Akhir (TGA)

Skripsi atau ada juga lembaga pendidikan tertentu menamakan dengan tugas akhir (TGA), yaitu suatu karya tulis yang diwajibkan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan sejumlah pelajaran pada sistem pembelajaran pasca Sekolah Menengah Atas (SLA).  
Skripsi disusun atas tiga bagian yaitu pembukaan, pokok, dan penutup. Outline laporan yang menjadi penekanan syarat akademik di sini adalah penulisan bagian pokok, sedangkan bagian pembukaan dan penutup dibahas lebih lanjut pada Bab IV. Penulisan bagian pokok dibedakan menurut bentuk penelitian, perencanaan, dan bentuk studi literatur. Jumlah halaman penulisan skripsi bagian pokok ini dibatasi antara 20 – 40 lembar.
2.1       Ringkasan/Abstrak
            Bagian ringkasan yang ditempatkan di awal penulisan sebelum daftar isi harus memuat penjelasan secara ringkas mengenai latar belakang, masalah, metode penelitian, hasil-hasil utama, kesimpulan dan saran. Abstrak harus ditulis dengan padat dan singkat, dalam satu alinea, sebanyak-banyaknya antara 250-300 kata, tidak melebihi satu halaman, dan diketik berjarak satu spasi.
2.2       Bentuk Penelitian
            Penelitian merupakan kegiatan penelusuran data yang akan ditulis menjadi suatu bentuk karya ilmiah. Out put suatu penelitian adalah data. Sementara data dalam penelitian dapat digolongkan ke dalam data primer dan skunder. Data primer yaitu data yang diuji langsung oleh peneliti, sedangkan data primer merupakan data yang diperoleh setelah diolah melalui metode tertentu. Oleh karenanya, pelaksanaan penelitian distandarkan dengan metode tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan bila ada pihak tertentu berkenan melakukan penelitian ulang akan didapat hasil yang sama atau mendekati.
            Outline bagian pokok terdiri dari lima bab yaitu:
§  Bab      I           Pendahuluan;
§  Bab      II           Tinjauan Kepustakaan;
§  Bab      III          Metode Penelitian;
§  Bab      IV         Hasil dan Pembahasan: dan
§  Bab      V          Kesimpulan dan Saran.
Isi masing-masing bab diuraikan secara rinci sebagai berikut ini.
a.     Bab I    Pendahuluan
Isi bab pendahuluan adalah memberikan gambaran umum kepada pembaca agar mengerti dan mampu menilai hasil tulisan tanpa harus membaca semua tulisan lainnya dalam buku tersebut. Pendahuluan ditulis tanpa heading (pasal) dan jumlah halaman penulisan Bab I ini antara 2-3 lembar.
Isi pokok dari bab ini minimal terdiri dari beberapa alinea yang antara lain seperti tersebut di bawah ini.
1.     Alinea yang menjelaskan latar belakang tentang pemilihan masalah yang diteliti. Alinea ini menjawab pertanyaan mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan.
2.     Alinea yang menjelaskan tentang tujuan dan ruang lingkup penelitian. Alinea ini menjawab pertanyaan apa yang ingin dicapai dengan melakukan penelitian dan sampai sejauh mana hasil penelitian yang ingin dicapai.
3.     Alinea yang menjelaskan tentang hipotesis penelitian, apabila penelitian tersebut memiliki hipotesis. Alinea ini berisikan dugaan kebenaran sementara yang akan dihasilkan oleh penelitian dan dugaan kebenaran sementara ini yang akan dibuktikan oleh penelitian tersebut.
4.     Alinea yang menjelaskan tentang metodologi penelitian secara ringkas dan umum. Alinea ini berisikan teori, rumus, data, metode, model, alat, lokasi, waktu dan hal-hal lain yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan penelitian.
5.     Alinea yang menjelaskan tentang hasil, kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penelitian. Alinea ini berisikan hasil, kesimpulan dan saran yang utama atau yang ingin ditonjolkan atau yang dapat memberi gambaran implikasi atau manfaat penelitian.
Pada proposal penelitian, alinea yang menjelaskan tentang hasil ini berisikan kalimat-kalimat tentang hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut.
b.    Bab II Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan kepustakaan bertujuan memberikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Jumlah halaman penulisan Bab II antara 3-12 lembar.
Isi-isi pokok dari bab ini antara lain seperti tersebut di bawah ini.

1.     Kerangka teori yang digunakan meliputi anggapan-anggapan dasar, rumus-rumus, dan cara-cara perhitungan yang akan menunjang pengolahan data dan diskusi.
2.     Hasil-hasil penelitian terhadap masalah serupa yang telah diteliti.
3.     Teori-teori yang dipakai atau dipetik dari literatur-literatur lain yang bersifat kritis harus mempunyai kaitan erat dengan permasalahan yang ditinjau dan akan terpakai untuk pengolahan data dan pembahasan dalam Bab IV.

Pelaksanaan penulisan bab ini adalah sebagai berikut :
1.     Tinjauan kepustakaan ditulis dengan pasal/paragraf yang dapat memperjelas pembahasannya. Tiap paragraf harus ada rujukannya dan harus ditulis menurut cara yang terdapat pada buku panduan penulisan skripsi ini. Uraiannya harus sejalan dengan topik skripsi/TGA. Uraian ini tidak boleh sama antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lain meskipun untuk topik/tema TGA yang sama.
2.     Jenis kepustakaan yang dipakai di antaranya jurnal, majalah, prosiding, kumpulan hasil penelitian lainnya, disertasi, thesis, dan skripsi serta buku-buku teks. Sangat dianjurkan untuk mereview tulisan TGA mahasiswa sebelumnya dengan topik/tema yang bedekatan/berkaitan.

c.     Bab III   Metode Penelitian

Metode penelitian berisikan tata cara pelaksanaan kerja sesuai dengan ketentuan umum atau standar dan pelaksanaan khusus yang dilaksanakan oleh mahasiswa sendiri. Jumlah halaman penulisan Bab III antara 3-12 lembar.

Isi-isi pokok bab ini adalah sebagai berikut ini.

1.     Sumber data;
2.     Material/bahan yang digunakan;
3.     Situasi dan lokasi objek/material;
4.     Jadwal penelitian;
5.     Prosedur penelitian;
6.     Rancangan yang digunakan;
7.     Alat-alat yang dipakai dalam penelitian; dan
8.     Cara pengolahan data atau analisis data untuk mendapatkan hasil penelitian

d.    Bab IV  Hasil dan Pembahasan

Tujuan bab ini adalah mengungkapkan hasil penelitian dan menghubungkannya dengan isi Bab II dan Bab III sehingga diperoleh suatu pembahasan. Jumlah halaman penulisan bab IV antara 10-25 lembar.

Isi-isi pokok antara lain mencakup beberapa hal berikut ini :

1.     Hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk uraian (narasi) yang dilengkapi dengan table atau gambar/grafik.
2.     Hasil-hasil atau pembahasan harus dinyatakan dalam satuan-satuan terukur yang mudah dimengerti.
3.     Sajian hasil dan data menurut urutan yang logis.
4.     Pada bagian pembahasan diungkapkan prinsip hubungan antara variable-variable dengan hasil yang diperoleh dan generalisasi/kecenderungan yang ditunjuk oleh hasil perhitungan, penafsiran hasil, dan fakta-fakta kepustakaan.
5.     Tulisan ini harus memperlihatkan pengecualian-pengecualian atau ketimpangan yang ada.
6.     Tulisan ini juga memperlihatkan persamaan dan perbedaan dengan pekerjaan serupa lainnya.
7.     Isinya memperlihatkan implikasi tioritis dan praktis.
8.     Kaitan hasil temuan-temuan dengan kenyataan yang ada dalam dunia konstruksi secara nyata baik dari segi teknik maupun manajemennya.
9.     Pada bagian akhir bab ini, perlu disimpulkan hasil pembahasan dan diskusi.
10.  Kesimpulan yang ditarik harus secara hati-hati dan sederhana.  Jangan menarik kesimpulan umum dari data yang sangat terbatas.
11.  Bila perlu menguji hipotesis maka hasil penelitian dapat juga dikaitkan dengan perhitungan statistik.
12.  Hasil-hasil penelitian yang kemungkinan akan sejalan atau berbeda atau bahkan bertentangan dengan temuan atau pendapat orang lain dibahas/didiskusikan.
13.  Untuk memperjelas dan memudahkan pembahasan maka gambar-gambar/grafik yang merupakan kesimpulan atau rangkuman perlu ditampilkan langsung dalam bagian hasil penelitian, jangan ditempatkan di lampiran.
14.  Setiap tabel dan gambar harus diberi nomor dan nama yang jelas sesuai dengan ketentuan yang ada pada buku panduan penulisan skripsi ini.
15.  Semua gambar/grafik dan tabel yang  ditampilkan perlu diberi ulasan atau penjelasan dalam isi buku skripsi/TGA.
16.  Hasil dan pembahasan boleh tidak dipisahkan dalam pasal/sub-bab yang berbeda atau dengan kata lain pembahasan boleh juga ditulis dalam pasal/sub-bab yang menjelaskan hasil.

e.     Bab V   Kesimpulan dan Saran

Bab kesimpulan dan saran ini berisikan antara lain beberapa hal seperti uraian berikut ini.
1.     Kesimpulan ditarik penulis dari hasil pengujian/penelitian yang telah didiskusikan pada Bab IV, khususnya bagian pembahasan hasil. Hal yang masuk dalam pembahasan tidak tepat ditampilkan dalam bab kesimpulan. Jumlah halaman penulisan Bab V antara 1-3 lembar.
2.     Kesimpulan adalah bagian yang sebelumnya telah dibahas/didiskusikan berdasarkan hasil penelitian.
3.     Ungkapan dalam bagian kesimpulan berbentuk kalimat biasa dan tidak merujuk langsung pada nomor pasal, persamaan, atau gambar.
4.     Pada bagian saran perlu ditulis keinginan penulis untuk menyempurnakan penelitian yang dilakukan atau ingin dilanjutkan oleh peneliti lain.
5.     Saran boleh tidak ditulis bila tidak mampu dibuat.

2.3       Bentuk Perencanaan
Penulisan ilmiah yang berorientasi kepada perencanaan tentu memerlukan data-data pendukung untuk direncanakan. Instrumen penting dari perencanaan ini adalah metode perencanaan yang pernah dilakukan oleh para perencana terdahulu dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
            Outline bagian pokok terdiri dari lima bab yaitu:
§  Bab      I           Pendahuluan;
§  Bab      II           Tinjauan Kepustakaan;
§  Bab      III          Metode Perencanaan;
§  Bab      IV         Hasil Perhitungan dan Pembahasan; dan
§  Bab      V          Kesimpulan dan Saran.
Tata cara dan isi penulisan Bab I, Bab II, Bab V dapat dirujuk pada bentuk penelitian dengan penyesuaian-penyesuaian seperlunya untuk bentuk perencanaan. Isi-isi pokok Bab III dan Bab IV menurut uraian berikut ini.
a.     Bab III Metode Perencanaan
Dalam bab ini diungkapkan prosedur pemecahan masalah yang menjadi tinjauan, sumber data, situasi dan lokasi objek, material atau bahan yang menjadi perencanaan. Di samping itu, perlu dijelaskan cara pengumpulan data, teori dan rumus, metode perhitungan, model-model atau langkah-langkah untuk analisis data.
b.    Bab IV  Hasil Perhitungan dan Pembahasan
Bab ini berisikan hasil-hasil perhitungan yang telah disajikan dalam bentuk tabel ataupun gambar/grafik yang disertai dengan ulasan/penjelasan. Hasil-hasil perhitungan harus dinyatakan dalam satuan-satuan yang terukur dan mudah dimengerti.
Dalam bagian pembahasan dikemukaan prinsip hubungan dan kecendrungan-kecendrungan yang ditunjuk oleh hasil perhitungan dengan sumber kepustakaan yang pernah ada. Dikemukakan implikasi teoritis ataupun praktis dari hasil pembahasan. Untuk tiap bagian yang dibahas, pada bagian akhirnya perlu diikhtisarkan secara jelas pendapat penulis.

2.4       Bentuk Studi Literatur
Studi literatur merupakan upaya penulisan karya tulis melalui pengumpulan pendapat atau hasil penemuan para peneliti terdahulu untuk dibandingkan atau ditelaah. Penulisan karya ilmiah serupa ini lebih menekankan kepada metode studi yang diterapkan sehingga pemilihan literatur terdahulu yang menjadi objek dalam penulisan terpilih, telah terproses dalam sistem pengujian kebenaran.
            Outline bagian pokok terdiri dari 5 bab yaitu:
§  Bab I                Pendahuluan;
§  Bab II                Telaah Kepustakaan;
§  Bab III               Metode Studi;
§  Bab IV              Pembahasan; dan
§  Bab V               Kesimpulan dan saran.
Isi-isi pokok diuraikan berikut ini, sedangkan tujuan dan pelaksanaan penulisan tiap bab sama dengan uraian/ketentuan yang tercantum pada bentuk penelitian.
a.     Bab I          Pendahuluan
Bab ini berisikan landasan pemikiran atau latar belakang pemilihan masalah, batasan/pokok masalah, tujuan dan manfaat peninjauan serta metodologi pembahasan masalah.
b.    Bab II          Telaah Kepustakaan
Bab ini mereview berbagai teori dan langkah-langkah kemajuan ilmu menyangkut masalah yang ditinjau yang telah dikemukakan oleh para ahli dalam berbagai literatur.
c.     Bab III         Metode Studi
Dalam bab ini dikemukakan prosedur pemecahan masalah yang menjadi tinjauan, rincian cara-cara pengumpulan data atau fakta dan metode hasilnya.
d.    Bab IV        Pembahasan
Bab ini berisikan tinjauan kritis masalah atau teori yang menjadi pokok dalam membahas masalah yang dikaitkan dengan perkembangan masalah yang ditinjau. Dalam bab ini terlihat jalan pemikiran dan kecermatan penulis dalam membenarkan atau mendukung bahkan membantah pendapat orang lain berdasarkan data-data sekunder atau informasi lainnya dari berbagai sumber kepustakaan.
e.     Bab V         Kesimpulan dan Saran
Di sini disimpulkan pendapat penulis berdasarkan hasil bahasan yang diungkapkan dalam Bab IV yang dikemukan juga saran-saran penulis.

















Bagian 3
Pembuatan Judul  Karya Ilmiah
07 Juni 2011- hermes
           Semua berita dapat diangkat menjadi tulisan ilmiah, sejauh memenuhi persyaratan yang diatur dalam melakukan narasi ilmiah. Tulisan ilmiah terikat dengan data, fakta, dan terpenting mampu mengungkap metodologi yang telah diakui secara ilmiah melalui literatur para penulis terdahulu. Namun kadangkala orang awam sering terjebak dengan kesulitan dalam memberi judul terhadap masalah yang diketahuinya.
         Menurut Ismail, 1995, judul dari suatu tulisan ilmiah perlu jelas sehingga dengan melihat sepintas pada judul, pembaca hendaknya telah dapat memastikan apakah itu termasuk atau tidak dalam disiplin keilmuannya. Di samping itu beliau juga menerangkan, bahwa judul tulisan ilmiah terdiri dari sejumlah kata dan tidak perlu judul itu berbentuk sebuah kalimat.
         Banyak pendapat dan metoda para pakar untuk menulis judul suatu karya ilmiah. Ada yang hanya menulis satu kata saja, tulisan tertentu dapat digolongkan ke dalam kategori ilmiah. Biasanya karya ilmiah dengan judul satu kata tersebut mencakup ulasan menyeluruh dari objek yang ditulis. Buku dengan judul seperti ini lebih mudah ditebak keseluruhan isinya dan kerap dijadikan referensi untuk mendukung berbagai tulisan ilmiah lainnya. Contohnya, buku yang berjudul “Bambu”. Dari judulnya saja para peminat baca dapat berangan-angan untuk mendapatkan informasi tentang tumbuhan jenis rumput tersebut. Para peminat lebih awal membayangkan tentang keberadaan informasi bambu dari buku itu. Begitu juga buku-buku lain dengan judul singkat, seperti “Beton”, “Baja”, “Lele”, dan lain sebagainya.
         Bagi awam yang sedang kuliah atau berkewajiban menulis karya ilmiah, biasanya penulisan dibatasi oleh berbagai aturan yang mengharuskannya mencoba-coba merangkai kata untuk sebuah judul. Tak jarang para pemula mengalami kesulitan dalam mengungkap suatu hal menjadi suatu judul. Padahal tidaklah demikian, asal saja para awam tersebut mampu mengungkap permasalahan yang akan ditulisnya, kemudian mampu mengaitkan  dengan kondisi yang terjadi. Artinya, ada suatu ungkapan dalam judul karya ilmiah ini yang menggambarkan hubungan dari dua atau lebih isu yang akan diulas. 
         Perlu diingat pula bahwa karya ilmiah merupakan karya tulis yang diharapkan memberikan kesimpulan pada akhir keseluruhan ulasan. Oleh karenanya, dari judulnya saja para pembaca berharap agar setelah membaca karya ilmiah diperoleh kesimpulan.
Judul yang dipilih biasanya mencerminkan isi keseluruhan buku yang penulisan bagian pokoknya atau sistematikanya dibedakan menurut bentuk penelitian, perencanaan, dan bentuk studi literature. Suatu catatan dalam penyusunan judul hingga isi buku, yakni perlu dihindari kalimat yang meragukan dalam setiap ungkapan karya ilmiah.
         Ungkapan judul karya ilmiah yang sederhana dan mudah dipahami yaitu dengan mengulas hubungan dua kondisi sebab akibat dari suatu permasalahan. Awal dari judul dapat ditulis : 
§  Perencanaan Strategis Terhadap.......................
§  Pengaruh..........Terhadap...........Pada Lokus
§  Hubungan...............Dengan.............Pada............
§  Penentuan................Dengan............Pada............
§  Perbandingan.................Dengan...........Untuk...........
§  Penetapan...........Berdasarkan..........Untuk..........
§  Dan lain lain
3.1       Mengawali Judul Dengan Kata Perencanaan
Misalnya, dalam suatu desa isu bekembang bahwa masyarakatnya bodoh akibat berpendidikan rendah,  bahkan telah menjadi anekdot terhadap desa tersebut bagi kawasan sekitar. Masalahnya adalah, “Pendidikan Masyarakat Rendah” dan bodoh adalah akibat dari kondisi. Keinginan dari penulis atau perencana adalah akan “ditingkatkannya” kondisi pendidikan agar masyarakat tidak bodoh lagi. Sementara, upaya untuk melakukan hal tersebut adalah dengan “perencanaan”. Karena dalam persepsi perencanaan sosial sedikit berbeda dengan perencanaan fisik yang cenderung pasti maka langkah yang diterapkan merupakan strategi untuk lebih mudah dilakukan pendekatan kepada implementasi. Oleh karenanya, perencanaan yang dilakukan diungkap dalam suatu teknik “perencanaan strategis.”  Dengan demikian, didapatlah beberapa kata penting yakni,
“pendidikan masyarakat rendah”
“ditingkatkannya”
“perencanaan strategis”
 dirangkai dengan menambah kata penghubung “terhadap” dan kata kerja “upaya” pada kalimat tersebut sehingga menjadi Perencanaan Strategis Terhadap Upaya Peningkatan Pendidikan Masyarakat di Desa ……………… Kecamatan ………….. Kabupaten ………….”
Dari judul yang disajikan, terlintas dalam pikiran pembaca tentang suatu rencana strategis terhadap upaya peningkatan kecerdasan masyarakat melalui pendidikan. Penulisan ilmiah serupa ini biasanya menggunakan sistematika perencanaan yang menekankan pada metode perencanaan.
.
3.2       Mengawali Judul Dengan Kata Pengaruh
Dari suatu suasana lapangan di Desa Kayem Saket, terdapat berita tentang mewabahnya penyakit menular, puru, yang sangat mencemaskan. Sementara isu berkembang tentang banyak sebab yang mengakibatkan suasana menjadi tak menentu. Menurut sebagian besar masyarakat penyakit tersebut mewabah karena berkeliarannya babi hutan di desa tersebut. Dalam hal ini kata kunci yang dapat dirangkai adalah,
“Penyakit menular puru”
“Bekeliaran babi hutan”
“Desa Kayem Saket”
Jika dirangkai kata-kata tersebut dengan diawali kata pengaruh, didapatlah ungkapan judul sebagai berikut :
“Pengaruh Babi Hutan Berkeliaran Terhadap Penularan Penyakit Puru Di Desa Kayem Saket”. Dari judul ini terkesan adanya suatu penelitian terhadap mewabahnya penyakit puru yang disebarkan melalui babi hutan. Pada akhir tulisan para pembaca berharap adanya kesimpulan terhadap hubungan sebab akibat dari dua kondisi ini.
3.3       Mengawali Judul Dengan Kata Hubungan
Dalam suatu desa terjadi debat berkepanjangan yang pada akhirnya para petinggi harus memutuskan untuk mencari suatu hubungan sebab akibat. Dari sebuah berita diperoleh informasi bahwa di Desa Besi Keras telah terjadi konflik berulang antara pihak lelaki dan perempuan meski telah sering didamaikan. Para petinggi desa merasa aneh, sebab kekerasan yang terjadi seputar kesewenangan kaum lelaki, kerap menusuk kaum perempuan dengan bermacam benda  tatkala sedang beringas.
Dari beberapa kata kunci sesuai dengan yang ingin diketahui tentang hubungan situasi dapat ditulis :
“Desa Besi Keras”
“konflik berulang”
“menusuk kaum perempuan”
Jika dihubungkan, judul tulisan ilmiah yang akan mengungkap hubungan sebab akibat dari suasana yang terjadi adalah :
“Hubungan Kesewenangan Kaum Lelaki Dengan Penusukan Kaum Perempuan Terhadap Konflik Berulang Di Desa Besi Keras”
Tulisan dengan dudul di atas hendak mengungkap penelitian kesewenangan kaum lelaki di desa tersebut dengan kebiasaan menusuk kaum perempuan. Kejadian berulang terhadap peristiwa seperti yang diceritakan membangun rasa keingintahuan pembaca kepada kesimpulan tulisan. Saat membaca judul boleh saja pembaca berasumsi bahwa tindakan tersebut merupakan tradisi masyarakat di tempat itu, atau cara pembelajaran bagi kaum perempuan, dan lain sebagainya. Namun yang dipersoalkan mengapa mesti berulang. Tulisan dengan judul seperti ini lebih berorientasi kepada penelitian sosial. 
3.4       Mengawali Judul Dengan Kata Penentuan
Mengawali judul karya ilmiah dengan kata penentuan berpeluang  munculnya ilustrasi bagi pembaca terhadap suatu hal yang akan ditentukan. Biasanya karya ilmiah serupa ini akan memberi kesimpulan tentang suatu indeks, angka keamanan, koefisien, dan lain sebagainya.
Dari suatu berita diperoleh suatu permasalahan tentang pentingnya penentuan indeks suatu objek yang akan digunakan untuk menganalisa atau menghitung suatu nilai. Contoh beritanya, harga kakao di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen sangat fluktuatif sehingga para petani kerap merasa dirugikan. Alasan yang diberikan para eksportir luar daerah adalah kadar air komuditas tersebut yang cukup tinggi. Sementara, standar pembelian kakao dunia hanya memperkenankan kadar air kakao kering maksimal 10%. Pihak pemerintah daerah telah berupaya keras untuk memproteksi harga kakao masyarakat agar tetap stabil sesuai dengan standar pembelian di pasar internasional. Namun upaya tersebut relatif sulit karena ketiadaan data kadar air secara umum yang dapat dijadikan nilai tawar dari produk andalan itu. Kata kunci penting yang terdapat dalam pemberitaan tersebut yakni :
“kadar air kakao kering”
“harga kakao”
“stabil (itas)”
Penentuan Kadar Air Rata-rata Kakao Kering Untuk Menjamin Stabilitas Harga Di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.
Judul seperti ini memberi gambaran tentang suatu hasil peneltian terhadap kadar air rata-rata kakao di Kecamatan Juli. Ketentuan ini merupakan kesimpulan yang diharapkan untuk dilakukannya konversi harga kakao Juli dengan harga kakao berstandar kadar air   pasaran.
3.5        Mengawali Judul Dengan Kata Perbandingan
Dalam suatu tender proyek pembangunan jalan terjadi protes keras dari para peserta. Pasalnya para peserta menggunakan analisa berbeda sehingga menghasilkan nilai penawaran yang berbeda pula. Dalam aksi yang rada baku hantam, para panitia merasa disudutkan karena tidak menjelaskan analisa yang mesti dipakai pada saat penjelasan teknis jelang pemasukan penawaran. Ke-dua analisa yang diperdebatkan dan memiliki perbedaan tersebut yakni analisa BOW dan SNI. Para pengambil kebijakan memutuskan agar dilakukannya klarifikasi terhadap dua metoda perhitungan, untuk didapatkan nilai analisa yang paling menguntungkan negara.
Kata penting dari kasus di atas, yakni :
“analisa BOW dan SNI”
“menguntungkan negara”
Judul yang diperoleh dalam merangkai kata kunci dari kasus di atas adalah :
“Perbandingan Nilai Analisa BOW Dengan SNI Terhadap Keuntungan Negara.”  Tulisan dengan judul seperti ini memberi gambaran tentang suatu kesimpulan dari dua hal yang dibandingkan. Informasi yang diharapkan adalah suatu standar analisa yang akan dipakai untuk menentukan kelayakan nilai. Penelitian yang dilakukan lebih kepada studi literatur sehingga sistematika penulisan dapat mengacu kepada outline studi literatur.
3.6       Mengawali Judul Dengan Kata Penetapan
suatu berita menceritakan, bahwa Desa Meusaho sering diributkan oleh kasus ternak kambing yang selalu memakan tanaman palawija  sebahagian penduduk. Debat yang saban waktu terjadi sering memojokkan para petinggi desa dalam hal tak mampu bersikap. Warga petani mendesak agar dibuatkan peraturan hewan piaraan itu diikat dan jika dilanggar mesti dikenakan sanksi yang keras.  Sementara, para peternak menolak dengan alasan kebun harus dipagar, karena hewan tak mungkin diikat selamanya. Kebingunan para petinggi desa semakin memuncak tatkala harus menentukan dasar ketetapan yang akan dijadikan peraturan desa tersebut. Persoalannya, kedua kepentingan usaha masyarakat tersebut telah banyak membantu ekonomi desa.
Kata kunci yang dapat dirangkai menjadi judul tulisan ilmiah adalah sebagai berikut  :
“Desa Meusaho”
“petani”
“peternak”
“kepentingan”
“peraturan”
            Dengan demikian, judul terpilih  yang terbangun dari rangkaian kata-kata kunci di atas adalah :
Penetapan Peraturan Desa Meusaho Berdasarkan Tingkat Kepentingan Petani dan Peternak
Dari judul yang terbangun dapat memberi kesan kepada pembaca, bahwa akan ditetapkannya suatu peraturan di Desa Meusaho untuk kemaslahatan para petani dan peternak. Kesimpulan pembaca terhadap judul ini, adalah lahirnya suatu ketetapan desa yang didasari dua kepentingan aktivitas masyarakat. Judul ini boleh berupa penelitian lapangan dengan dukungan data primer, bahkan tidak tertutup kemungkinan merupakan studi literatur dengan membandingkan pelaksanaan aturan di tempat lain dengan kasus serupa.







DAFTAR PUSTAKA
§  Ismail, M A, 1995, Petunjuk Praktikum Mekanika Tanah dan Cara Menulis Laporan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
§  Jasin Maskoeri, 1992, Ilmu Alamiah Dasar, Rajawali Pers, Jakarta
§  Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2007, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Indonesia Tera, Jakarta
§  Suryabrata, S, 1995, Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo, Jakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar