Dosen FT antar jurusan April 2013 |
Pemilihan
Dekan Teknik
Rabu,
1 Mei 2013, merupakan hari bersejarah bagi para civitas akademika Fakultas
Teknik Unsyiah. Hari itu pemilihan pimpinan fakultas yang memproduksi para
teknisi rancang bangun, ahli teknik. Dalam kesendirian di perjalanan, aku memohon
kepada pemilik segala ilmu, Allah SWT, agar pemilihan di kampusku dulu itu
tidak mengalami hambatan yang memalukan. Jika hanya terhambat dari kekurangan konsumsi
tidak sulit diatasi, kebetulan aku mengetahui Maimun Bewok lagi di Banda Aceh.
“Iya Mun, kau rebus air dan masak
ongol-ongol aja,” jawabku lewat hape kepadanya
yang mengaku resah jika terjadi pertikaian yang bermuara kepada lebel para
alumni. Maimun juga tidak sepakat jika pemilihan pimpinan Fakultas Teknik
membangun perpecahan berkelanjutan. “Coba
kau liat waktu pemilihan dekan FKIP yang ribut awal tahun ini. Walaupun bukan
fakultas kita tapi di koran-koran disebutkan Unsyiah,” kata Maimun sambil
menggaruk dagunya yang ditumbuhi bulu-bulu putih calon jambang. Ungkapan Maimun
berdampak terhadap minatku untuk mencari kliping koran yang menceritakan
konflik di fakultas keguruan beberapa bulan silam. Perseteruan para dosen untuk
memperoleh jabatan struktural di kampus universitas negeri menggiring budaya
curiga dan ragam premordialisme yang kian menggejala. Definisi pendidik kayaknya
perlu ditinjau ulang, karena cukup mempengaruhi sistem pola pikir masyarakat.
Indikasi ke arah itu lumayan banyak meski tersamar dalam suatu eleganitas ketabuan
yang terjaga dalam keberpura-puraan.
Aku
mendengar dari beberapa kerabat, para kandidat Dekan Fakultas Teknik Unsyiah
terdiri dari tiga orang, yakni Abdullah, Mirza Irwansyah dan Khairil. Ke-tiga
kandidat ini membentuk tim suksesnya masing-masing yang sudah barang tentu
mengusung nilai jual. Mereka merupakan dosen terbaik dari jurusannya
masing-masing, berturut-turut teknik sipil, arsitektur dan elektro. Dalam
pemilihan hari itu, Mirza Irwansyah muncul sebagai pemenang dan bakal diserahi
mandat memimpin fakultas itu selama empat tahun ke depan, 2013 hingga 2017. Mirza
merupakan kerabatku yang juga se-angkatan denganku ketika kami sama-sama di
Sekolah Menengah Lanjutan Pertama.
Dari
berbagai pembicaraan, beberapa dosen mengungkap kekecewaan terhadap hasil
pemilihan di fakultas bergengsi itu. Kekecewaan yang terjadi umumnya didasari
atas pengalihan komitmen para pemilih terhadap sosok tertentu. Suasana hati
yang tidak menguntungkan seperti ini sulit terpupuskan secara serta merta
karena harapan perasaan yang cukup menggebu. Dampak lain yang masih dalam
wilayah manusiawi dan pasti, yakni friksi perasaan antar pengajar di satu
lokasi secara berkelanjutan. Namun satu pertanyaan, “berapa kalikah pemilihan dekan FT serta seberapa banyak pula friksi perasaan antar dosen yang
terakumulasi saban musim suksesi ?”. Semoga kampus para calon teknisi yang
memiliki kompetensi papan atas di Aceh itu mampu memberi solusi terhadap suatu
kondisi suksesi tanpa friksi di empat tahun mendatang. Dan yakinlah, contoh yang ditayangkan bukanlah bahagian solusi pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar