Tidak
jarang terberitakan, bahkan tersaksikan kegagalan perencanaan yang bermuara kepada
kehancuran konstruksi. Keadaan menajadi fatal, manakala kehancuran yang terjadi
mencederai atau menewaskan banyak manusia. Mungkin saja pihak tertentu memvonis
bahwa kegagalan itu merupakan tanggung jawab personal. Indikasi ke arah ini
dapat disinyalir dari rendahnya responsibiliti kelompok dalam merekomendasi
kausalitas dan dampak kegagalan infrastruktur tertentu. Namun, intervensi mindset berpeluang membangun definisi
baru terhadap keberadaan kelompok ahli rancang bangun di suatu tempat atau
kesamaan proses dari produk perancang itu sendiri. Artinya, tidak tertutup
kemungkinan bahwa mindset awam
memvonis kualitas sama bagi asal kelompok perancang akibat kontribusi kegagalan
personal.
Aku
ingat dalam suatu seminar ke-tekniksipilan tentang suatu semboyan yang terusung
sejak lama, yakni kegagalan seorang dokter hanya mengorbankan satu nyawa namun kegagalan
seorang insinyur dapat memusnahkan ribuan jiwa. Tetapi aku belum mampu memaknai sejauh mana semboyan ini
berlaku dan untuk siapa dia hadir. Para awam pro teknik sipil mengakui
kebenaran semboyan ini bahkan sudah merambah dalam suatu strata adagium tanpa
bantahan. Pada saat ini aku masih ingin mengingat kembali sosok mana pencetus
adagium itu untuk sama mempertanggungjawabkan kelahirannya bahkan
keberlanjutannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar