Awal Khamar Pabrikan
Aku teringat tentang awal maraknya anak-anak muda
di Banda Aceh menenggak minuman keras atau khamar.
Sebelumnya, memang aku sering terdengar orang-orang meminum tuak yang biasa
dalam bahasa Aceh diistilahkan dengan ie
jok masam atau air nira asam. Namun khamar tradisional ini kurang populer
di kalangan anak muda, tanpa aku tahu alasannya. Pada tahun 1972, di mana-mana
terlihat poster atau selebaran orang kuat yang berdiri di samping botol
bertuliskan Anggur Obat Vigour. Beberapa
kawan sekelasku sering mengajak kumpul uang jajan untuk membeli minuman itu
dengan harapan bisa berotot seperti di reklame. Rasanya seperti air tape,
hangat alkohol ringan. Tidak terlalu lama, Anggur
Obat Vigour terkenal hingga ke pelosok desa di Aceh, berkat promosi dengan mobil-mobil
kecil yang bergambar obat kuat di seluruh dindingnya. Apalagi mobil-mobil itu
dilengkapi dengan microfon yang selalu menyiarkan manfaat Anggur Obat Vigour berikut hadiahnya. Pada tahun 1973 muncul produk
lain sebangsanya, yakni Viat Sing yang
juga ramai dibicarakan kawan-kawanku di berbagai tempat, tanpa lupa mengajak
untuk mencoba produk obat pembentuk otot tubuh tersebut. Pada tahun 1974, di
Blang Padang, tempat biasa keramaian diadakan di Banda Aceh, muncul lagi promosi
produk obat lain, yakni Anggur Tonic Si
Agogo. Di Tahun itu aku telah menduduki kelas I SMP yang tentunya telah
menemukan teman berbeda. Pada setiap jam istirahat, kawan-kawanku selalu
berdiskusi tentang minuman baru itu. Di tahun 1975 hingga selanjutnya, anak-anak
muda di Banda Aceh biasa dengan mengenal produk khamar pabrikan, seperti Asahi Beer, Beer Bintang, Doble Cat,
Kamput, Stevensons, dan beberapa yang lain. Pada tahun 1978, tatkala aku
telah duduk di kelas II SMA, menyaksikan rekan-rekanku tak sadarkan diri
setelah pulang dari tepi kali Aceh, tempat orang-orang menjual berbagai khamar,
merupakan keseharian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar