duduk kerabat, 27 Maret 2013 |
Pagi Jum’at, 29 Maret 2013, di Lamprit, Banda Aceh,
mendadak Rachmat ditelepon Hasbi Armas dari Jakarta dengan tiga hal yang
disampaikan. “Pertama Hasbi megeluh bahwa
kawan-kawan tidak lagi mau mengangkat teleponnya,” kata Rachmat. Aku
didampingi Saifullah, mahasiswa teknik angkatan 1999, mendengar cerita Rachmat
tanpa komentar karena aku juga banyak dikabari rekan lain tentang hal itu. “Kedua dia minta tolong jualkan tanahnya
untuk kau,” sambung Rachmat lagi. Aku mulai respon dan tersenyum menanggapi
hal ini,” karena kita dianggap banyak
duit,” sambungku sepintas. “Ketiga
seputar rencana lustrum fakultas,” kata Rachmat sambil terkekeh. Lantas
Rachmat banyak mengulas tentang dialognya dengan Hasbi yang menyita waktu
kurang lebih satu jam. Merespon hal yang ketiga Rachmat berbicara keras sambil
menyampaikan kepada Hasbi bahwa, “ini semua
ulah kau dan kawan-kawan,” kata Rachmat dengan nada tinggi. Menurutnya,
Hasbi membantah dan berkelit bahwa tak ada yang bantah ketika dia mengusul nama
calon ketua yang bukan alumni, lima tahun silam.
Rabu, 27 Maret 2013 |
Lantas Rachmat melanjutkan,”Hasbi sudah meminta kepada Is Samin agar
sebuah koran memberitakan tentang kepemimpinan ketua alumni sekarang gagal.” Menurut Rachmat, Is Samin menolak dengan
alasan tuduhan negatif itu akan berpulang kepada mereka sendiri. Dalam nada
keras, Rachmat mengatakan kepada Hasbi, ”jangan
kau buat fitnah baru lah,” ungkap Rachmat berapi-api. Aku mendengar saja
cerita Rachmat tanpa respon berarti karena aku tidak suka mendengar cerita
alumni yang menurutku semakin tidak jelas tujuannya itu. Lantas, Rachmat
mengulang lagi cerita kelakar bersama kawan-kawan di Harouk Cafe, Kedah, banda
Aceh, malam tadi. Akhirnya,“Tidak ada
ikatan alumni Fakultas Teknik Unsyiah, selain upaya penciptaan sejarah bersatu
yang gagal andil birahi pendustaan,” simpul bersama dalam duduk
kongkow-kongkow.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar