Selasa, 07 Januari 2014

SMS PUNGLI

SMS Pungli

Di suatu pagi, Senin (30/12/13), aku mendapatkan SMS yang berisikan kalimat hujatan untuk DPKKA dan aku sendiri. Menurut SMS yang berasal dari hape bernomor +6281361105919, aku menerima uang dari Kepala DPKKA sebanyak lima puluh juta rupiah dari kutipan yang dilakukan dinas itu. Awal kalimat SMS itu lumayan menarik yakni, “KASIHAN PAK SEKDA”.......dan seterusnya hingga di penutup SMS itu tertulis tambahan kalimat yang aku yakini dari pemilik hape di atas, “Sms masuk ke hp sya..,” tulisnya. Aku membalas dengan kalimat singkat, “Oya, saya gak tau. Tapi kok ada karangan begitu ya, he he he,” tulisku. Namun dapat ditebak, tanpa balasan. Berselang beberapa jam, aku menerima lagi SMS serupa dari hape berbeda bernomor +6285370107506 yang pemiliknya aku kenal. Sekira pukul 09.00 WIB hari itu juga, Bang Ucok Brimob datang menemuiku di ruang kerja. Kami membahas tentang surat permohonan  bantuan yang dikirimnya untuk  Pemkab Aceh Tamiang. Bang Ucok juga menulis dalam awal suratnya salah sebuah ayat dari Surat Yasin sembari dibacakan dan diartikannya kepadaku. Aku memujinya karena sosok ini sering diceritakan beberapa kalangan sebagai sosok bernilai negatif, namun selama berdiskusi dengannya tidakpun aku pernah mendengar dia memojokkan sosok tertentu. Dia  merendah, “ah, nggak lah itu kan hanya satu ayat saja yang agak saya tahu,” katanya. Tidak lama dari diskusi kecil itu, Bang Ucok membahas tentang SMS itu yang juga dikirim kepadanya, “begitu saya telpon hapenya mati, saya SMS tidak dibalas,” terangnya. Beberapa kepala dinas yang menemuiku juga bercerita hal serupa seputar isu SMS itu sambil berkomentar, “di sini biasa hal begitu pak,” kata salah seorang dari kepala dinas waktu itu. Padahal aku pernah mengalami hal serupa, tatkala jelang bertugas di kabupaten ini bahkan mengancam demo. Waktu itu berita tentang demo dibicarakan banyak orang dan disampaikan pula oleh orang-orang tertentu kepadaku.   
Ucok Brimop, 2013
Beberapa hari sebelumnya, ada juga SMS dikirimkan kepadaku dari seorang jurnalis, “pak tolong selesaikan konflik pungutan liar di DPPKA Tamiang,” katanya. Aku tidak paham yang dimaksudkan jurnalis ini namun kubalas juga sekedarnya, “ya kalau pungli seperti katamu, lapor ke pihak terkait lah,” seingatku begitu SMS ku. Setelah kuterima SMS seperti cerita di atas, tentu pikiranku menerawang ke SMS jurnalis ini. Tanpa harus mencari tau tentang muasal berita seperti ini, kucoba memaknai kondisi sistem sebagai bahan pembelajaran bagi yang memerlukan. Kesimpulanku,  karena aku tidak peduli bahkan tidak tertarik untuk merespon hal serupa ini maka aku dilibatkan. Sesungguhnya hal ini merupakan suatu gejala sosial akibat tradisi sistem yang responsif terhadap berbagai isu tanpa pencermatan. 

2 komentar:

  1. Bang... sms siapa ini baang...
    Bang... pesan nya pakek sayang...sayang...
    (Ria Amelia - DANGDUT VERSION)
    Xixixixi.....

    BalasHapus
  2. Nggak tau abang, tapi karangan ini nikmat dicermati, he he he. Lumayan juga untuk nambah pahala, he he he

    BalasHapus