Sabtu, 14 Desember 2013

BENCANA SOSIAL DALAM KOMUNITAS


Hingga Desember 2013, masih banyak kalangan tertentu membangun komunitas dengan lebel tertentu pula. Lebel itu biasanya lebih berorientasi kepada forum silaturahmi atau sebangsa komunitas sosial lainnya. Pimpinan kelompok yang men-declare terbentuknya komunitas pada awalnya menyikapi kerabat yang bergabung dengan santun dan bersahaja. Layaknya pemuka yang masih membutuhkan perhatian peminat, di samping membangun pencitraan diri. Kompetensinyapun hanya sebatas ekspresi keterampilan pelayanan sosial yang tinggi. Banyak kunjungan sosial dan gaung pengumpul massa yang dilakukan, seperti kenduri, halal bi halal, kunjungan anggota yang sakit, dan lain sebagainya. Namun pergeseran misi mulai terasa tatkala jumlah komunitas telah memenuhi harapan dan diyakini mampu menggalang show of force. Alat komunikasi yang dipakai pada masa sekarang sangat mudah, yakni fasilitas handphone mutakhir yang mampu melayani dengan ragam fitur. Hingga waktunya tiba, pemimpin komunitas mulai menyatakan hasratnya untuk mengusung diri ke dalam kancah yang lain, biasanya kancah yang bersifat politis seperti mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, bupati, atau posisi lainnya. Banyak kalangan menyimpulkan bahwa petaka sosial serupa ini merupakan jebakan yang mengeksploitir ketulusan dengan menggunakan instrumen pembodohan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar