Perubahan Kota Banda Aceh
Salah satu sudut kota Banda Aceh, 2012 |
Banyaknya bangunan bergaya minimalis di Kota Banda
Aceh dan Aceh pada umumnya, bukanlah tanpa sebab. Musibah tsunami pada 26
Desember 2004 yang menghancurkan ribuan bangunan rumah, toko, kantor, dan lain
sebagainya, menjadikan kota ujung Sumatera tersebut terperbaharui dengan
bangunan berlanggam baru trend kota besar di Indonesia, bahkan dunia. Di
kawasan baru seperti jalan tembus simpang Surabaya ke outer ring road
Lampeuneureut telah tumbuh ruko berarsitektur klasik Eropa dan yang bergaya
minimalis. Arsitektur rumah tinggal penduduk pun tidak ketinggalan. Banyak
rumah penduduk baik yang tertimpa tsunami maupun yang tidak namun perlu
renovasi, dirubah agar menyentuh trend minimalis yang terkesan mewah saat ini. Warna
bangunan yang dulunya terkesan takut berekspresi, sekarang menjadi kelaziman
dan cukup merubah suasana. Ke-kontrasan dalam mewarnai bangunan seperti merah
dengan abu-abu, hijau dengan oranye, dan padanan warna lain yang dulunya
dianggap ortodok, sekarang jadi keharusan bagi cita-cita setiap orang yang
membangun rumah baru. Pada bangunan tertentu masih terlihat langgam Islami yang diusung, seperti tampilan Hermes Palace
Hotel, The Pade Hotel, dan lain sebagainya. Namun demikian, style bangunan ini
tidaklah dominan, hanya ditampilkan sebagai pelengkap estetika kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar