Kamis, 25 April 2013

ACEH REPTILE PARK


Aceh Reptile Park
 
suasana makan malam dalam dialog
Aceh Reptile Park
Tadi malam (Rabu, 24/04/2013), kami makan bersama rekan-rekan pecinta lingkungan di salah satu cafe di Banda Aceh. Dari banyak hal yang kami ceritakan, Bupati Hamdan mengungkap bahwa dia akan mewakafkan lahan keluarganya seluas satu hektar untuk penyelamatan tongtong, sejenis penyu rawa yang mulai langka. Bahasan semakin hangat, tatkala kami juga mengulas banyaknya buaya di muara sungai di salah satu kecamatan di Tamiang. Rekan-rekan pecinta lingkungan semakin bersemangat dalam menyahuti komitmen Bupati Hamdan. Aku mengajak para volounteer tersebut untuk membuat taman reptil di muara itu. Langsung saja kawan-kawan, khususnya Azhar dari WWF memberi judul terhadap rencana awal itu, “Aceh Reptile Park”,  katanya. Semua kawan setuju dengan ragam khayal masing-masing, namun yakin untuk terealisir. Setidak-tidaknya, kami telah memulai berpikir dalam santai yang terdiri dari :
 
salah satu sudut dialog
Hamdan Sati (Bupati Aceh Tamiang)
Razuardi Ibrahim (birokrat)
Ratno Sugito (TI)
Badrul Irfan (Forum Orang Utan Aceh)
Azhar (WWF)
T Multazam (Micro Hidro Community)
Yusman (WWF)
Ridwan Setiawan (WWF Ujung Kulon)
Muhajir (Micro Hidro)

2 komentar:

  1. Jangan lupa dgn ikan kerling yg dulu juga berlimpah di Sungaitamiang utk diestarikan....Semoga pak Hamdan terus menjadi pelopor utk menjadi pelopor pelestarian alam... Tread the earth lightly...,,,, apresiasin dan atensi om essex n tuan semex berkolaborasi dgn bang hamdan menjadi contoh bagi kabupaten lainnya dalam hal environtment... Keberhasilan pembangunan tidak semata2 kepada pembangunan menuju metropolitan..... Tetapi dapat Mengembalikan ekosistem pada posisi sewbenarnya adalah keberhasilan yg tidak mudah dan patut mendapat reward tertinggi diantara reward2 yg selama ini diberikan pemerintah pusat...... Lanjut bapak2..... Semoga menjadi three musketeer bagi keseimbangan bumi... وَلسَّلاَمُ Herry Thaib

    BalasHapus