Minggu, 15 September 2013

PEMILIHAN KETUA KAFT MUBES KELIMA

Proses Pemilihan Ketua KAFT 2013-2018

Kandidat Damai di Lustrum Ke-lima KAFT, 07.09.13

Sabtu, 7 September 2013, tatkala aku dan beberapa yang lain ditunjuk oleh peserta sebagai kandidat Ketua Kaft priode 2013-2018, banyak hal yang menarik untuk dicermati. Sejak berkumpul di Harouk Cafe tadi malam, kawan-kawan dari Parbu terlihat cemas berharap terhadap kemungkinan adanya perubahan mindset organisasi KAFT, wadah alumni Fakultas Teknik Unsyiah. Mereka terdiri dari kerabat alumni jurusan mesin di bawah angkatan-ku dan kelompok jurusan sipil yang juga jauh di bawahku.
 
Sidang Presidium, Mubes KAFT 07.09.13
Sejak siang, tatkala aku masih di Jakarta, beberapa kawan senior yang dulunya aktivis kampus seperti Anton Kamal, Munizar, Erick Kethank, Maimun Bewok, Rachmatsyah Nusfi, Wesli dan beberapa yang lain menelepon untuk menanyakan kehadiranku pada MUBES KAFT KE-V, di esok hari. Lewat SMS aku mengabarkan bahwa aku akan merapat ke Harouk Cafe seraya memohon agar Anton Kamal dapat menjemputku di Airport Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Sore itu juga aku sudah ditunggu Nono, supir Antor. Setiba aku di Harouk Cafe, jelang Maghrib hari itu, terlihat Dek Is, duduk berdua sesama alumni teknik mesin sedang menanti. Selepas Maghrib hingga tengah malam, kawan-kawan dari berbagai jurusan dan penjuru datang bergabung untuk berseloroh mengenang masa lalu. Menurut Juned, alumni teknik sipil angkatan 2006, jumlah mereka yang datang bergantian tidak kurang dari seratus orang. Anton Kamal, alumni teknik sipil 1982, terlihat kasak kusuk bersama Maimun Bewok untuk mencalonkanku besok. Aku memberi alasan untuk menolak, bahwa sebagaimana komitmen Parbu (Parte Buruh) untuk mencari sosok junior, alumni 1990-an hingga 2000-an.  Di sela-sela itu, terlihat dua alumni muda yang kerap melobi agar dilakukannya voting dalam pemilihan esok hari, namun kurang terpedulikan oleh aktivis Parbu. Di sela-sela canda dan tawa malam itu, beberapa alumni teknik mesin berbisik canda, bahwa mereka pulang dari jauh ke Banda Aceh hanya sekedar menjawab facebook meeting.  

Keesokan harinya, tatkala Mubes berhasil menjaring beberapa sosok bakal calon, termasuk aku salah satunya, kawan-kawan dari Parbu memenuhi ruangan sidang Balee Keurukon Fakultas Teknik. Sebelumnya aku memimpin sidang, namun setelah namaku muncul sidang kuserahkan kepada Suraiya Kamaruzzaman, alumni teknik kimia angkatan 2006. Setelah Suraiya meneliti kandidat melalui berbagai komentar para peserta, tinggallah lima orang kandidat untuk divoting dalam pemilihan itu, yakni Husen Ismayanda (teknik kimia 1977), Jufrizal (teknik mesin 1978), Razuardi Ibrahim (aku dari teknik sipil 1980), Mohammad Tanwier (teknik sipil 1987) dan Teuku Indra (teknik arsitektur 1998). Husen Ismayanda waktu itu membuat penggalangan agar tiada voting dalam pemilihan ketua umum KAFT. Setelah sidang dimulai usai rehat Ishoma, Suraiya kembali memimpin sidang. Di saat itu pula Husen menunjuk tangan agar diberi kesempatan kepada kami berlima yang ditunjuk sebagai kandidat, mengadakan pertemuan kecil. Terlihat adanya komentar kecil dari beberapa peserta junior dan senior atas usulan itu.
 
Suasana Ruangan Sidang KAFT, 07.09.13
 
Dalam rapat kecil itu, Husen selaku alumni yang senior membuka bicara bahwa tidak ada voting dalam pemilihan kali ini. Lantas aku menyatakan setuju seraya menunjuk salah satu dari kami untuk menjadi ketua. Pertama aku arahkan pertanyaan itu kepada Husen kemudian Jufrizal, mengingat mereka merupakan para seniorku. Keduanya menolak, dan menunjuk aku sebagai ketua sesuai alasan Jufrizal bahwa komunitas sipil lebih banyak dari aspek kuantitas. Aku menerima penunjukan itu, karena sejak awal aktivis Parbu telah mengabarkan untuk tidak melakukan voting agar tidak terjadi lagi perpecahan di tubuh KAFT. Suasana damai dan saling mengakui cukup kuat untuk mendukung kebersamaan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar