Razuardi Ibrahim bersama Bus Sekolah Produk Lokal, 2010 |
Bangkit Produksi Bireuen (Bapobi)
Berbuat untuk Kabupaten Bireuen tidak hanya mesti
mendatangkan anggaran dari pusat atau propinsi dalam bentuk dana segar. Akan
tetapi, setiap upaya pembelanjaan dapat diarahkan ke produk lokal yang
berkembang.
Karoseri Bireuen sudah terkenal di
seluruh Aceh sejak dulu. Namun kehandalan para pelaku karoseri tersebut belum
tersahuti dengan program pembangunan pemerintah daerah. Hal ini terindikasi dari produk
karoseri Bireuen seperti bus hanya diorder oleh kalangan swasta saja, sementara pihak
pemerintah propinsi dan kabupaten di Aceh kerap mengadakan bus sekolah pada
tahun anggaran tertentu.
Dalam tahun 2011 ini, melalui kegiatan
pengadaan bus yang dibiayai Program P2DTK (program untuk pembedayaan daerah
tertinggal), Bappeda
Bireuen melakukan pengaadaan bus sekolah. Pada kesempatan ini saya mengajak rekan kerja di
Bappeda Bireuen, agar pengadaan bus sekolah dimaksud tidak didatangkan dari
luar daerah, melainkan dirakit oleh pabrik karoseri yang ada di Bireuen.
Upaya ini mendapat dukungan luas dari masyarakat Bireuen
sembari membangun imej
sudah saatnya dalam pengadaan barang-barang oleh pemerintah daerah tidak
mengenyampingkan produk masyarakat. Untuk memperkuat imej tersebut, Program P2DTK yang dikoordinir Bappeda Bireuen
pada tanggal 27 Januari 2011
menggelar event Bapobi (Bangkit
Produksi Bireuen) yang menampilkan berbagai produk industri permesinan rakyat
di Bireuen. Tidak hanya bus sekolah, tapi alat mesin pertanian, komputer
rakitan, dan lain-lain. Setidak-tidaknya, gelar Bapobi akan selalu mengingatkan
kita bahwa produk masyarakat Bireuen dapat bersaing dengan produk luar. (Rajju)
Bus Sekolah produk Bireuen |
Jika memang perusahaan lokal punya potensi besar dalam karoseri, kenapa bus sekolah harus mirip dengan angkutan umum? Bahkan hampir tidak ada beda dengan BE ato sejenisnya. Yang pengalaman saya, harus berdesak desakan bersentuhan badan.
BalasHapusKonsep bus sekolah yang ramah lingkungan, kapasitas besar dan lebar, aman dan nyaman jadi pertimbangan untuk di masa depan, dan mendukung program syariah yang dengan mudah bisa memilah dimana pelajar perempuan dan laki laki duduk.
Kalo saya tidak salah, saya pernah melihat bus bantuan tsunami beberapa tahun lalu yang sudah menjadi besi tua di halaman pendopo lama. Menurut saya perusahaan lokal bisa menjadikan design bus tersebut sebagai insirasi bus sekolah masa depan.
Salam,
Saiful Nurdin
iya pol, mestinya memulai
BalasHapus