Ketika azdan Zuhur berkumandang, Kamis, 1 Agustus 2013, Ustadz T Helmi, staf ahli Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Tamiang datang menemuiku di ruang kerja. Beliau menanyakan kesediaanku untuk mengisi pengarahan dan sedikit tausiah di hadapan para jamaah yang menggunakan aula Setdakab Aceh Tamiang. "Karena hari ini terakhir jamaah di situ pak," kata T Helmi. Aku merasa memiliki pengalaman baru di Aceh Tamiang, yakni sebagai penceramah. Memang jadwal penceramah sudah dipersiapkan beberapa minggu sebelum puasa yang berurutan mulai hari pertama hingga seterusnya, yakni Bupati, Wakil Bupati dan Sekda. Namun tatkala sampai giliranku, aku ditugaskan Bupati Hamdan ke Jakarta untuk suatu rapat. Aku menyampaikan peranan khalifah secara luas pada hari ini, seperti yang difirmankan Allah pada awal penciptaan manusia.
 |
| Razuardi Ibrahim, dalam Tausiah Ramadhan di Sekretariat Kabupaten Aceh Tamiang, 1 Agustus 2013 |
Aku merasakan tiada hal yang menyulitkan sebagai penceramah asalkan dengan syarat menguasai materi pembicaraan dan punya kemauan. Kemudian kaitkan dengan informasi terkini dan ceritakan juga tentang alasan atau dampak yang terjadi. Pilih topik yang tidak berkenan dengan beban psikis masing-masing, seperti seorang penceramah yang beristri lebih dari satu jangan mengulas tentang poligami atau hal lain yang dapat mempengaruhi psikologis penceramah yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar