Selasa, 19 Juni 2012

KIAT MEMBANGUN

MEMBANGUN JEMBATAN DI BIREUEN

klipping koran Tahun 2001
Pada masa awal pemekaran Bireuen sebagai kabupaten, yang ditandai dengan pelantikan kepala dinas, badan dan kantor di lingkungan pemerintahan kabupaten baru ini, dilakukan pembahasan tentang prioritas pembangunan fisik (infrastruktur), khususnya jalan dan jembatan. Dari aspek ini yang lebih utama adalah pembangunan jembatan besar yang terdapat pada sungai-sungai luas. Asumsi yang diperkirakan waktu itu adalah peluang prioritas pembangunan dari pemerintah atasan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur daerah sebagai  bahagian dari tujuan pembangunan nasional. Pada kesempatan ini, disusunlah rencana kerja pembangunan jembatan  dalam wilayah Kabupaten Bireuen meliputi, jembatan Krueng Meuseugob (sekarang Kecamatan Simpang Mamplam), Blang Mane (Kecamatan Peusangan Selatan), Sarah Sirong (Kecamatan Juli), Mon Klayu (Kecamatan Gandapura), Lawang Wie (Kecamatan Peudada), dan Lawang Uneuen (Peudada).  Perencanaan dan survey semua jembatan itu dilakukan oleh tenaga Dinas Bina Marga. mengingat ketiadaan anggaran waktu itu. Pada tahun 2001 jembatan-jembatan besar itu mulai dibangun dengan alokasi anggaran seadanya sesuai kemampuan APBK waktu itu. Penyelesaiannyapun memakan waktu beberapa tahun, ada yang dua tahun, tiga, bahkan terakhir yakni jembatan Mon Klayu yang diresmikan pemakainanya pada 2011 oleh Bupati Nurdin.
Jembatan Blang Mane, Peusangan Selatan, produk 2001 
Jembatan Krueng Meuseugob, Simpang Mamplam, 2001
Jembatan di atas merupakan jembatan rangka baja yang jika diperkirakan dengan kemampuan anggaran daerah relatif sulit dilaksanakan. Namun, kebersamaan yang terjalin dari berberapa tokoh masyarakat dalam mendukung Kepala Dinas Bina Marga beserta Staf untuk pengurusan ke Jakarta, berbagai kesulitan teratasi.   Hal ini perlu dikisahkan untuk menambah spirit pihak tertentu, khususnya aparatur dalam menyikapi kebutuhan pembangunan daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar