Senin, 14 Juli 2014

KELIRU TOKOH

Razuardi Ibrahim, Jakarta 2014

Keliru Tokoh


Umumnya, kita sering keliru melihat tampilan orang-orang di ibukota. Sering pula mengira bahwa yang dihadapi adalah tokoh daerah yang sukses di Jakarta. Padahal mereka itu tidak lebih dari agen-agen jabatan yang kerap mengelabui pegawai-pegawai daerah. Kemarin (Selasa, 15/04/14) aku bertemu dengan salah seorang yang tidak kukenal namun dia pernah menginformasikan tentangku bernilai negatif kepada orang dekatku, meskipun kami tidak saling kenal. Abangnya merupakan pejabat di Jakarta, yang menurutnya memiliki hubungan kekerabatan yang kuat dengan para petinggi pusat. Dia katakan, “kalau jadi pejabat di Jakarta, Sabtu dan Minggu tidak tahu mau pergi kemana”. Aku memperhatikannya tanpa respon namun berusaha memaknai berbagai maksud pembicaraannya. Dalam lanjutan pembicaraan, dia menganjurkan agar kami membuat proposal untuk kegiatan tertentu seraya, “biar saya antarkan ke abang,” katanya. Kali ini aku sedikit terusik dan memberi respon tentang kebutuhan daerah yang tidak asal minta. “Kayaknya yang kita butuhkan hanya kewenangan investasi bang, dalam wujud regulasi” kataku singkat. Dia mencoba mensiasati jawaban dengan berpura-pura mengakui. Tapi aku menyimpulkan dia sedang menokohkan diri, namun gagal untuk menokoh, istilah anak Medan untuk bualan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar