Minggu, 29 Desember 2013

TAK PUNYA UANG PEMILU

Razuardi Ibrahim bersama Sekwan Tamiang
Hidayat, Desember 2013

Dialog Tak Punya Uang Pemilu

Suatu malam di bulan Desember 2013, aku makan malam bersama Bupati Aceh Tamiang dan beberapa kawan. Salah satu dari kawan tadi merupakan peserta pemilu legislatif tingkat kabupaten yang akan berkompetisi pada April 2014. Dia bercerita bahwa dia tidak memiliki dana yang cukup untuk persiapan pesta demokrasi tersebut.

Lantas aku bertanya,
“berapa suara bapak perlu? ”.

Dia menjawab,
seribu lima ratus suara”.

“Jadi berapa bapak perlu uang?,” tanyaku lagi.

Paling tidak dua atau tiga ratus juta lah untuk semuanya,” jawabnya berharap mendapat respon bantuan dariku.

“O, tidak banyaklah,” kataku singkat.

“jadi............ ?,” sambutnya setengah penasaran dengan mata berbinar.

“Bapak utang saja sama 1500 atau 2000 orang pemilih di daerah bapak, masing-masing seratus ribu dan janji bayar setelah pemilu,”  sambungku lagi.

“Wah apa maksudnya, payah lah itu,” katanya setengah kecewa.

“Kok payah, ini sambil menguji benar atau tidak mereka setia kepada bapak,” jelasku.

“Nanti bayarnya gimana ?,” tanyanya penasaran.

“Tidak usah digunakan uang itu, cuma untuk mengikat batin saja, jika ada yang tidak memberi artinya dia tidak setia kepada bapak dan tidak akan memilih bapak,” jelasku lagi.

Iya juga ya, cuma capek juga mencari orang sebanyak itu,” gumamnya.

“Ah, tidak lah kalau diatur. Setelah pemilu kembalikan uang itu,” kataku lagi.


Aku lihat dia merenung sejenak seraya mengunyah tumis kangkung dan disambut gelak tawa kawan-kawan lain serta Bupati. Aku menjelaskan juga, bahwa sebenarnya pemilu itu tidak perlu mengeluarkan uang atau membeli suara.  “Apa adanya saja Pak,” kataku ketika awal bahasan. “Tapi tidak mungkin tanpa uang, karena orang lain semua pakai uang,” sahutnya. “O, iyalah karena zaman sudah terbalik-balik, kita balik saja konsepnya,” sambungku lagi seraya menjelaskan jika kita tak mampu memberi uang maka kita harus mampu mengutang uang pada konstituen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar