Minggu, 29 Desember 2013

PESAN POSTER

Pesan Poster

Jelang akhir 2013, poster, baliho, spanduk, dan lain sebagainya marak dipasang di tepi jalan, desa, dan tempat strategis tertentu. Pencitraan yang dibangun sosok tertentu tidak jarang disertai dengan jargon, motto, atau slogan tertentu pula. Banyak kalangan mengomentari tentang keberadaan  aneka poster tersebut, bahkan, “salah-salah berdampak pembodohan, kebohongan, provokatif dan macam-macam,” kata seorang pengunjung warung kopi di Langsa. Aku mendengar dan mencermati  ocehan beberapa anak muda facebooker tersebut hanya sebatas ingin menyimpulkan pola pikir generasi saat ini. Aku menyimpulkan mereka apatis terhadap keadaan karena, “ya, terserah saja. Bagi yang memilih dibodohkan silahkan, yang mau dibohongi silahkan, yang mau diprovokasi juga silahkan,” kata salah seorang dan diiyakan yang lain. Aku memahami dari penggalan dialog, tergambar komentar mereka terhadap sosok-sosok peserta pemilu yang terpampang di poster dan baliho sepanjang jalan.


Asyik juga aku menikmati prilaku beberapa anak muda itu, seakan terulang masa aku di kampus dulu di tahun 1980-an. Bedanya, dulu tidak ada poster atau foto peserta pemilu selain tanda gambar saja. Aku semakin mendalami tatkala bahasan mereka rada menghujat sosok tertentu yang sepertinya mereka kenal, “mana bisa apa-apa dia, tapi berani janji pula ,” kata pemuda berkulit hitam dengan nada keras seraya disambut gelak yang lain.  Waktu ini, aku mulai menyimpulkan bahwa mereka tidak ingin terjebak dengan janji atau slogan yang ditampilkan pada berbagai poster karena mereka memahami tentang latar belakang sosok tertentu yang tidak memiliki finansial dan kompetensi. Oleh karenanya aku mulai memahami alasan banyak kegiatan yang menampilkan slogan, ajargon, motto atau apapun namanya, yang tidak berkaitan dengan keberadaan sosok bersangkutan.

Sudah saatnya pencitraan sosok yang akan tampil sebagai public figure jika memerlukan slogan, seyogiyanya disertai kompetensi berbasis masalah publik. Tidak sulit melakukan itu, namun membutuhkan komitmen dan kesiapan tampil terbuka jika dipertanyakan. Contoh mudahnya, jika pada suatu daerah pemilihan terancam amukan kerbau liar maka kompetensi sosok diarahkan kepada keahlian mengatasi amukan. Dalam khayalku, aku coba menyusun slogan dalam poster  untuk sosok yang akan tampil di daerah ancaman kerbau liar, Saya Drs. Ir. Rubod, S Pend, Pakar Penjinak Kerbau Liar Menjamin Jika Terpilih Akan Menganggarkan Biaya Senam Sesar Bagi Makhluk Itu”.  Aku meyakini Rubod akan didatangi banyak orang untuk menanyakan solusi mengatasi ancaman amukan kerbau liar di daerah itu.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar