Istana
Darat Tamiang
Istana Darat, Tamiang |
Masyarakat
Tamiang menyebutnya dengan Istana Darat. Terletak di lintasan jalan nasional
Medan-Banda Aceh, tepatnya di desa Tanjong Karang, Kecamatan Karang, Tamiang.
Rumah yang terbuat kayu dan ditopang beberapa tiang beton setinggi 3,5 meter
dengan luas kurang lebih 100 meter persegi. Rumah dua lantai itu merupakan
warisan Raja Karang yang kemudian ditempati keluarga Teungku Mariani Arifin. Teungku
Arifin merupakan keturunan Raja Karang yang berpulang ke Rahmatullah pada 1961.
Menurut Ahmad Dahlawi Al Mujahid, salah seorang putra Tgk Amir Husin Al Mujahid, kakaknya yang tertua Cut Danila Helwani,
lahir di rumah itu, sekitar tahun 1951. Rumah bersejarah itu dibongkar pada
tahun 2011. “Mestinya pihak pemerintah daerah kala itu menyelamatkan rumah
tersebut sebagai situs sejarah,“ kata Dahlawi yang pernah tinggal di rumah
tersebut sekitar tahun 1968. “Pada tahun 1960-an, banyak orang-orang dari Gayo
dari Lokop yang menginap di rumah ini untuk istirahat setelah beberapa hari
perjalanan membawa hasil bumi,” kata Dahlawi lagi. Ianya juga meceritakan bahwa
di rumahnya sering dikunjungi Pang Badu, seorang peramal dari Tanah Gayo.
Sepengetahuan Dahlawi, rumah ini berasal dari istri pertama Teungku Muhammad
Arifin dan tukang pembuat rumah itu berasal dari Cina.
Aku
kembali ke rumah Dahlawi pada Selasa (5/3/13), untuk mengambil foto Istana Darat
yang pernah ia janjikan minggu lalu. Foto itu agak kabur namun cukup dapat
memberi ilustrasi terhadap bentuknya. Menurut pengamatanku, rumah itu pernah
dipugar juga untuk memenuhi standar tempat tinggal, yang terindikasi dari bentuk
jendela di bawah rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar