Sinopsis Tun Sri Lanang
Tun Sri Lanang
bernama asli Tun Muhammad bergelar Dato’ Bendahara Tun Muhammad dan Orang Kaya
Seri Paduka Tun Seberang. Sebelum memimpin Negeri Samalanga 1615-1659 M, merupakan seorang Bendahara
(Perdana Menteri) Kerajaan Pahang.
Kisah Tun Sri Lanang bergulir ketika negeri-negeri di dataran Malaka
jatuh dalam jajahan Portugis sekitar 1511 M. Sejak saat itu, kekacauan melanda
kawasan negeri melayu dan telah menyebabkan kebesaran kesultanan Islam Malaka
hancur bercerai. Sehingga, banyak para petinggi kerajaan menyelamatkan diri ke
sejumlah negeri Islam. Di antaranya, Pahang, Johor, Aru (Pulau Kampai), Perlak,
Pattani dan Samudera Pasai.
Kondisi ini telah membuat Sultan Alaidin Ali Mughayatsyah, gundah
dengan keadaan buruk yang diderita oleh negeri-negeri Islam. Dia lantas
memproklamirkan kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1512 M. Semula misinya untuk menyatukan negeri-negeri
kecil seperti Tamiang, Aru, Passai dan Pedir. Karena dengan aliansi kerajaan
Islam ini, akan menjadi kekuatan besar untuk berperang melawan Portugis yang menjajah dataran Malaka dan
Sumatera.
Waktu terus bergulir, akan
tetapi perjuangan menyatukan negeri gagasan Sultan Aceh pertama kemudian
dilanjutkan oleh keturunannya, yakni Sultan Alaidin Riayatsyah Alqahhar, Sultan
Alaidin Mansyursyah, Saidil Mukammil dan Iskandar Muda. Sejak berdiri hingga zaman kepemimpinan Sultan
Iskandar Muda, Kerajaan Acheh Darussalam berhasil menjalin hubungan luas.
Selain memiliki persahabatan dengan negeri-negeri di nusantara, juga berhasil
membuka hubungan bilateral ke timur tengah serta Asia Timur. Di antaranya
Turki, Maroko, India dan Persia.
Selain itu juga termasuk negara non Islam dataran
Eropa, sehingga Kerajaan Aceh cukup disegani di seantero dunia. Kondisi itu
menjadi ancaman paling besar bagi Portugis yang masih menguasai Malaka. Karena
peperangan terus dilancarkan ke kubu-kubu pertahanan bangsa penjajah itu.
Berkat perjuangan keras, akhirnya satu persatu negeri dapat direbut kembali dari
kafir Portugis. Bintan, Kedah, Johor, Pahang dan Trenggano mampu dikuasai
Iskandar Muda.
Namun, peperangan itu terlalu banyak merenggut korban jiwa menyebakan
populasi rakyat Aceh merosot tajam. Sultan berinisiatif membawa rakyat dari
negeri yang telah dikuasai, untuk dipindahkan menetap di Aceh. Termasuk ketika
berhasil menghancurkan Batu Sawar di Negeri Johor pada 1613. Hampir semua
penduduk di negeri ini, beserta petinggi kerajaan bermigrasi ke Aceh, di antaranya
Raja Husein (Iskandar Thani), Puteri Kamaliah (Putroe Phang) dan Bendahara
(Perdana Mentri) Tun Muhammad yang cukup dikenal memiliki keteguhan iman dan
budi pekerti luhur.
Karena Sultan Iskandar Muda bertekad mengembangkan ajaran Islam di
kawasan pesisir timur, maka Tun Muhammad lalu diangkat menjadi Raja Samalanga
pertama guna memperluas kepemimpinan sultan. Serta menyebarkan Islam di timur
Aceh. Kemudian pada 1615 M, Tun Sri Lanang resmi menjadi raja perdana negeri
Samalanga.
Pada zaman pemerintahannya, kerajaan itu berhasil mengembangkan Islam
di pesisir utara hingga kawasan timur Aceh. Selain ahli tata pemerintahan, dia
juga dikenal sebagai punjangga melayu melalui karya besar yang dituangkan dalam
kitab Sulalatus Salatin (Pertuturan Segala Raja-raja).
Kitab fenomenal ini berhasil dirampungkan ketika
ditawan di kawasan Samudera Pasai. Karya tulis Tun Sri Lanang itu, menjadi
goresan sejarah yang masih tersisa dari kegemilangan kerajaan Islam Samalanga.
Kemudian negeri kecil di kawasan ujung barat Kabupaten Bireuen ini, diperintah
oleh keturunannya yakni Tun Rembau yang dikenal T Tjik Di Blang Panglima
Perkasa.
Titisan Tun Sri Lanang
ini menjadi Ampon Chik Samalanga, sesuai silsilah keluarga Ulee Balang itu
seluruhnya mengenakan gelar Bendahara sebagai identitas kebangsawanan. Sampai
Mayjen T Hamzah Bendahara yang menjadi putera terbaik Indonesia di era akhir 60
an silam.
Selain itu, keturunan Tun Sri Lanang juga kembali ke
Johor dan menjadi petinggi kerajaan negeri ini, hingga menguasai negeri melayu
seperti Selangor Darul Ihsan, Pahang, Johor dan Trenggano. Mereka adalah
keturunan Tun Abdul Majid yang menjadi Perdana Menteri (Bendahara) Johor,
Lingga dan Pahang Riau tahun 1688-1697 M.
Kitab fenomenal ini berhasil dirampungkan ketika ditawan di kawasan Samudera Pasai. Karya tulis Tun Sri Lanang itu, menjadi goresan sejarah yang masih tersisa dari kegemilangan kerajaan Islam Samalanga. Kemudian negeri kecil di kawasan ujung barat Kabupaten Bireuen ini, diperintah oleh keturunannya yakni Tun Rembau yang dikenal T Tjik Di Blang Panglima Perkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar