Sabtu, 22 Februari 2014

PUISI KECUT

yang kecut salah

manakala tiada maklum itu
dada menyesak lengkapi sengal suara
tegar tertantang dalam tatap tanya
berisik di telinga semakin berat 
petanda peka datang hampiri

upaya demi upaya
untuk yang mengasihinya
terlebih menjaganya
meyakini sosok itu tulus dampingi
jelita tuju yang berjarak
pun tersayangi

tiada upaya maaf
kecut salah andil keterbatasan
relung tetap berkata
penuhi pintanya
harapan sepasang mata bola
tiada pupus bergelayut di langit-langit

kualasimpang, 23.02.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar