Kaligrafi
Batu Anjongan Mon Mata
batu kaligrafi Anjong Mon Mata, 2013 |
Suatu
ukiran kaligrafi masih utuh di pintu masuk Anjongan Mon Mata, Banda Aceh. Kaligrafi
asri itu dibuat pada tahun 1981 untuk memperkuat kesiapan perhelatan besar
nasional yakni Musabaqah Tillawatil Qur’an (MTQ) Ke 12 yang di adakan di Banda
Aceh. Goresan kaligrafi di batu buatan yang mengagumkan itu tentu hasil karya
para seniman besar Aceh yang eksis di tahun itu. Tatkala pertama kali aku
melihat karya seni tersebut di tahun 1982, batu itu tanpa dicat, masih berwarna
semen alami namun sekilas terkesan batu orisinil yang di pahat. Waktu itu aku hanya mengagumi tanpa berniat
untuk mengetahui siapa yang membuatnya.
Pada
Jum,at 8 Maret 2013, aku mengunjungi tempat itu untuk mengantar surat ke Bupati
Tamiang yang rapat di Pendopo Aceh. Batu kaligrafi yang kusaksikan 31 tahun
silam telah dicat hitam dengan tulisan ayat Alqur’an bercat putih. Aku tidak
mengabaikan perhatianku karena karya yang menjadi saksi sejarah perhelatan
besar di Aceh masih terkagumi. Aku tanya pada beberapa orang pensiunan yang
menyaksikan MTQ waktu itu, tak satupun memberi jawaban tentang sosok pencipta
karya seni tersebut. Namun dari ekspresi karya seni itu aku sedikit menebak,
bahwa karya itu mirip goresan AD Pirous, seniman besar Indonesia asal Aceh.
Waktu
itu banyak prasarana dan sarana yang dibeli melalui dana besar untuk
memeriahkan acara keagamaan ini. Ada tribun pengunjung di Desah Arafah, nama
lain lapangan Blang Padang tempat berlangsungnya musabaqah, kemudian fasilitas
ini menjadi tribun penonton di Stadion Di Murtala, Lampineueng, Banda Aceh. Artinya,
ada aset MTQ yang termanfaatkan sebagai fasilitas umum hingga hari ini. Sungguh
mulya pemikiran para pengambil kebijakan pembangunan kala itu. Tidak itu saja, gedung
pertemuanpun ada yang terpakai hingga saat ini, antara lain Gedung Anjongan Mon
Mata berikut beberapa bangunan utuh di sekitarnya. Di samping itu, banyak pula
barang bergerak seperti mobil dan beberapa fasilitas lain yang disediakan untuk
mendukung suksesnya MTQ Ke-12. Dari semua terawangku ke masa lalu, aku senang
sekali karena karya batu bertuliskan ayat Alqur’an di tahun Aceh mampu berkolaborasi
dengan seniman ternama, 1981, masih kunikmati hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar